Salam Entrepreneur...
Mari kita bersama sekarang belajar lebih jauh tentang peluang. Banyak orang menyamakan
antara Ide Bisnis dengan Peluang Bisnis. Menurut kami, sebenarnya berbeda. Kalau
sekedar ide bisnis, pergilah ke Mall. Kita akan menemukan begitu banyak ide bisnis.
Kalau di Mall itu ada 200 toko, ada 200 ide bisnis. Kalau kita pergi ke toko itu,
ada 10.000 produk, kita bisa menemukan 10.000 ide bisnis. Tapi apakah ide bisnis
itu menjadi peluang bisnis kita? Belum tentu. Tidak selalu.
Jadi, apa itu peluang bisnis? Lebih spesifik lagi, apa peluang bisnis untuk kita?
Peluang bisnis untuk kita apabila kita bisa menciptakan sebuah solusi dari masalah
yang dihadapi oleh pelanggan dan kemudian ketika solusi itu bisa kita kembangkan
pelanggan menerimanya dan sanggup membayarnya. Jadi, ada masalahnya, ada solusinya
dan ada kesanggupan untuk membayar dari pelanggan itu. Itu baru peluang bisnis.
Nah, sudah punya peluang bisnis pun belum tentu berhasil. Kenapa? Karena peluang
bisnis harus kita bungkus dengan bisnis model yang tepat, dengan bisnis strategi
yang tepat dan juga dengan bussines plan yang tepat. Barangkali sudah ada bussines plannya.
Barangkali sudah ada bisnis modelnya, juga bisnis strateginya. Namun, dalam pelaksanaanya,
bila tidak ada eksekusi yang baik, bila tidak ada kemampuan untuk menyelesaikan masalah
yang muncul barang kali tanpa bisa diantisipasi sebelumnya. Maka bisnis juga belum
tentu bisa diwujudkan.
Nah, oleh karena itu belajar Entrepreneurship adalah belajar sesuatu yang lebih
kompleks. Bukan hanya sesuatu yang ada di pikiran kita, sesuatu yang kita bisa hafal
secara pengetahuan. Tetapi harus kita pahami, harus bisa kita kreatifkan, inovasikan,
dan kemudian setelah itu punya kemampuan melakukannya. Di dalam pelaksanaan Entrepreneurship,
sangat penting kemampuan untuk mengarahkan tim, kemampuan untuk memotivasi tim, atau
kalau saya sederhanakan kemampuan dalam kepemimpinan selain tentunya kemampuan berkomunikasi,
bernegosiasi dan berjejaring juga sangat penting.
Kalau kita melihat apa yang literatur, katakan tentang peluang itu sendiri, saya
ingin mengutip apa yang dikatakan oleh Profesor Kuratko. Profersor Kuratko adalah
seorang Profesor dari Amerika Serikat dalam bidang Entrepreneurship. Dia mengatakan
seperti ini, “An Opportunity is something that an Entrepreneur recognize as solving the real problem or adding value”.
Ya, jadi ada masalah yang harus bisa diselesaikan. Harus ada solusi yang kreatif.
Bukan sekedar ikut orang lain untuk mengambil suatu Opportunity harus bisa
didefinisikan dengan jelas.
Nah, kalau kita bisa simpulkan, jadi apa bedanya antara ide bisnis dengan peluang
bisnis? Menurut hemat kami, ide bisnis bisa disebut peluang bisnis apabila bisa menjawab
tujuh pertanyaan ini.
Pertanyaan yang pertama, apakah ini menyelesaikan masalah bagi pelanggan? Pelanggan
punya masalah apa? Apakah yang saya sedang rencanakan ini menyelesaikan suatu masalah?
Apakah masalah ini penting bagi pelanggan? Kalau penting bagi pelanggan, berarti
keinginiannya dia untuk mendapatkan produknya akan lebih tinggi. Pertanyaan pertama
ini tadi, apakah ini menyelesaikan masalah?
Yang kedua, apakah pelangan mau berkorban untuk mendapatkan produk ini? Betul, pelanggan
memiliki masalah. Tetapi kalau pelanggannya tidak mau berkorban, atau tidak mau mengeluarkan
uangnya untuk membeli solusi itu, itu bukan peluang namanya. Baiklah kita bertanya
sebelum kita memulai usaha bisnis kita. Apakah pelanggan mau berkorban mengeluarkan
uangnya dan mengambil, membeli solusi bisnis yang saya tawarkan?
Yang ketiga, apakah ada nilai tambah lain sehingga pelanggan tidak sanggup bilang
tidak? Nah, ini penting. Pak Ciputra mengajarkan penting sekali berinovasi dalam
berbagai aspek bisnis. Lakukan inovasi dalam berbagai fungsi bisnis sedemikian rupa
sehingga pelanggan tidak sanggup bilang tidak. Kalau pelanggan masih bilang tidak,
itu artinya inovasi belum selesai.
Pertanyaan keempat, apakah saya sanggup menciptakan jarak dengan pesaing? Ini adalah
antisipasi dalam persaingan. Ketika kita membuka usaha kita dengan membesarkan usaha,
jangan lupa banyak orang yang melihat, dan barangkali akan mengkopi. Sudahkah kita
menyiapkan diri dengan berbagai inovasi yang lain sehingga persaingan tiba, kita
sudah siap. Atau kita membuat produk kita sedemikian rupa, usaha kita sedemikian
rupa, menciptakan jarak yang jauh dengan pesaing yang baru masuk. Kalau jaraknya
jauh, anda bisa berlari lebih dulu dan lebih cepat.
Kelima, apakah akan memberikan manfaat untuk masyarakat? Jangan lupa, peluang bisnis
bukan hanya sekedar bermanfaat untuk si Entrepreneur, untuk pelanggan, tapi juga
harus bermanfaat untuk mayarakat. Entrepreneurship sejati tidak akan mengeluarkan
produk atau jasa yang akan merusak masyarakat.
Yang keenam, seberapa besar market sizenya dan seberapa besar yang
dapat diambil? Ini penting UC Onliners. Kenapa? Sebab, Entrepreneur harus berhitung.
Angka tidak pernah bohong. Dia harus bisa menghitung, ini nilainya berapa market sizenya
dan berapa banyak yang bisa diraih oleh dia? Tanpa pemahaman tentang market size,
akan berbahaya. Jangan-jangan marketnya tidak besar? Dan ketika dia masuk,
dia kaget tidak banyak yang membeli. Jangan lupa gunakan angka. Angaka tidak pernah
bohong.
Dan yang terakhir, apakah saya sudah melakukan verifikasi? Setiap asumsi-asumsi
atau pemikiran, ataupun hasil inovasi yang ada di kepala kita harus diverifikasi
di pasar. Artinya apa? Luangkan waktu bertemu dengan pelanggan yang kita pikir merekalah
yang akan membutuhkan produk kita. Bicarakan ide anda dengan mereka. Tanya pendapat
mereka. Sampaikan gagasan anda. Verifikasi semua konsep yang ada di kepala anda.
Dan dengarkan pendapat mereka. Kalo mereka mengatakan, “Wah, betul ini yang
kami butuhkan”. Artinya, anda sudah selesai melakukan verifikasi. Dan anda
baru saja merubah sebuah ide bisnis menjadi sebuah peluang bisnis.
Saya teringat sekitar tujuh atau delapan tahun yang lalu, saya menyiapkan konsep
Entrepreneurship Ciputra Way. Saya mendiskusikan dengan Pak Ciputra. Saya menyampaikan
kepada beliau, “Pak Ciputra, seorang Entrepreneur itu dari riset yang saya
lakukan, itu melakukan tiga hal. Yang pertama adalah Opportunity Seeking atau
mencari peluang. Yang kedua, Innovation atau berinovasi. Dan yang ketiga, Calculated Risk Taking atau
mengambil resiko yang terukur”. Waktu saya sampaikan pada Pak Ciputra tentang
tiga hal ini, Pak Ciputra berpikir, lalu kemudian dia mengatakan suatu kalimat yang
merupakan suatu pencerahan untuk saya. Dia mengatakan begini, “Antonius, jangan
tulis Opportunity Seeking. Kamu harus tulis Opportunity Creation”. Opportunity/
peluang jangan dicari, tetapi harus diciptakan. Wah, ini sungguh-sungguh pencerahan
buat saya. Saya terkesima, dan kemudian saya mencari literatur dan berpikir “Apa
artinya ini?” . Nah, setelah melalui berbagai buku yang saya coba saya baca
dan saya pikirkan. Saya ingin menjelaskan kepada UC Onliners apa yang dimaksud Pak
Ciputa sebagai Opportunity Creation atau peluang yang diciptakan?
Mari kita lihat matrik berikut ini. Kalau anda melihat matrik yang ada di sebelah
kanan saya, di situ ada bagian demand atau permintaan, dan ada bagian supply.
Ada permintaan yang sudah jelas. Ada permintaan yang belum jelas. Ada pasokan atau supply yang
sudah jelas, dan ada pasokan yang belum jelas. Ketika peluang didapat karena ada
permintaan atau Demand yang tidak terpenuhi, padahal pasokannya sudah ada,
kami menyebutnya sebagai Opportunity Recognizion. Bahwa, peluang
dikenali. Saya ambil contoh. Suatu kali anda pergi ke dalam Mall. Anda mencari gado-gado.
Anda datang ke food court, lalu anda cari gado-gado. Ternyata habis. Anda
cari resto yang lain, gado-gado juga habis. Anda cari resto yang lain di dalam Mall
itu. Antriannya panjang. Kalau anda sensitif dalam peluang, langsung “tuing..”.
“Wah, kalo buka usaha di Mall ini, buka gado-gado”. Kenapa? Yang dicari
sudah jelas, yang nyari pun sudah jelas. Jadi, Demand sudah jelas, Supply juga
sudah jelas. Nah, itu Opportunity Recognizion.
Yang kedua, Opportunity Seeking. Opportunity Seeking adalah
barangya sudah ada, tapi ini siapa yang butuh kita belum tahu. Ini kadang-kadang
kita mendapat barang dari teman, mendapat barang dari luar negeri dibawa kemari.
Nah, jualnya bagaimana? Sebab apa yang dibutuhkan di luar negeri belum tentu di sini.
Kita harus berpikir. Siapa yang membutuhkan? Yang dicari di suatu daerah belum tentu
itu dicari di daerah yang lain. Kita harus berpikir, itu yang namanya Opportunity Seeking atau
mencari peluang.
Yang ketiga, persoalannya sudah jelas, tetapi barangnya belum jelas. Artinya, permintaan
jelas sudah ada. Kalo ada barangnya, orang akan mencari, jarang akan membelinya.
Tapi, belum ada pasokannya. Contoh, kita semua membutuhkan bahan bakar yang lebih
murah. Kita semua membutuhkan obat. Obat kanker yang lebih murah. Tapi belum ada
sekarang. Barang siapa yang menemukan ide dan megembangkannya jadi bisnis, akan jadi
konglomerat yang baru. Nah, cara ini disebut oleh kami di sini Opportunity Discovery.
Mendiscover sebuah peluang. Caranya tentu lewat penelitian, lewat lab, dan inovasi
dipentingkan di sana.
Yang keempat, inilah yang dimaksudkan oleh Pak Ciputra, pasokannya belum pernah
ada. Bahkan pelanggannya pun belum ada. Belum meminta pelanggannya. Tetapi sang Entrepreneur
mendapatkan inspirasi. Bukan sekedar inspirasi, tetapi mulai pemahaman yang mendalam
tentang kebutuhan pelanggan. Setelah dia memikirkannya, dia menemukan suatu gagasan
yang belum ada contohnya. Bahkan, pelanggan belum merasakannya sebuah kebutuhan.
Namun, ketika dia luncurkan, pelanggan tidak bisa bilang tidak. Kami menyebutnya,
inilah ban hitamnya Entrepreneur. Peluang di tangan Entrepreneur yang ban hitam,
tidak sekedar di cek lagi, tetapi diciptakan. Dan ketika dia mencipta, dan itu berhasil
meyakinkan pelanggan, pelanggan tidak bisa bilang tidak. Contoh, barangkali iPad.
iPad dalam 28 hari satu juta orang membeli. Tidak tahan untuk mendapatkannya. Orang
antri untuk mendapatkannya. Dan i-Pad akan meredefinisi cara kita berkomunikasi,
cara kita membaca buku, cara kita berjejaring dan lain-lain. Ini sebuah produk yang
tidak pernah kita bayangkan sebelumnya dan membuat pelanggannya bisa berbondong-bondong
untuk membelinya. Untuk mendapatkannya.
UC Onliners, inilah penjelasan kami tentang peluang dan sangat peting memahami peluang
yang diciptakan atau Opportunity Creation. Ini pasti tidak gampang.
Tapi kita bisa berlatih untuk terus menerus bagaimana berpikir dengan kreatif dan
kemudian menciptakan peluang.
Demikian penjelasan tentang peluang atau Opportunity untuk penciptaan bisnis.
Semoga bermanfaat untuk anda semua UC Onliners.
Saya Antonius Tanan dari Universitas Ciputra dan..
Salam Entrepreneur.
Sumber : Entrepreneurship Ciputra Way (Batch 2)
UCEO - Universitas Ciputra Entrepreneurship Online