Selasa, 25 Februari 2014

OPPORTUNITY CREATION – Antonius Tanan

Salam Entrepreneur...
Mari kita bersama sekarang belajar lebih jauh tentang peluang. Banyak orang menyamakan antara Ide Bisnis dengan Peluang Bisnis. Menurut kami, sebenarnya berbeda. Kalau sekedar ide bisnis, pergilah ke Mall. Kita akan menemukan begitu banyak ide bisnis. Kalau di Mall itu ada 200 toko, ada 200 ide bisnis. Kalau kita pergi ke toko itu, ada 10.000 produk, kita bisa menemukan 10.000 ide bisnis. Tapi apakah ide bisnis itu menjadi peluang bisnis kita? Belum tentu. Tidak selalu.
Jadi, apa itu peluang bisnis? Lebih spesifik lagi, apa peluang bisnis untuk kita? Peluang bisnis untuk kita apabila kita bisa menciptakan sebuah solusi dari masalah yang dihadapi oleh pelanggan dan kemudian ketika solusi itu bisa kita kembangkan pelanggan menerimanya dan sanggup membayarnya. Jadi, ada masalahnya, ada solusinya dan ada kesanggupan untuk membayar dari pelanggan itu. Itu baru peluang bisnis.
Nah, sudah punya peluang bisnis pun belum tentu berhasil. Kenapa? Karena peluang bisnis harus kita bungkus dengan bisnis model yang tepat, dengan bisnis strategi yang tepat dan juga dengan bussines plan yang tepat. Barangkali sudah ada bussines plannya. Barangkali sudah ada bisnis modelnya, juga bisnis strateginya. Namun, dalam pelaksanaanya, bila tidak ada eksekusi yang baik, bila tidak ada kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang muncul barang kali tanpa bisa diantisipasi sebelumnya. Maka bisnis juga belum tentu bisa diwujudkan.
Nah, oleh karena itu belajar Entrepreneurship adalah belajar sesuatu yang lebih kompleks. Bukan hanya sesuatu yang ada di pikiran kita, sesuatu yang kita bisa hafal secara pengetahuan. Tetapi harus kita pahami, harus bisa kita kreatifkan, inovasikan, dan kemudian setelah itu punya kemampuan melakukannya. Di dalam pelaksanaan Entrepreneurship, sangat penting kemampuan untuk mengarahkan tim, kemampuan untuk memotivasi tim, atau kalau saya sederhanakan kemampuan dalam kepemimpinan selain tentunya kemampuan berkomunikasi, bernegosiasi dan berjejaring juga sangat penting.
Kalau kita melihat apa yang literatur, katakan tentang peluang itu sendiri, saya ingin mengutip apa yang dikatakan oleh Profesor Kuratko. Profersor Kuratko adalah seorang Profesor dari Amerika Serikat dalam bidang Entrepreneurship. Dia mengatakan seperti ini, “An Opportunity is something that an Entrepreneur recognize as solving the real problem or adding value”. Ya, jadi ada masalah yang harus bisa diselesaikan. Harus ada solusi yang kreatif. Bukan sekedar ikut orang lain untuk mengambil suatu Opportunity harus bisa didefinisikan dengan jelas.
Nah, kalau kita bisa simpulkan, jadi apa bedanya antara ide bisnis dengan peluang bisnis? Menurut hemat kami, ide bisnis bisa disebut peluang bisnis apabila bisa menjawab tujuh pertanyaan ini.
Pertanyaan yang pertama, apakah ini menyelesaikan masalah bagi pelanggan? Pelanggan punya masalah apa? Apakah yang saya sedang rencanakan ini menyelesaikan suatu masalah? Apakah masalah ini penting bagi pelanggan? Kalau penting bagi pelanggan, berarti keinginiannya dia untuk mendapatkan produknya akan lebih tinggi. Pertanyaan pertama ini tadi, apakah ini menyelesaikan masalah?
Yang kedua, apakah pelangan mau berkorban untuk mendapatkan produk ini? Betul, pelanggan memiliki masalah. Tetapi kalau pelanggannya tidak mau berkorban, atau tidak mau mengeluarkan uangnya untuk membeli solusi itu, itu bukan peluang namanya. Baiklah kita bertanya sebelum kita memulai usaha bisnis kita. Apakah pelanggan mau berkorban mengeluarkan uangnya dan mengambil, membeli solusi bisnis yang saya tawarkan?
Yang ketiga, apakah ada nilai tambah lain sehingga pelanggan tidak sanggup bilang tidak? Nah, ini penting. Pak Ciputra mengajarkan penting sekali berinovasi dalam berbagai aspek bisnis. Lakukan inovasi dalam berbagai fungsi bisnis sedemikian rupa sehingga pelanggan tidak sanggup bilang tidak. Kalau pelanggan masih bilang tidak, itu artinya inovasi belum selesai.
Pertanyaan keempat, apakah saya sanggup menciptakan jarak dengan pesaing? Ini adalah antisipasi dalam persaingan. Ketika kita membuka usaha kita dengan membesarkan usaha, jangan lupa banyak orang yang melihat, dan barangkali akan mengkopi. Sudahkah kita menyiapkan diri dengan berbagai inovasi yang lain sehingga persaingan tiba, kita sudah siap. Atau kita membuat produk kita sedemikian rupa, usaha kita sedemikian rupa, menciptakan jarak yang jauh dengan pesaing yang baru masuk. Kalau jaraknya jauh, anda bisa berlari lebih dulu dan lebih cepat.
Kelima, apakah akan memberikan manfaat untuk masyarakat? Jangan lupa, peluang bisnis bukan hanya sekedar bermanfaat untuk si Entrepreneur, untuk pelanggan, tapi juga harus bermanfaat untuk mayarakat. Entrepreneurship sejati tidak akan mengeluarkan produk atau jasa yang akan merusak masyarakat.
Yang keenam, seberapa besar market sizenya dan seberapa besar yang dapat diambil? Ini penting UC Onliners. Kenapa? Sebab, Entrepreneur harus berhitung. Angka tidak pernah bohong. Dia harus bisa menghitung, ini nilainya berapa market sizenya dan berapa banyak yang bisa diraih oleh dia? Tanpa pemahaman tentang market size, akan berbahaya. Jangan-jangan marketnya tidak besar? Dan ketika dia masuk, dia kaget tidak banyak yang membeli. Jangan lupa gunakan angka. Angaka tidak pernah bohong.
Dan yang terakhir, apakah saya sudah melakukan verifikasi? Setiap asumsi-asumsi atau pemikiran, ataupun hasil inovasi yang ada di kepala kita harus diverifikasi di pasar. Artinya apa? Luangkan waktu bertemu dengan pelanggan yang kita pikir merekalah yang akan membutuhkan produk kita. Bicarakan ide anda dengan mereka. Tanya pendapat mereka. Sampaikan gagasan anda. Verifikasi semua konsep yang ada di kepala anda. Dan dengarkan pendapat mereka. Kalo mereka mengatakan, “Wah, betul ini yang kami butuhkan”. Artinya, anda sudah selesai melakukan verifikasi. Dan anda baru saja merubah sebuah ide bisnis menjadi sebuah peluang bisnis.
Saya teringat sekitar tujuh atau delapan tahun yang lalu, saya menyiapkan konsep Entrepreneurship Ciputra Way. Saya mendiskusikan dengan Pak Ciputra. Saya menyampaikan kepada beliau, “Pak Ciputra, seorang Entrepreneur itu dari riset yang saya lakukan, itu melakukan tiga hal. Yang pertama adalah Opportunity Seeking atau mencari peluang. Yang kedua, Innovation atau berinovasi. Dan yang ketiga, Calculated Risk Taking atau mengambil resiko yang terukur”. Waktu saya sampaikan pada Pak Ciputra tentang tiga hal ini, Pak Ciputra berpikir, lalu kemudian dia mengatakan suatu kalimat yang merupakan suatu pencerahan untuk saya. Dia mengatakan begini, “Antonius, jangan tulis Opportunity Seeking. Kamu harus tulis Opportunity Creation”. Opportunity/ peluang jangan dicari, tetapi harus diciptakan. Wah, ini sungguh-sungguh pencerahan buat saya. Saya terkesima, dan kemudian saya mencari literatur dan berpikir “Apa artinya ini?” . Nah, setelah melalui berbagai buku yang saya coba saya baca dan saya pikirkan. Saya ingin menjelaskan kepada UC Onliners apa yang dimaksud Pak Ciputa sebagai Opportunity Creation atau peluang yang diciptakan?
Mari kita lihat matrik berikut ini. Kalau anda melihat matrik yang ada di sebelah kanan saya, di situ ada bagian demand atau permintaan, dan ada bagian supply. Ada permintaan yang sudah jelas. Ada permintaan yang belum jelas. Ada pasokan atau supply yang sudah jelas, dan ada pasokan yang belum jelas. Ketika peluang didapat karena ada permintaan atau Demand yang tidak terpenuhi, padahal pasokannya sudah ada, kami menyebutnya sebagai Opportunity Recognizion. Bahwa, peluang dikenali. Saya ambil contoh. Suatu kali anda pergi ke dalam Mall. Anda mencari gado-gado. Anda datang ke food court, lalu anda cari gado-gado. Ternyata habis. Anda cari resto yang lain, gado-gado juga habis. Anda cari resto yang lain di dalam Mall itu. Antriannya panjang. Kalau anda sensitif dalam peluang, langsung “tuing..”. “Wah, kalo buka usaha di Mall ini, buka gado-gado”. Kenapa? Yang dicari sudah jelas, yang nyari pun sudah jelas. Jadi, Demand sudah jelas, Supply juga sudah jelas. Nah, itu Opportunity Recognizion.
Yang kedua, Opportunity Seeking. Opportunity Seeking adalah barangya sudah ada, tapi ini siapa yang butuh kita belum tahu. Ini kadang-kadang kita mendapat barang dari teman, mendapat barang dari luar negeri dibawa kemari. Nah, jualnya bagaimana? Sebab apa yang dibutuhkan di luar negeri belum tentu di sini. Kita harus berpikir. Siapa yang membutuhkan? Yang dicari di suatu daerah belum tentu itu dicari di daerah yang lain. Kita harus berpikir, itu yang namanya Opportunity Seeking atau mencari peluang.
Yang ketiga, persoalannya sudah jelas, tetapi barangnya belum jelas. Artinya, permintaan jelas sudah ada. Kalo ada barangnya, orang akan mencari, jarang akan membelinya. Tapi, belum ada pasokannya. Contoh, kita semua membutuhkan bahan bakar yang lebih murah. Kita semua membutuhkan obat. Obat kanker yang lebih murah. Tapi belum ada sekarang. Barang siapa yang menemukan ide dan megembangkannya jadi bisnis, akan jadi konglomerat yang baru. Nah, cara ini disebut oleh kami di sini Opportunity Discovery. Mendiscover sebuah peluang. Caranya tentu lewat penelitian, lewat lab, dan inovasi dipentingkan di sana.
Yang keempat, inilah yang dimaksudkan oleh Pak Ciputra, pasokannya belum pernah ada. Bahkan pelanggannya pun belum ada. Belum meminta pelanggannya. Tetapi sang Entrepreneur mendapatkan inspirasi. Bukan sekedar inspirasi, tetapi mulai pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan pelanggan. Setelah dia memikirkannya, dia menemukan suatu gagasan yang belum ada contohnya. Bahkan, pelanggan belum merasakannya sebuah kebutuhan. Namun, ketika dia luncurkan, pelanggan tidak bisa bilang tidak. Kami menyebutnya, inilah ban hitamnya Entrepreneur. Peluang di tangan Entrepreneur yang ban hitam, tidak sekedar di cek lagi, tetapi diciptakan. Dan ketika dia mencipta, dan itu berhasil meyakinkan pelanggan, pelanggan tidak bisa bilang tidak. Contoh, barangkali iPad. iPad dalam 28 hari satu juta orang membeli. Tidak tahan untuk mendapatkannya. Orang antri untuk mendapatkannya. Dan i-Pad akan meredefinisi cara kita berkomunikasi, cara kita membaca buku, cara kita berjejaring dan lain-lain. Ini sebuah produk yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya dan membuat pelanggannya bisa berbondong-bondong untuk membelinya. Untuk mendapatkannya.
UC Onliners, inilah penjelasan kami tentang peluang dan sangat peting memahami peluang yang diciptakan atau Opportunity Creation. Ini pasti tidak gampang. Tapi kita bisa berlatih untuk terus menerus bagaimana berpikir dengan kreatif dan kemudian menciptakan peluang.
Demikian penjelasan tentang peluang atau Opportunity untuk penciptaan bisnis. Semoga bermanfaat untuk anda semua UC Onliners.
Saya Antonius Tanan dari Universitas Ciputra dan..
Salam Entrepreneur.

Sumber : Entrepreneurship Ciputra Way (Batch 2)
UCEO - Universitas Ciputra Entrepreneurship Online