Kamis, 13 Maret 2014

MENGIDENTIFIKASI PELUANG DARI PELANGGAN UNTUK BERTUMBUH (Bag. 2) - Antonius Tanan

Salam jumpa lagi UC Onliner dan Salam Entrepreneur tentunya. Sekarang saya ingin mengajak Anda semua untuk mengikuti sebuah kisah imajiner. Ini sebuah kisah yang tidak sesungguhnya terjadi tetapi sengaja dikarang sedemikian rupa supaya semirip mungkin dengan dunia nyata. Tujuannya apa? Supaya kita belajar tentang sesuatu yang lebih praktis yang kita bisa gunakan di dalam bisnis kita masing-masing. Saya menyebutnya sebagai cerita Mas Joko, atau cerita Joko Mempersiapkan Pertumbuhan Usahanya. Dan kita sekarang bersama-sama akan mendengar apa yang dilakukan Joko dan apa saja yang dipersiapkannya supaya usahanya bertumbuh?

Saya menyebutnya sebagai kisah tentang kios kuliner selera. Bayangkan di sebuah basement gedung tinggi ada foodcourt atau ada pujasera tempat kios-kios makanan disediakan untuk para karyawan. Kalau Anda pergi ke gedung-gedung, di Jakarta biasanya bertemu dengan ini. Dalam satu ruangan bisa ada sepuluh, kadang ada yang dua puluh kios. Harga yang dijual biasanya tidak mahal. Sehingga banyak karyawan gedung yang datang ke sana.

Nah, alkisah ada seseorang yang namanya Joko memiliki sebiah kios di sana.  Di sebuah kantin karyawan yang namanya Seroja. Dan di tempat itu ada sepuluh kios. Ternyata tidak semua laku. Hanya kira-kira dua puluh persen yang laku. Lima puluh persennya ya hanya biasa-biasa saja penghasilannya dan tiga puluh persen termasuk yang sepi. Dan yang sepi adalah salah satunya milik Joko ini.

Joko rupanya ingin maju. Dia sadar tahun depan anaknya akan masuk TK, akan masuk SD. Ada biaya yang harus dikeluarkan. Ada tambahan biaya untuk setiap bulannya. Sehingga dia mengatakan, “Tahun depan penjualanku harus naik dua kali. Tapi bagaimana caranya?”. Nah, rupanya Joko senang belajar dan kemudian dia ikut di UCEO. Dia belajar bagaimana menumbuhkan usahanya. Mari kita ikuti kisahnya dari Joko ini menumbuhkan usahannya. Joko belajar bahwa peluang dari masalah. Lalu peluangnya harus diinovasikan dan kemudian resikonya harus dikelola. Sekarang bagaimana caranya? Praktisnya bagaimana? Dari masalah bisa menemukan peluang.

Nah, inilah yang Joko lakukan. Joko menggunakan rumus ABBA. “A”nya apa? Amati, Bertanya, Berdiskusi, dan Analisa. Siapa yang diaamati? Siapa yang diajak bertanya? Siapa yang diajak berdiskusi? Siapa lagi kalau bukan pelanggan? Nah, Joko rupanya sudah paham bahwa pelanggan adalah sumber informasi, sumber inspirasi, dan sumber inovasi, seperti yang dikatakan oleh Pak Ciputra. Sehingga mereka harus diamati, harus ditanya, diajak diskusi, dan hasilnya kita analisa. Bagaimana mengamati secara praktis? Nah, Joko belajar mengamati dengan menggunakan lima panca indera. Ketika mengamati sesuatu, sang entrepreneur menggunakan seluruh panca inderanya. Menggunakan matanya, menggunakan telinganya, menggunakan hidungnya, menggunakan mulutnya untuk mengecap, dan menggunakan tangannya untuk merasa. Dia meneropong pasar dengan panca inderanya dia. Dan inilah yang dilakukan oleh Joko, dia mengamati kantin, sekarang seluruh panca inderanya digunakan. Ternyata ketika dia menggunakan matanya dengan lebih awas, dia melihat kiosnya dia lebih berantakan. Tidak  rapi, tidak bersih. Sementara yang lain bersih dan rapi. Khususnya yang punya antrian panjang dia lihat, “Wah, yang ini memang lebih bersih dan lebih rapi dari dia”. Dia sekarang pasang telinganya lebih tajam. Dia mendengar komentar-komentar orang. Dia mendengar ada pelanggan yang mengatakan, “Ini ukuran gelas tehnya tanggung. Minum sebanyak ini kurang. Kurang kenyang”. Ada yang mengatakan, “Ini porsi nasinya terlalu sedikit untuk laki-laki, tapi kebanyakan untuk perempuan”.

Joko mulai sadar. Telinganya kurang dipergunakan dengan baik untuk mendengar pelanggan. Bahkan ada pelanggan mengatakan. “Kok nggak ada menu untuk sarapan?”. Dia baru sadar ternyata ada orang yang bermasalah perlu sarapan tapi tidak ada. Bukankah itu peluang? Dia sekarang menggunakan hidungnya untuk mencium lebih baik. Ternyata ada kios yang menebar bau masakan lebih baik. Sehingga orang tertarik untuk datang. Dan ketika dia menggunakan lidahnya, dia datang kepada kios yang paling laku.Rupanya dia suruh orang lain untuk membeli dan membandingkan dengan masakan yang dia miliki. Dia harus akui ada masakan yang lebih enak. Yang lebih enak punya lebih banyak pelanggan. Kemudian dia menggunakan tangannya untuk memeriksa sejauh mana piring-piring yang dicuci bersih. Ternyata dia menemukan di tempat lain ada yang lebih bersih dicucinya.

Nah, rupanya dengan menggunakan seluruh panca inderanya, dia memahami lebih banyak. Menemukan lebih banyak masalah. Dan dengan lebih banyak masalah, lebih banyak peluang untuk memperbaiki bukan. Nah sekarang Joko mencatat itu semua dari pengamatan panca indera Joko menemukan banyak fakta bahwa kios kuliner miliknya memang dibawah standar rata - rata kios yang lain yang ada di kantin Seroja ini. Ia kemudian membuat daftar yang hal mana saja yang ia bisa perbaiki dengan segera namun ketika Joko membuat daftar "Wah kok banyak sekali, kalau dilakukan semua bisa repot." Belum tentu dia bisa melakukan semua lalu dia membuat prioritas dia membuat kategori A,B dan C. Apa itu kategori A,B, dan C, "A" sangat mempengaruhi keputusan pelanggan dalam membeli jadi artinya apa kalau masuk A harus sungguh - sungguh dilakukan. Misalnya apa? Harga air minum yang sama dengan pesaing rupanya harga minumannya dia lebih mahal dia baru sadar ketika dia memperhatikan lalu harga dan besar porsi dari makanan rupanya para pelanggan di kantin Seroja sangat memperhitungkan besarnya porsi, mereka suka makan yang banyak, itu sangat penting sangat diperhitungkan harganya itu kelompok A jadi A harus dilakukan. "B" cukup mempengaruhi pelanggan kalau bisa harus kita lakukan misalnya apa kebersihan, pelayanan yang ramah, dan yang "C" oh kerapihan. Rupanya dia melihat soal kerapihan tidak terlalu penting yang lain masih yang lain - lain juga tidak terlalu rapih tapi tetap laku. Nah sehingga kemudian Joko mulai tahu yang mana yang ia harus lakukan harus dia temukan kalau ingin meningkatkan penjualannya. Mengamati tidak cukup, masih ingat ada ABBA masih ada B dan B yang lain yaitu bertanya dan berdiskusi, Joko sengaja duduk diantara pengunjung seakan seorang karyawan gedung dia ikut makan dan membuka percakapan dan berkenalan akhirnya dan sambil dia berkenalan dia memperhatikan, ini orang - orang yang disekitar sini memilihnya menunya apa saja dan dia membuka diskusi kenapa pilih ini kenapa bukan ini dan lain - lain. Jadi sekarang panca inderanya dibuka bukan dengan mengamati secara pasif tetapi juga dengan bertanya dan berdiskusi. Setelah itu Joko membangun pertemanan dengan mereka dan melanjutkan diskusinya sehingga ia semakin lama dia semakin tahu. Kemudian apa yang dia temukan sangat menarik Joko ini ternyata bertemu dengan sekelompok orang yang sering bertemu bersama -sama disana, ternyata mereka menamakan dirinya sebagai sebuah komunitas sendiri namanya apa komunitas "PanSel" apa itu pansel? pansel adalah pantai selatan mereka berasal dari pantai selatan Jawa Tengah dan semua dari mereka lulusan SMK ada yang dari mesin ada yang dari elektro dan semua mereka atau kebanyakan mereka bekerja di Engineering mereka senang bertemu satu sama lain dan kantin Seroja merupakan adalah salah satu tempat untuk bertemu. Nah sekarang dengan cara bertanya dan bertemu dengan pelanggan Joko bertemu dengan satu pelanggan yang bisa menjadi prospek untuk bisnisnya, sekarang bukankah masalah mulai beralih jadi peluang ketika masalah itu dihadapi dengan cerdik Joko bertemu dengan peluang - peluang baru percakapan dan pertemanan dengan kelompok pansel ini ternyata betul - betul menghasilkan sesuatu Joko bertanya tentang masalah - masalah yang mereka hadapi ketika mereka makan siang atau makan sore ada banyak usulan dari mereka termasuk mereka sepakat kalau setiap hari Jumat Joko bisa menyediakan menu khas pantai selatan yang lebih banyak maka mereka akan undang  teman - temannya untuk makan dari kiosnya Joko masalah dan usulan dari kiosnya Joko telah menciptakan inspirasi dan inovasi namun untuk dapat mengumpulkan lebih banyak gagasan Joko menggunakan sebuah rumus kreatifitas yang namanya TAKUTIRUKO. Kami berharap anda terus mengembangkan usaha anda dan anda menjadi bagian dari perusahaan - perusahaan Indonesia yang menciptakan lapangan pekerjaan dan ikut serta memakmurkan negri.

Terima kasih atas perhatian anda dan Salam Entrepreneur!

Sumber : T100
UCEO - Universitas Ciputra Entrepreneurship Online