Selasa, 25 Februari 2014

BERAKSI & BERENTREPRENEUR - Ciputra

Selamat siang kepada saudara-saudara peserta Universitas Ciputra Entrepreneur Online.

Universitas Ciputra Entrepreneur Onliners. Ada satu hal yang sangat menarik yang kami ceriterakan di sini. Nanti anda akan mendengar langsung dari video klip pada waktu itu kami melakukan telekonference dengan Universitas Bengkulu dengan mahasiswa dan dosen dan dihadiri oleh Bupati Bengkulu. Sesudah kami memberikan penjelasan, Bapak Bupati bertanya kepada kami antara lain, bagaimana pendapat saya, pendapat kami bahwa begitu banyak investor besar di Bengkulu memakai tenaga-tenaga masyarakat Bengkulu dengan sistem inti dan plasma. Jadi, mereka itu seumur hidup hanya menjadi pekerja kasar. Hampir tidak mempunyai kesempatan untuk meningkat.

Nah, lantas intinya saya jawab sebagai berikut. Ini pertanyaan dari Pak Bupati tepat sekali. Menarik sekali. Pendapat Pak Bupati itu saya benarkan. Itu yang sedang berlaku sekarang di Indonesia bahwa dibentuk inti dan plasma. Pengusaha yang mengusai inti, bekerja sama dengan masyarakat yang memberikan plasma. Sehingga mereka mempunyai pendapatan yang cukup untuk hidup. Nah itu sistem itu sistem baik. Tapi, kita harus meningkat. Kalau orang itu dia itu hanya murid itu hanya murid sekolah dasar atau SMP. Kita harus meningkat ke SMA dan Universitas. Saya jawab kepada Pak Bupati. Sistem itulah sistem yang sudah lama berlaku. Bukannya salah, tapi kita harus tingkatkan. Kita harus mengembangkan rakyat Bengkulu tersebut mindsetnya. Sumber daya manusia dikembangkan. Tadi itu sistemnya memberi ikan. Kita harus kembangkan rakyat Bengkulu itu sanggup memancing. Dari membuat pancing, sampai memancing, sampai menjual, manajemen keuangan, manajemen produksi, manajemen marketing, dan sebagainya.

Jadi masyarakat Bengkulu itu terutama harus dilatih, dididik menjadi entrepreneur. Harus dimulai dari taman kanan-kanak, SMA, sampai Universitas. Mereka harus menjadi Entrepreneur. Yaitu mengembangkan diri untuk sanggup merubah sampah menjadi emas. Kalau tidak, mereka akan jadi pekerja. Kalau sistem inti dan plasma tidak dikembangkan ke tingkat lebih tinggi, mereka lagi sepuluh, dua puluh tahun, lima puluh tahun mereka akan seperti itu saja. Sistem itu hanya untuk taraf permulaan. Melepaskan mereka dari kemelaratan. Dan mereka harus tingkatkan lebih tinggi.

Nah, nanti anda mendengar langsung video klip yang dibuat pada telekonference tersebut. Semoga para Onliners dapat mengkaji sendiri kalau benar apa yang kami sampaikan supaya disimpan dalam hati. Kalau tidak dilupakan saja. Inilah pengantar kami. Sekali lagi, Salam Entrepreneur. Sampai bertemu lagi..



[Video]

Moderator      : Apakah bapak mendengar suara dari kami?

Pak Ciputra     : Ya, bagus.

Moderator         : Terimaksih Bapak sudah menyempatkan waktunya di sini. Ada pak Bando Amin, beliau adalah Bupati Kepahiyang. Di sini kita ada undangan dari DPRD Provinsi. Dan lain-lain.

Kita punya waktu sekitar 20 menit, saya beri Bapak waktu 10 menit. Selanjutnya kita serahkan kepada mahasiswa untuk bertanya sebagai tanggapan dan kepada yang lain juga saya beri kesempatan. Baik Pak, bisa Pak..

Pak Ciputra       :Baiklah, selamat siang. Selamat siang semua para hadirin yang kami banggakan, kami hormati, kami benar-benar sangat bahagia berada di tempat ini. Depan layar yang begitu hebat ini. Tentu hari ini kita akan bicara tentang Entrepreneurship. Entrepreneur ialah kemampuan manusia untuk merubah yang tidak berharga menjadi berharga, sampah menjadi emas. Itu istilah kami.

  Nah, tentu kita semua ingin sukses dalam kehidupan kita. Untuk sukses dalam kehidupan kita kita harus mempunyai kemampuan. Kemampuan untuk mengelola yang tidak berarti menjadi berarti. Hanya dengan entrepreneurship menurut kamu satu daerah, satu individu, satu negara bisa berkembang. Kita melihat begitu banyak negara-negara yang tidak punya apa-apa hanya mempunyai manusia yang entrepreneurship. Nah, dia berkembang. Dan ternyata sesudah kami lakukan dalam praktik kurang lebih lima enam tahun, bangsa Indonesia mempunyai potensi yang sama dengan negara-negara maju yang lain. Kami telah coba di Universitas yang kami dirikan. Kami sudah dirikan empat Universitas yang kami jalankan sampai sekarang. Universitas Trumanegara, Prasetya Mulya, Universitas Ciputra, dan Universitas Pembangunan Jaya. Di Jakarta maupun Surabaya.

 Kami telah melatih lebih dari lima ribu guru-guru. Kami telah melatih juga ribuan entrepreneur muda. Kami telah melatih termasuk TKI. Nah, ternyata sangat berhasil sekali. Mereka yang tidak percaya diri, kami memotivasi bahwa anda sanggup. Memang tidak semua sanggup, tapi dengan 20-30 persen dari masyarakat kita yang sanggup menjadi entrepreneur. Yang sanggup merubah kekayaan daerah menjadi harta karun yang tak terhingga. Oleh karena itulah kami berjalan terus dengan entrepreneurship. Kami mempunya cita-cita untuk menciptakan 4-5 juta entrepreneurship dalam waktu 20 tahun. Dan ternyata rencana tersebut mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat. Bahwa Presiden telah deklarasikan bahwa Indonesia akan menjadi entrepreneur pada waktu dua tahun yang lalu. Kami tulis surat sama Pak Presiden, dia tanggapi, dia declair. Mendapat sokongan yang luar biasa dari para mentri koperasi dan UKM.

Tapi kami merasa apa yang kami lakukan masih kurang. Sebab kami begitu yakin , hanya entrepreneurship. Entrerpreneur dari para pengusaha. Kami membentuk GABS. Government, Academision, Bussines, dan Sosial. Jadi, semua bidang perlu entrepreneurship. Termasuk Government perlu sekali yang bisa mengolah kekayaan daerah. Dan kami merasa masih kurang puas. Bagaimana kami menjangkau dari Sabang sampai Merauke, dari pesisir sampai ke gunung-gunung. Hanya dengan online.  Pada tanggal 24 Agustus yang lalu, kami mempunyai program baru yaitu Universitas Ciputra Online. Entrepreneur Online. UCEO. Gratis. Kami sebarkan ke seluruh Indonesia. Kami mengharapkan Masyarakat Padang, mahasiswa, dan mereka yang ingin belajar entrepreneur bisa menjadi anggota kami. Sekarang sudah kurang lebih dua puluh ribu anggota. Baru di-launching salama dua minggu.

Kami telah mencapai seratus ribu. Gratis. Dan kami ingin mendirikan di daerah-daerah ada Incubator Center. Sebagai pusat-pusat Onliners bisa berkumpul untuk diskusi. Dan khusus kami tadi mendapat laporan dari saudara Jery bahwa tahun ini ada Universitas Bengkulu, kami undang untuk para pimpinannya meninjau Universitas Ciputra Surabaya. Bagaimana kita mendidik mahasiswa kita. kita melatih mereka menjadi Entrepreneur. Bukan menjadi ilmuan. Karena menjadi ilmuan ada di tempat lain. Tapi tempat kita yang diekplorasi adalah bagaimana orang merubah kekayaan alam daerah seperti Bengkulu. Kekayaan begitu melimpah-limpah. Kekayaan Bengkulu bisa ekspor CPO, ikan di lautan berlimpah-limpah. Kekayaan alam melimpah-limpah.

Nah, bahkan wan-wan pun yang selanjutnya dikelola dengan baik oleh rakyat Bengkulu sendiri masih merasa kurang. Jadi, kita ingin mengajak rakyat Bengkulu, dan rakyat Bengkulu pasti bisa. Sekali lagi pasti bisa. Kalau tidak berguna kami melakukan usaha ini. Kami tidak mau usaha kami sia-sia. Seorang entrepreneur harus mempunyai tujuan dan yakin berhasil dan sampaituntasberhasil.

Kami telah membuka memulai dengan puluhan atau ratusan perusahaan yang kami telah bangun. Kami telah membiayai ratusan project. Bahkan sampai ke luar negeri. Di Cina, di taiwan, di Hanoi, Vietnam, Kamboja. Kami juga punya usaha di Hawai, Singapore. Karena apa? Kami sanggup melakukan kerana ada spirit of entrepreneur dalam hati kita. Padahal saya memulai tanpa tidak memulai apa-apa. Saya nol benar. Saya tidak mempunyai modal apa-apa. Tapi hanya satu modal yang lebih dari uang yaitu entrepreneurship. Oleh karena itu saya harap rakyat Bengkulu dan rakyat seluruh Indonesia bisa menjadi anggota daripada Universitas Ciputra Entrepreneurship Online. Khusus Bengkulu, kami undang untuk datang ke Universitas Ciputra, untuk kita latih. Kami telah bikin kira-kira tiga puluh dosen dari seluruh Indonesia ke Common Foundation Amerikas Serikat untuk belajar menjadi pelatih entrepreneur. Enam bulan dengan biaya masing-masing tiga ratus juta per orang untuk belajar di sana.

Tapi sementara sekarang mereka ke sana hanya kita membiayai uang perjalanan ke sana. Jadi, saya mengharapkan marilah kita bersama-sama jadikan Bengkulu suatu daerah percontohan bagaimana suatu daerah di Sumatra bisa menjadi daerah yang maju. Kalau tidak ada entrepreneurship, seperti peribahasa yang populer kita tidak akan menjadi tuan rumah di rumah kita sendiri. Rakyat bengkulu tidak akan menjadi tuan rumah. Orang lain yang menjadi tuan rumah di Bengkulu. Dan kami sanggup untuk membantu rakyat Bengkulu untuk menjadi entrepreneurship di Bengkulu.

Ini sambutan kami. Kiranya Tuhan memberkati kita semua. Salam Entrepreneur. Terimakasih..

Moderator      : Tepuk tangan dulu untuk Pak Ciputra. Terimakasih Pak Ci atas pemaparannya. Baik Pak di sini ada mahasiswa juga yang akan menanggapi. Akan kami beri waktu kepada Bapak Bupati untuk memberikan tanggapan. Boleh Pak? Pak Bupati akan memberi tanggapan kepada Pak Ci.

Pak Bupati       :Terimakasih Pak Ci. Saya Bando Amin, Bupati Kepahiyang, Provinsi Bengkulu. Saya melihat Bapak ini luar biasa sekali. Pemikiran-pemikiran dan semangat Bapak, keberanian Bapak. Tetapi di tempat kami ini. Ini banyak, ada juga entrepreneur-entrepreneur. Tetapi, sebagian besar pengusaha perkebunan yang besar, misalnya pengusaha perkebunan sawit, pengusaha perkebunan karet, ini hanya memelihara rakyat-rakyat miskin.

Nah, ini tentu entrepreneur di Indonesia ini ini harus terarahkan menjadi entrepreneur yang koperatif. Jadi maksudnya kalau kaya itu bersama. Jadi banyak di sini pengusaha itu dia mau kaya tapi iri. Sebab ini mengarah kepada kapitalis. Jadi, dia punya perusahaan tetapi orang ini bekerja sebagai buruh saja. Yang jelas tidak bisa lebih. Contohnya di Bengkulu ini. Investor datang, membangun misalnya perkebunan, konsepnya bagus. Ada plasma segala macam. Tahanya diganti, dibayar mahal, tetapi karena masyarakat kemampuannya kita tahu sangat rendah. Tanahnya sudah beralih, pekebunan juga sudah dia tidak miliki, jadi sekarang tiap generasi ini hanya memelihara penduduk miskin. Nah karena itu ini entrepreneur-entrepreneur yang harus mengarahkan bahwa untuk mengajak suatu usaha itu untuk diberi kesempatan kepada masyarakat itu sendiri sehingga

Suatu contoh misalnya kita membuat perhotelan, kita mempu membayar, menggaji orang itu mahal. Tapi lama orang kita ini jadi rendah karena tidak mempunyai kemampuan itu tadi. Tapi kalau ini diikutsertakan di dalam usaha itu sehingga ini maksudnya entrepreneur yang perlu kita kembangkan lagi supaya mengajak yang lain usaha itu bersama-sama. Ini bagaimana? Tolong ditanggapi Pak..



Pak Ciputra       : Baik Pak. Kami mengatakan bahwa pendapat Bapak itu pendapat yang umum yang berlaku sekarang. Suara Bapak dan suara daripada daerah-daerah. Pemimpin daerah semua persoalannya sama dengan Bapak. Sekarang saya akan memberikan alternatif yang lain. Bukan alternatif yang memang sudah diketahui. Saya berpendapat begini Pak. Kita bukan meminta peluang. Kita jangan meminta kesempatan. Kita harus menciptakan kesempatan itu sendiri. Jangan Bapak harapkan orang lain punya belas kasihan kepada kita. Jangan bapak harapkan orang memperhatikan kita. Tidak pak. Tidak. Bapak harus didik rakyat Bapak menjadi entrepreneur. Dan dia harus menciptakan peluang tersebut. Bapak sanggup. Mulai dari sampai sekarang. Itu cara pertama yang Bapak lakukan itu bagus. Tapi ada yang lebih baik Pak. Bapak ajarkan mereka untuk sanggup menciptakan lapangan kerja untuk mereka sendiri. Mereka harus rebut hal tersebut.

Saya tamat Pak, tidak punya uang apa-apa. Saya sudah bekerja walau saya di sekolah dasar. Saya diajari ayah saya untuk berusaha sendiri. Saya SMP, saya berusaha sendiri. SMA tinggal di Menado. Kemudian saya sudah di Universitas. Universitas saya sudah mempunyai usaha sendiri Pak. Bahwa saya di sekolah, saya diajar menjadi arsitek. Saya tidak mau. Saya tamat tidak mau jadi arsitek. Arsitek mancari pekerjaan. Pekerjaan tergantung dari orang lain. Saya itu tidak mau tergantung pada orang lain bahwa dia itu punya project, saya harus mengemis minta project. Tidak. Saya ciptakan kemampuan saya sendiri. Maka saya jadi developer. Saya mulai projek tersebut. Nah, arsitek, saya cari arsitek. Bapak bisa pakai ini Pak.

Contoh kami pernah ke Jogja.  Bertemu dengan orang. Dengan biaya kami sendiri. Itu kira-kira empat tahun yang lalu. Kami biayai. Seorang anak menganggur. Kami ajarkan bagaimana. Kami berikan buku kami. Untuk Bapak, kami akan kirimkan buku juga. Bagaimana kami memulai usaha kami ini. Ciputra Way. Ajarkan dia menjadi developer. Tanpa modal Pak. Tahun pertama, dia sudah punya penghasilan lima ratus juta. Laba bersih. Bagaimana tanpa modal bisa berusaha untuk maju. Jadi Bapak menciptakan mereka untuk madiri. Mereka, Pak. Mempunyai peluang luar biasa. Bahwa nanti Bapak akan terheran-heran.

Kami membina TKW. Kami berikan modal buat TKW untuk mulai usaha. Masuk Universitas Ciputra kami berikan modal dari pemprov Jawa Timur. Hanya sebagian yang terpakai. Mereka begitu mandiri. Mereka begitu terharu. Bahwa ada satu ilmu kehidupan yang mereka bisa pakai untuk mereka mandiri mencari pekerjaan. Dan Bapak akan terheran-heran. Tapi Bapak harus mulai. Mulai dari taman kanak-kanak Pak. Sampai SMA ajarkan mereka Entrepreneur. Mereka akan luar biasa. Bapak tidak akan menyangka kalau kami berbicara dengan TKW sampai mereka nangis-nangis. Mereka mau menyembah kepada kami. Bahwa ada ilmu kehidupan yang mereka tidak tergantung dari orang lain.

Itu cara yang lama Pak bahwa pengusaha harus kasih kesempatan pada mereka, kepada para plaster. Tidak. Dari hati, dalam hati mereka, mereka mampu. Mereka mampu Pak. Rakyat Bapak mampu, anak Bapak mampu. Ya, masyarakat mampu kalau mereka punya ilmu tersebut. Sekali lagi Pak. Sekali lagi. Bahwa Bapak mampu dan Bapak menjadi pelopor untuk itu. Bapak coba datang ke sekolah-sekolah kami. Datang ke Universitas Ciputra. Ada akan heran Pak. Mereka masuk bukan lagi mereka belajar teori. Mereka lantas datang ke pasar untuk bagaimana menjual barang. Kalau Bapak tidak ajarkan begitu, mereka tidak bisa menjual barang. Dan memang Pak. Perlu diajarkan mereka. Perlu dilatih. Dan mereka akan berhasil Pak.

Jadi ada dua cara. Cara yang pertama yang Bapak terus, teruskan saja Pak. Tetapi cara yang lain. Bapak harus sebab Bapak jadi Bupati. Bapak jadi Bupati bukan karena belas kasihan orang lain. Karena prestasi Bapak, Bapak jadi Bupati. Bukan orang memberi kesempatan Bapak jadi Bupati. Karena prestasi Bapak, Bapak jadi Bupati. Bapak tdak aka, “ini pak, jadi Bupati”, Nggak. Bapak mampu sehingga Bapak jadi Bupati. Jadi, Bapak mesti latih mereka supaya mereka mampu sehingga mereka menjadi Entrepreneur. Mereka mampu membuka warung Pak. Mereka mampu membuka toko Pak. Dan mereka bisa mengolah segala macam itu. Tanah, mereka bisa olah. Mereka akan mempunyai ide bagaimana Pak untuk mengolah kekayaan alam, mengolah kekayaan laut, sampai mereka memancing, tapi memancing dengan cara dan mereka akan menemukan cara mereka sendiri Pak memancing tersebut. Itulah pendapar kami Pak. Terimakasih Pak..

Moderator        : Baik, terimakasih kepada Pak Ci. Mungkin kita dibatasi oleh waktu Pak. Kami mohon diri dulu. Undur diri dulu ya Pak. Jam sudah menunjukkan jam 11.13. Selanjutnya kita mengikuti sesi yang lebih banyak tentunya bersama Pak Bando yang lebih menarik seperti apa dan bagaimana arah entrepreneur bersama kegiatan sosial untuk bersama bukan hanya investor, namun juga pemerintah serta masyarakat tentunya. Baik, itu dulu Pak Ci dari pembicaraan kita. Terimakasih Pak Ci. Kami pamit dulu. Selanjutnya kita kembali pada sesi materi selanjutnya..

Sumber : Entrepreneurship Ciputra Way (Batch 2)
UCEO - Universitas Ciputra Entrepreneurship Online