Senin, 17 Maret 2014

INTRAPRENEUR BINTANG - Denny Bernardus

Halo, salam entrepreneur..
Dalam rangkaian training T100 kali ini, saya akan memberikan training kepada UC Onliner tentang Intrapreneur Bintang. UC Onliners, saya akan memulai dari sebuah buku kecil yang tentu yang UC Onliner telah mengenalnya. The Ciputra’s Way. Dalam prinsip nomor sembilan di halaman 136, Pak Ciputra menyampaikan bahwa seorang entrepreneur  yang sukses membangun dan bekerja lewat organisasinya dalam tahap apa pun bisnis Anda usahakan membangun organisasi.

UC Onliners, di antara UC Onliner mungkin saat ini sedang menghadapi masalah organisasi. Mungkin kekompakan tim, mungkin ada anggota organisasi yang tidak memberikan kontribusi seperti yang tidak diharapkan, mungkin ada anggota organisasi yang tidak puas dengan apa yang dia temukan saat ini. UC Onliner, itu adalah masalah biasa dalam organisasi. Melalui Intrapreneur Bintang, saya sharingkan sebuah standart perilaku bagi anggota organisasi dalam sebuah organisasi yang Intrapreneurial.

Sebelumnya, mari kita sama-sasma belajar dari sebuah wisdom yang dimiliki oleh rekan-rekan kita di ketentaraan. Untuk menjadi seorang tentara atau anggota pasukan yang berhasil, seorang tentara harus mempelajari tentang strategi perang. Dia harus mengerti tentang bagaimana memenangkan sebuah peperang. Artinya adalah harus belajar knowledge. Seorang anggota pasukan tidak hanya cukup belajar, tapi dia juga harus berlatih menembak dengan tepat, menembak dengan jitu. Jangan sampai yang dimaksud menembak kaki, yang kena kepalanya. Dia harus melatih dirinya untuk memiliki skill yang kuat. Seorang anggota pasukan yang sukses, yang berhasil, selain itu juga harus menempa dirinya melalui latihan baris-berbaris, melalui tata aturan yang disiplin di antara mereka. Adalah untuk menciptakan sebuah attitude behaviour yang disiplin bagi seorang anggota ketentaraan.

Yang keempat, seorang anggota pasukan harus memiliki sebuah mindset membela tanah air, membela negaranya, bukan sebaliknya dengan pengetahuan dengan skill dan attitudenya seorang menjadi teroris.

UC Onliner, intrapreneur adalah anggota organisasi usaha skala menengah atau besar yang berperilaku intrapreneurial. Hal ini saya sampaikan dalam studi disertasi saya dengan pemahaman bahwa seorang karyawan tidak sama dengan intrapreneur jikalau dibedakan dalam perilaku. Karyawan yang berperilaku intrapreneurial adalah intrapreneur. Namun sebaliknya karyawan yang tidak berperilaku intrapreneurial, dia adalah karyawan.

Intrapreneur bintang. Sebuah bintang terdiri dari dua segitiga. Demikian juga dengan intrapreneur bintang. Intrapreneur bintang terdiri dari dua segitiga yang mencerminkan sebuah sosok dan yang kedua adalah interaksi sosok tersebut dalam sebuah organisasi. Yang pertama tentang kualitas sosok intrapreneur bintang. Seorang intrapreneur bintang seharusnyalah memiliki pola pikir yang konstruktif. Pola pikir yang fokus pada hasil. Seorang intrapreneur bintang memiliki pola pikir yang memecahkan masalah-masalah organisasi. Dia juga berorientasi pemikiran jangka panjang.

Pada sudut yang kedua adalah intrapreneur dengan pola sikap positif. Sikap yang menyenangkan. Bagaimana keberadaaan dari intrapreneur itu dapat mewarnai organisasi menjadi gembira bukan sebaliknya menjadi takut. Seorang intrapreneur bintang juga hendaknya memiliki pola sikap yang terbuka, yang fleksibel, namun tetap bertanggung jawab. Pada sudut yang ketiga adalah pola tindak yang produktif. Pola tindak seorang intrapreneur bintang mencerminkan seorang sosok yang proaktif. Dia sosoknya cepat tanggap dalam bertindak. Dia juga seorang yang clean dan clear.

UC Onliner, kita masuk ke segitiga intrapreneur bintang yang kedua yaitu interaksi intrapreneur bintang dengan organisasinya. Sudut yang pertama adalah menjadi lawan bicara. Bagaimana seorang intrapreneur bintang secara aktif dan konstruktif terlibat menyumbangkan pemikiran untuk mencapai tujuan bersama. Pada sudut yang kedua, Seorang intrapreneur bintang menjadi teman berpikir bahwa sikap positif seperti apa yang diperlukan untuk menerima atau sebaliknya menyampaikan ide atau gagasan guna mencari solusi bersama. Pada sudut yang ketiga, intrapreneur bintang menjadi mitra bertindak. Tindakan produktif bersama apa yang dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan organisasi? Secara keseluruah, seorang intrapreneur bintang menjadi memiliki sosok pola pikir yang konstruktif, pola sikap yang positif, pola tindak yang produktif. Dalam interaksinya, seorang intrapreneur bintang menjadi teman berpikir, menjadi lawan bicara dan menjadi mitra bertindak. Semoga sharing saya tentang intrapreneur bintang ini bermanfaat bagi UC Onliner yang sedang bergelut membangun organisasi. Saya Denny Bernardus, salam entrepreneur.. 

Sumber:T100
UCEO - Universitas Ciputra Entrepreneurship Online

MENGIDENTIFIKASI PELUANG DARI PELANGGAN UNTUK BERTUMBUH (Bag. 3) - Antonius Tanan

Salam entrepreneur UC Onliner. Kita sudah mendengar cerita tentang Joko yang bisa mengidentifikasi peluang dari masalah-masalah. Sekarang kita masuk ke bagian berikut, yaitu bagaimana Joko mengembangkan kreativitas dan inovasi sehingga dia menghasilkan produk dan layanan baru yang juga inovatif. Apa itu Takutiruko? Takutiruko adalah sebuah metoda bantu untuk membantu kita bisa mengahasilkan ide lebih banyak sehingga kita menjadi lebih kreatif. Takutiruko, Ta adalah tambah, Ku adalah kurang, Ti – Tiru, Ubah, dan Kombinasi. Jadi kita berusaha memancing gagasan-gagasan lebih banyak.

Sebagai contoh, Ta – Tambah. Joko berpikir, apa ya yang bisa ditambahkan di bisnis dia sekarang? Misalnya untuk paket nasinya dia. Ukuran nasinya tentu bisa ditambahkan. Ukuran daging, sayur, diskon juga bisa ditambah, pilihan menu juga bisa ditambah. Nah, Joko coba berpikir apa-apa saja yang bisa ditambah? Karena dia berpikir ini muncul gagasan. Kenapa tidak membuat paket nasi jumbo? Yaitu satu paket dengan jumlah nasinya satu setengah kali. Dan kemudian juga dia berpikir, “Wah, perlu ditambah menu baru yaitu tentang minuman, sebuah minum-minum teh atau kopi yang baru yang belum ada.

Sekarang Joko menggunakan kata kurang dari Ku. Apa yang bisa dikurangkan? Ukuran nasi juga bisa dikurangkan, ukuran daging juga bisa dikurangkan, sayur juga, kepedasan juga bisa dikurangkan, pilihan menu dibuat lebih sederhana, dikurangkan. Karena Joko berpikir mengurangi-mengurangi, muncul gagasan. Paket langsing, yaitu paket untuk wanita atau ibu-ibu yang ingin punya berat badan lebih kurang. Keluar paket langsing.

Kemudian Ti atau tiru. Joko berpikir dia bisa meniru dari perusahaan sukses mana saja. Dia terpikir KFC dan MC Donald. Salah satu hal yang dia ingin tiru adalah pesanan via telepon. Dia baru sadar, dia tidak pernah memberi tahu nomor teleponnya kepada pelanggan, padahal pelanggan bisa memesan. Sehingga dia mengatakan, “Nanti akan saya pasang nomor telepon di depan supaya pelanggan tahu”.

Kemudian U – Ubah. Apa yang bisa diubahkan? Joko teringat bahwa tampilan kiosnya agak kumuh sehingga dia berpikir untuk mengubah tampilan kios, tampilan penataan makanan, supaya lebih menarik dan lebih kreatif tentunya.

Yang terakhir, kombinasi. Dari empat di atas, kalau dikombinasikan kira-kira muncul gagasan apa? Untuk Joko, yang muncul adalah gagasan, setiap minggu ada pengumuman tentang paket istimewa. Rupanya dia sekarang bertekad untuk menghasilkan satu paket istimewa setiap hari minggunya.

UC Onliner, itulah suatu contoh bagaimana kita mendapatkan gagasan lebih banyak dengan menggunkakan Takutiruko. Baik, ini sebuah visualisasi sederhana tentang kantin karyawan Seroja kalau Anda ingin membayangkannya. Ya, ini tentu tidak sesungguhnya. Ini hanyalah sebuah gambar yang membantu kita untuk bisa membayangkan. Mari kita lanjutkan cerita tentang Joko.

Joko sekarang sudah mendapatkan berbagai solusi yang dia pikir ini cukup inovatif. Dan Joko akhirnya memutuskan untuk fokus pada menu khas pantai selatan. Dia sekarang ketemu dengan sesuatu yang dia bisa tonjolkan. Ia melihat ini sebagai sebuah keunikan dan selain itu, sekarang dia sudah kenal komunitasnya. Dia sudah mendapatkan calon pelanggan yang fanatik. Untuk lebih memantapkan strateginya, warungnya dia, kiosnya dia yang tadinya namanya Warung Selera, diubah sekarang menjadi warung Selera Pansel, atau Warung Selera Pantai Selatan. Dan dia berpikir ada empat produk unggulannya, yaitu nasi jumbo pasel, nasi langsing pansel, teh pansel, dan kopi pansel. Joko sudah menyelesaikan bagian yang solusi yang inovatif.

UC Onliner, harapan kami, Anda semua bersama-sama sudah belajar tentang bagaimana caranya mendaratkan kalimat pak Ciputra yang mengatakan, “Pelanggan adalah sumber informasi, inspirasi, dan inovasi”. Bagaimana dari pelanggan kita memperoleh informasi, dan kemudian menjadi inspirasi, dan kemudian kita berinovasi. Dan dengan cara itu kita menumbuhkan usaha kita. Kami berharap Anda terus mengembangkan usaha Anda, dan Anda menjadi bagian dari perusahaan-perusahaan Indonesia yang menciptakan lapangan kerja, dan ikut serta memakmurkan negeri. Terimakasih atas perhatian Anda. Salam entrepreneur..

Sumber: T100
UCEO - Universitas Ciputra Entrepreneurship Online

VALUE INNOVATION - Nur Agustinus

Salam entrepreneur UC Onliner..
Kali ini saya akan membawakan materi tentang value innovation. Apa itu? Ini sangat berhubungan dengan business model innovation yang kita pelajari dalam minggu ini, demikian juga dengan apa yang telah dikemukakan oleh pak Atonius Tanan tentang Takutiruko. Apa itu? Business innovation selalu berhubungan dengan value innovation melalui sebuah strategi yang disebut dengan Blue Ocean Strategy.
 
Kalau kita mempelajari tentang Blue Ocean Strategy atau Strategi Samudra Biru, strategi ini mengandaikan bahwa kalau kita misalnya membuat sebuah bisnis dan bisnis itu adalah bisnis yang sangat umum, maka kita akan berkompetisi dengan berdarah-darah. Jadi itu yang disebut dengan Samudra Merah. Nah, kita harus bisa membuat bisnis kita berbeda dengan yang lain sehingga kita tidak berkompetisi dengan berdarah-darah itu dan kita bisa menjadi pemain di sebuah Samudra yang biru.

Bagaimana caranya? Inilah yang harus kita pahami dalam value innovation. Value innovation pada dasarnya adalah bagaimana kita memberikan nilai tambah kepada pelanggan kita, artinya kita menyampaikan value namun tidak hanya value yang kita sampaikan, tetapi kita harus bisa menurunkan biaya. Mengapa?

Pada dasarnya orang selalu mengatakan bahwa bagaimana inovasi yang akan Anda lakukan? Karena kita tahu bisnis supaya bisa kompetitif kita tahu memberikan nilai tambah. Namun, seringkali kalau kita hanya berpikir atau berfokus pada memberikan nilai tambah saja, maka pasti tentunya akan berakibat pada penambahan biaya. Contoh sederhana saja, “O, saya ingin memberikan inovasi berupa setiap pelanggan yang datang ke tempat saya, saya beri minum”. Menambahkan minum berarti menambahkan biaya. Pelanggan akan mendapatkan hadiah, maka menambahkan biaya. Semua itu berhubungan dengan cost/ biaya. Akibatnya apa? Dalam persaingan yang begitu ketat, seringkali justru di luaran harga yang makin murah membuat kita sulit sekali untuk bersaing dalam hal harga.

Value innovation harus berpikir bagaimana menaikkan value tapi mengurangi biaya. Apa contohnya? Contoh yang sederhana dalam bisnis kuliner, kita lihat ada sebuah restoran yang menggunakan piringnya itu bukan dengan piring yang seperti biasa kita gunakan untuk makan yaitu piring yang dengan keramik atau dengan melamine, tapi piringnya  menggunakan bambu atau rotan. Piring rotan ini sebetunya merupakan sebuah value innovation. Kenapa? Dengan menggunakan piring dari rotan ini yang biasanya ditambahkan alas berupa kertas coklat itu, kita tidak perlu lagi harus mencucui piring. Dengan demikian bisa mengurangi biaya tenaga kerja mencucui piring. Lalu kita juga bisa mengurangi resiko piring pecah. Disinilah letaknya bahwa ada inovasi yang kita lakukan tapi menurunkan biaya.

Nah, UC Onliner, bagaimana kita membuat value ini meningkatkan value, tapi menurunkan biaya. Karena memberikan value yang lebih tapi tanpa memberikan biaya membuat kita tidak akan bisa bersaing. Kesulitan bersaing karena harga kita tidak mungkin bisa lebih rendah. Banyak perusahaan yang sebetulnya bisa membuat value innovation ini berjalan dengan baik karena dia bisa menekan harganya tapi tidak mengurangi valuenya.

Contoh lain adalah miisalnya penerbangan Air Asia misalnya atau penerbangan dengan low budget. Kita tahu bahwa Air Asia adalah penerbangan yang relatif cukup murah. Kenapa mereka bisa murah? Mereka menggunakan value innovation misalnya dengan menggunakan internet. Dengan internet kita bisa melakukan pemesanan tiket, kita bisa melakukan check in, kita juga bisa terbang dengan biaya lebih rendah. Itulah yang membuat Air Asia menjual tiketnya memang lebih rendah. Kenapa? Biaya operasionalnya lebih rendah. Lebih rendahnya ini bisa karena juga katakanlah mereka menggunakan lahan parkir untuk pesawatnya di lokasi yang agak jauh memang, tapi tidak merugikan pelanggannya. Sehingga walaupun jauh, pelanggan tetap bersedia karena memang harganya lebih murah. Harga lebih murah ini tentunya menjadi daya tarik tersendiri.

Dengan demikian Air Asia bisa membuat sebuah peluang baru, pasar baru dimana sebelumnya katakanlah orang untuk bisa naik pesawat terbang orang yang katakanlah punya uang lebih. Air Asia dengan value innovation yang dilakukannya ini dia membuat harga yang lebih murah karena biayanya memang dia bisa pangkas dengan sangat besar. Tetapi value yang diberikan tetap tinggi. Tentu mereka bisa mengurangi yang lain-lainnya misalnya tidak ada makan di pesawat, kalau mau makan beli lagi. Tentu bagasi juga bisa dikurangi. Kalau mau menambah bagasi ya akan ada biaya lagi. Dan itu pelanggan tidak akan merasa kecewa. Pelanggan tahu bahwa kalau dia memang low budget, low cost, maka dia akan menggunakan pesawat seperti itu. Tentunya mereka tidak bersaing dengan kemudian maskapai penerbangan yang lain seperti Garuda, Singapore Airlines. Mereka membidik pasar-pasar yang berbeda. Inilah yang dimaksud dengan Samudra Biru.

Nah, kita sebagai entrepreneur juga harus berpikir bagaimana kita membuat inovation ini atau inovasi yang kita lakukan ini benar-benar bisa dilakukan dengan memberikan nilai tambah tapi sekaligus mengurangi biaya. Contoh seperti tadi, yaitu sebuah rumah makan yang menggunakan piring dari rotan, itu sangat menghemat biaya. Piring rotannya mungkin juga lebih murah, kemudian juga mereka hanya menggunakan plastik. Mereka tidak perlu lagi mempunyai tenaga kerja yang harus mencuci piringnya, dengan demikian itu sangat mengurangi biaya. Selain itu bisa juga model bisnisnya dibuat dengan cara orang bisa mengambil makanannya langsung. Itu juga akan mengurangi pelayan mereka.

Jadi intinya, bagaimana kita tetap menaikkan value, tapi mengurangi biaya. Ini adalah kunci daripada value innovation. Nah dalam value innovation ini ada empat hal yang harus dilakukan. Yaitu, apa yang bisa kita tambahkan, kedua, apa yang bisa kita ciptakan, create, kemudian juga kita bisa menambahkan, lalu kita bisa harus tahu juga apa yang kita bisa kurangi atau sama sekali harus kita hilangkan. Ini adalah suatu hal yang sama dengan yang dibicarakan dari pak Antonius Tanan, yaitu tentang takutiruko. Tambahkan, kurangi, ubah, dan sebagainya atau kombinasikan.

Kalau kita bisa melihat apa yang bisa kita ciptakan hal baru, apa yang bisa kita tambahkan, ini adalah menaikkan value. Tapi apa yang kita bisa kurangi atau bahkan kita hilangkan, ini adalah mengurangi biaya. Nah, UC Onliner, kita tahu sekarang bahwa memberikan atau membuat sebuah inovasi tidak sekedar memberikan nilai tambah, tapi juga harus berpikir bagaimana mengurangi biaya karena dengan mengurangi biaya tentunya kita bisa mungkin entah itu menurunkan harga, atau justru meningkatkan profit. Value innovation terletak pada hal itu. Memberi nilai tambah, menurunkan biaya. Caranya seperti tadi, tambahkan atau ciptakan hal yang baru, dengan demikian akan memberikan nilai tambah, kemudian kurangi atau hilangkan sesuatu, dengan ini bisa membuat biaya menjadi turun.

Ini adalah kuncinya karena inovasi itu selalu penting. Inovasi tidak bisa lepas dari kehidupan sebuah entrepreneurship. Kalau kita sebagai entrepreneur tidak melakukan inovasi, kita pasti akan kalah berkompetisi dengan yang lain. Ingat, inovasi harus berupa value innovation supaya kita bisa melakukan inovasi, mengurangi biaya.
Demikian dari saya Nur Agustinus, semoga bermanfaat. Salam entrepreneur..

Sumber: T100
UCEO - Universitas Ciputra Entrepreneurship Online

TEN TYPE OF INNOVATION - Gamaliel Waney

Halo, salam entrepreneur..
Apa yang akan kita pelajari mengenai sepuluh inovasi? Tipe inovasi tersebut adalah, yang pertama kita mengerti bahwa inovasi itu ada kategotinya. Sepuluh kategori. Dan inovasi tidak bisa Cuma dipikir sebagai produk, produk, produk inovation saja. Cotohnya seperti, bilanglah ada suatu ilustrasi, Cecep Sumecep, seorang aki-aki yang kemudian berpikir, “Saya mau jualan bakmi”. Maka dia berpikir, “Saya harus inovasi bakmi saya”. Jadi supaya bisa lebih daripada yang lain, daripada tukang-tukang bakmi yang lain. Karena kemudian dia menambahkan. Ketika dia menambahkan, membentuk bakmi tersebut, dia membikin handmade bakmi. Dia campur tepung, kemudian dia campur bubuk kopi supaya ada rasa kopi sedikit, dia campur bubuk green tea supaya ada rasa green tea sedikit. Memang rasanya aneh, tapi dia terus coba untuk inovasi produk. Tapi Cecep Sumecep harus mengerti bahwa ada inovasi lain. Inovasi proses, inovasi offering, nah ini akan kita pelajari di sepuluh kategori yang akan saya tampilkan berikut.

Sepuluh kategori inovasi, dikategorikan ke dalam tiga klasifikasi besar. Yang pertama, klasifikasi konfigurasi. Bicara soal proses daripada company tersebut. Bicara soal di dalam company tersebut kita mau melakukan inovasi apa? Kalau mau dilihat, company itu analoginya seperti sebuah mungkin komputer yang begitu kompleks dengan motherboardnya, kemudian chipnya, dan segala macam. Dan ada banyak konfigurasi-konfigurasi hardware maupun software yang harus dilaksanakan supaya komputer tersebut dapat berjalan dengan baik. Begitu pun dengan company. Company seperti sebuah kumpulan roda gigi yang saling berputar dan saling mendukung antara proses satu dengan yang lainnya.

Ada empat kategori konfigurasi. Yang pertama, kalian dapat melakukan inovasi Profit Model. Apakah Profit Model ini? Bagaimana buy one get one free kah? Atau franchise kah? Atau banyak macam kalian dapat lakukan. Nanti akan ditampilkan apa saja yang amsuk dalam kategori profit model.

Kemudian yang kedua adalah jaringan, network. Contohnya, si Cecep Sumecep. Cecep Sumecep yang tukang bakmi tadi berpikir bahwa, “Wah, ternyata tidak cukup kalau saya inovasi produk saja. Maka saya harus membenahi bagaimana “Company" saya harus melakukan inovasi. Prosesnya itu harus jelas. Yang pertama profit model. Bagaimana saya akan mengambil profit? Itu saya harus pelajari. Biasanya jam 4 sore itu jam yang paling sepi, karena sudah lewat makan siang, tapi belum makan malam. Bagaimana ya? Sedangkan orang-orang keluar kantor jam 5. Jadi, dagangan paling sepi jam 4. Bagaimana saya harus membuat profit model saya supaya Bakmi Cecep Sumecep dapat laku?”. Nah, ternyata dia pikir, “Oke,setiap jam 4 saya melaksanakan promosi “BUY ONE GET ONE FREE”, atau nggak “BUY ONE GET 50% off”. Kemudian ketika Cecep Sumecep melakukan itu customer banyak yang datang, konsumen banyak yang datang. Itu inovasi profit model. Ada banyak kategori profit model.

Yang kedua, inovasi network atau jaringan. Ketika Cecep Sumecep mencoba untuk menjual bakmi, dia berpikir, “Tenyata jauh lebih baik saya mengambil supplier atau mengambil partnership dengan penyuplai bakmi langsung dibanding saya harus buat sendiri, seperti itu. Jadi, bagaimana dia membangun suatu network/ jaringan untuk membangun hubungan dengan key partner atau juga dengan supplier. Ada banyak macamnya di dalam key partner tersebut.

Yang ketiga, di dalam inovasi proses atau konfigurasi, ada yang namanya inovasi struktur. Structure. Ketika kita ngomong soal inovasi struktur, itu ada dua. Yang pertama inovasi finance, di bidang finance. Atau inovasi di bidang HRD atau yang ketiga inovasi aset. Bagaimana cara mengatur aset, misalnya mengambil suatu konsep zero inventory, itu semua masuk di dalam konfigurasi company.

Kemudian yang terakhir adalah inovasi proses itu sendiri. Contohnya misalnya, ada suatu standart operating procedure. Si Pak Cecep Sumecep berpikir, “Wah, ternyata kalau saya negpack-ngapacking. Saya masukkan bumbu-bumbunya dibanding saya harus pakai sendok, pakai feeling. Ternyata saya lebih hemat, dan rasanya lebih konsisten dan standart”. Ada suatu standardisasi di dalam Pak Cecep ini membuat resepnya. Jadi contohnya, tambah gula berapa sendok, tambah garam berapa sendok, tambah merica berapa sendok, semuanya sudah dikategorikan dan kemudian dimasukkan ke dalam plastik. Jadi tinggal buka plastik. Jadi sekarang Pak Cecep Sumecep tidak selalu harus di dapur. Pak Cecep Sumecep bisa meng-supervise atau memenajemen hal-hal lain sementara istrinya atau anak-anaknya yang melakukan aktivitas di dapur, mempersiapkan makanan.

Jadi, tadi ada yang pertama adalah inovasi konfigurasi. Ada empat. Ada profit model, ada network, ada structure, dan ada proses.

Kita masuk ke kategori yang kedua, yaitu kategori offering. Offering/ penawaran. Kategori offering ini ada dua, yaitu product performance dan product system. Product performance bicara soal produknya ini. Produknya apakah sesuai dengan apa yang dijanjikan. Yang kedua product system. Product system bicara bagaimana product dan servis itu dikombinasikan. Ada banyak project juga yang mungkin produknya adalah bukan dalam bentuk product nyata, tapi dalam bentuk service. Itu bisa dikategorikan sebagai product, ditawarkan kepada customer. Itu yang inovasi kategori kedua. Inovasi kategori offering.

Kita masuk yang ketiga, yaitu inovasi kategori experience. Bagaimana yang tadi namanya konfigurasi satu manajemen atau inovasi proses di dalam company untuk membangun suatu inovasi produk baik dari sistem maupun performance. Jadi, kategori konfigurasi tadi kita belajar bahwa bagaimana Pak Cecep Sumecep ini melakukan inovasi proses di dalam company dia dan kemudian melakukan inovasi product, baik dari performancenya yang dijanjikan misalnya rasanya aduhai, dan rasanya betul-betul aduhai. Yang kedua, dari product system. Yaitu adalah ketika product itu dimakan atau disajikan, cara penyajiannya pun adalah service, bagian dari pada product  system. Itu membawa satu pengalaman yang baru atau yang unik bagi customer.

Kategori yang ketiga adalah kategori Experience. Nah experience ini apa maksudnya? Artinya ketika sebuah bisnis atau si Pak Cecep Sumecep menawarkan produk dan jasanya, menawarkan bakmi hebringnya, ternyata dia pun menawarkan sebuah pengalaman, sebuah cerita atau sebuah story bagi customer atau konsumen yang membeli bakmi Pak Cecep Sumecep. Nah, kategori experience tersebut ada empat. Yang pertama service. Plan to food. Bagaimana Pak Cecep Sumecep membuat satu inovasi SOP di dalam konfigurasi yang berimpact terhadap pelayanan dia untuk para konsumennya. Kemudian yang kedua dari kategori experience ini adalah channel. Apakah Pak Cecep Sumecep mulai berpikir, “Kayaknya kudu ada website ini, atau facebook atau twitter, untuk berinteraksi dengan customer”. Tiga, Brand. Ternyata Pak Cecep Sumecep berpikir nggak cukup kalau cuma bakmi. Misalnya, Bakmi Mayjend Sungkono, nggak cukup. Harus ada nama ini. Ternayta nama Pak Cecep Sumecep cukup catchy. Akhirnya dia bilang, “Oke, mulai saat ini saya menjual bakmi dan bakwan Cecep Sumecep”. Ada satu inovasi dalam brand. Tentu kategori brand ini sangat luas, saya hanya mengambil pendekatan reduksionis. Brand ini digambarkan sebagai merek saja. Tetapi brand ini sangat luas sekali. Bicara soal relevansi, bicara soal product life cycle, ada banyak.

Yang terakhir dari kategori experience ini adalah customer engagement. Riset membuktikan bahwa peningkatan engagement atau customer engagement terhadap sebuah bisnis akan menaikkan secara drastis, secara eksponensial up to 80% penjualan karena customer engagement. Contohnya seperti Facebook, orang kalau buka Facebook nggak cukup cuma semenit atau dua menit. Kadang-kadang bisa sampai satu jam. Terus muter-muter saja nglihatin Facebook. Mulai dari pertama nglihatin wall, turun terus ke bawah, ternyata ada yang ngasih jadi teman, kemudian ternyata kecengan atau pacar, ternyata ada poking, poke, Facebook poke, kemudian banyak ada notifikasi mengenai siapa yang ulang tahun, mana kita pergi ke teman tersebut kemudian mengatakan happy birthday. Banyak sekali cara supaya Facebook tetap membuat Anda terikat selalu melihat Facebook. Nah ini bicara soal customer engagement. Selalu semakin engage terhadap produk atau website atau jasa Anda, atau bisnis Anda, maka asumsinya menurut statistik, korelasi antara engagement dengan penjualan sangat terkait.

Sejauh ini saya mau wrapping up, saya mau menyimpulkan lagi sepuluh tipe daripada inovasi tersebut ada tiga kategori besar yaitu kategori konfigurasi, proses ini bicara soal inovasi ke dalam, kemudian inovasi offering bicara soal inovasi produk tersebut, dan inovasi experience bicara soal bagaimana kita menawarkan pengalaman bagi customer kita untuk berinteraksi dengan kita melalui produk dan jasa yang mereka beli.
Sejauh ini teori dan juga garis besar dari saya Gamaliel Waney. Saya ucapkan salam entrepreneur..

Sumber: T100
UCEO - Universitas Ciputra Entrepreneurship Online

TRANFORMATION THROUGH INTENSITY, FOCUS & CONSISTENSY - Sudhamek AWS

Salam entrepreneur UC Onliner.
Sebuah karya itu besar terletak pada hal-hal yang detail. Anda bisa memperhatikan pada hal-hal yang detail kalau anda engage, anda benar-benar terjun aktif. Kalau anda mau engage, Anda mau terjun aktif, itu baru bisa terjadi kalau kita pada akhirnya fokus.  Jadi memang dalam bisnis saya percaya harus fokus. Itu sama. Mau di bisnis, di perjalanan spiritual semuanya butuh fokus. Orang berkembang menjadi tambah baik itu kalau sepanjang yang saya ketahui pengetahuan saya, itu terjadi spiritual itu dari berkembang kalau diri kita menjadi tambah baik. Diri kita menjadi lebih baik kalau terjadi suatu transformation dan suatu transformation itu harus dilakukan sangat intensif dan fokus dan konsisten tiga itu intensity, focus and consistence. Bisnis pun juga demikian harus fokusnya di sana kita harus konsisten di dalam apa misalnya menjunjung nilai kita. Kalu kita sudah bilang bahwa bisnis itu harus jujur, konsisten, jangan pagi jujur sorenya bohong, itu tidak akan bisa berhasil. Atau juga kemudian kita mau membangun kultur, kultur itu penting tetapi  intensity tidak dilakukan tapi akhirnya tidak bisa terbentuk juga. Jadi kurang lebih seperti itu.

Pada waktu perusahaan mencapai pertumbuhan tingkat tertentu, secara teori pertumbuhan perusahaan itu kan bisa dengan dua jalur, yaitu adalah pertumbuhannya dengan organik tumbuh dengan bisnis yang ada atau dengan cara inorganik, dengan cara akuisisi. Nah akuisisi adalah sebuah karya yang membutuhkan kompetensi tersendiri. Ini membutuhkan kompetensi tersendiri bukan semua orang mempunyai kompetensi di sana. Pada saat saya mengembangkan perusahaan ini dan mulai memandang bahwa kita perlu tumbuh dengan cara inorganik di situlah kita mengalami proses pembelajaran baru dengan mengalami beberapa kegagalan. Akuisisi itu gagal.

Ya saya dalam perjalanan hidup ini kan memang mengembangkan usaha ini saya learning by doing ya, tentu di situ banyak kebentur-bentur banyak yang keliru-keliru. Kalau dengan pengetahuan yang sekarang kalau saya toleh lagi tentunya hal-hal yang salah itu yang saya hindari. Misalnya, adalah tadi tidak fokus. Kedua, kita tahu bahwa sebuah industri itu sebenarnya kalau dipelajari kita diingatkan dari awal itu bukan industri yang cocok buat kita masuki, itu tentunya tidak kita masuki. Seperti bisnis stainless steel saya itu berapa tahun dia mengalami kerugian, baru belakangan ini mengalami keuntungan. Itu memang faktor industrinya dan kedua tidak fokus. Saya tidak sempat menangani lagi karena saya sudah banyak tersedot luar biasa di group. Sampai dia menunggu anak saya pulang, anak saya saya terjunkan ke situ cukup berat dia baru istilahnya fresh graduated tapi sudah langsung saya lakukan turn around begitu tapi saya kawal, dan dengan dia engage  situ dia kalau pulang lapor sama saya makan bersama dia cerita saya mendapatkan gambaran lebih konkret di situ saya bisa memberikan arahan-arahan yang lebih efektif. Itu kan larinya soal fokus tadi industrinya memang berat fokusnya nggak ada.

Tips saya yang terakhir terkait dengan tadi, seorang entrepreneur succes nya bisa ditingkatkan kalau dia me-manage 4 jenis kompetensi. Pertama kompetensi yang harus dibangun adalah setiap industri itu ada know-how sendiri membutuhkan know-how atau mempunyai teknologi yang berbeda-beda di sini maka kompetensi adalah penguasa terhadap know-how di industri itu harus dilakukan. Katakan saja sebuah bisnis itu kelihatan dekat misalnya saya itu perusahaan makanan dan minuman, dengan begitu kita misalnya mungkin katakanlah seperti Starbucks, itu sudah bisnis yang berbeda. Itu belong to different industry, retail food itu sudah industry yang berbeda dengan makanan minuman yang manufacturing ini. Apalagi kalau saya lompat misalnya dari katakanlah makanan minuman yang sekarang ini saya membantu anak saya masuk ke industri kelapa sawit misalnya. Ini sudah menyebrang industri yang berbeda sekali makanya harus dipelajari know-how nya ini. Kalau kita mempelajari tidak bisa ada kemungkinan kita beli tarik profesional yang bisa, tapi kompetensi yang pertama harus dikuasai.

Kompetensi yang kedua tiap industri succes rate nya sangat ditentukan bagaimana manage network itu, network itu bisa ke belakang supplier bisa ke depan costumer bisa ke samping kalau pake konsepnya chin chia mengenai value chain dia ada 4 dimensi itu dia, dan kalau ini kita manage dengan baik maka itu juga succes ratenya akan meningkat. Saya itu cuma stainless steel itu bahkan sama sekali tidak tahu pemain-pemain yang bergerak di bidang ini di upstreamnya yang seharusnya menjadi supplier saya. Itu tentunya menjadi tantangan tersendiri, know-hownya juga pada waktu itu masih sedang belajar dua kompetensi sudah saya kena.

Yang ketiga bisnis itu pada akhirnya pada ujung-ujungnya adalah butuh duit. Kaya tubuh kita perlu darah kalau nggak ada duitnya bagaimana susahnya. Makanya di situ itu harus dipikirkan sumber duitnya bisa dari share holder kita tarik financial partner, atau bisa pinjam dari bank. Syukur-syukur kalau jadi menantunya orang kaya. Nah ini yang ketiga, kompetensi harus dimiliki.

Yang terakhir ini last but not least kompetensi yang harus dimiliki itu adalah manajemen. Ini kita bisa tarik managing partner karena manajemen itu termasuk di dalamnya leadership barang yang kelihatannya abstrak, tetapi itu impactnya sangat nyata. Kalau kita kuasai dan kita bangun semua 4 kompetensi ini entah diri kita sendiri yang menguasainya, entah kita dengan cara berpartner, entah kita merekrut orang yang bisa menutup kompetensi tadi baik dari segi know-how, network, manajemen dan keuangan, maka succes rate dari perusahaan tersebut akan meningkat. Nah itu saja tips terakhir kalau kita mau membangun usaha baru yang kira-kira bisa kita perbaiki succes rate nya.

Pesan saya kepada para calon-calon entrepreneur, atau yang entrepreneur yang masih kecil mau berkembang. Segala sesuatu tumbuh dari bawah. Kalau mau pergi jauh itu dari dekat dan jangan pernah berpikir jadi entrepreneur itu dengan pendekatan quick guilty. Di sinilah makanya sifat pantang menyerah itu jadi penting, never-never give up. Ini yang jadi penting sekali, karena inilah yang pada akhirnya menentukan kita berhasil. Kalau kita interview semua pengusaha di seluruh dunia yang sukses, pernah nggak mereka itu rugi? Atau pernah nggak mereka itu jatuh? Saya yakin 99,99 mereka pasti menjawabnya pernah. Yang sisanya 0,001 itu belum bisa dikatakan pengusaha yang berhasil, karena belum proven dia begitu.

Jadi jangan pernah menyerah dan satu hal yang bisa saya sampaikan ini untuk para calon para pengusaha-pengusaha muda, bahwa itu tidak ada sukses yang mudah. Semua sukses itu membutuhkan perjuangan luar biasa. Seorang pengusaha yang sukses itu dia idealnya memenuhi 3 persyaratan. Harus memiliki kepintaran di atas rata-rata, lalu cari kepintaran di bidang mana yang tadi know-how. Kedua, bukan kerja keras tapi kerja sangat keras. Ketiga ada faktor waktu dalam hidup ini. Ini yang sepenuhnya tidak dalam kendali kita, oleh sebab itu kalau gagal jangan menyerah karena waktunya belum datang. In time kita akan berhasil. Anda lihat Steve Jobs, Steve Jobs itu dari dulu pintar nggak, pintar dari dulu dia kerja keras nggak, kerja keras, tapi dulu dia gagal baru setelah dia kembali lagi dia baru baru berhasil ada faktor timing. Dan timing itu kemudian bisa terbentuklah team yang lebih lengkap dan sebagainya. Pasar barangkali bisa lebih siap dan sebagainya, nah banyak faktor di sana. Jadi intinya jangan mudah menyerah, karena tidak ada sukses yang mudah, terima kasih.
Sampai jumpa UC Onliner..

Sumber: T100
UCEO - Universitas Ciputra Entrepreneurship Online

MEMANFAATKAN KEKAYAAN & ALAM NUSANTARA - Martha Tilaar

Anggota UC Onliner yang saya hormati. Saya sangat berbahagia untuk bertemu dengan Anda semuanya. Saya memperkenalkan diri, saya adalah Martha Tilaar, pengusaha kosmetik di Indonesia.
 
Modal Awal
Impiannya adalah mempercantik wanita Indonesia dan Asia melalui 3 hal, yaitu:
  • Tanaman Obat
  • Kosmetika
  • Aromatherapy

Saya mulai berusaha kecil sekali. Karena saya mempunyai mimpi besar. Waktu sepulang saya dari Amerika, saya ingin sekali untuk mempercantik perempuan Indonesia dan Asia, dan dunia. Dengan kekayaan alam Indonesia, yaitu tiga kekayaan alam, yaitu tanaman obat, kosmetik, dan aromatik.
Tapi pada saat itu saya mengatakan mimpi saya kepada almarhum bapak saya dan beliau mengatakan, ”O, bagus sekali”. Dia bilang, “Kamu punya uang nggak?”. “Nggak punya”. Terus maka itu saya juga dia bilang, “Ah, kamu itu mimpinya terlalu gede gitu lho”. Tapi, ayah saya luar biasa. Dia memotivasi saya, dan memanggil adik-adik saya yang kebetulan lawyer dan dokter untuk berkumpul untuk menjadikan suatu family company. Jadi, ada yang 30%, 10%, ayah saya 30%, dan saya 30%. Jadi family company, tapi kecil sekali karena uangnya memang terbatas.
 
Semua Usaha Besar Dulunya Kecil atau Mikro
Jadi, salon saya, saya mulai dengan salon karena pendidikan saya adalah kecantikan dan itu mulai 4x6 meter salon saya dengan satu karyawati Si Pon, dari Gunung Kidul. Nah, itulah saya mulai di garasi orang tua saya dan itu saya mulai kecil sekali. Tetapi ternyata kalau kita ingin terus berinovasi, ingin tekun menekuni, tahu-tahu saya juga ingin pergi ke, ditaruh di koran untuk advertise, tapi uangnya nggak ada. Jadi apa saya lakukan? Saya hanya tulis di ketikan aja brosur dan saya mengatakan American Licensed Beautician Would Like to Serve You dalam bidang kecantikan. Terus saya panggil tukang koran, “Pak, Aku boleh titip ini brosur saya di koran karena saya nggak bisa advertise di koran. Jadi, “Oh ya, boleh Bu. Boleh”. Akibatnya karena saya dekat di Jalan Diponegoro, tempat saya di belakangnya, Jalan Kesuma Atmaja, maka yang datang adalah ambassador-ambassador. Istri ambassador. “Wow, banyak amat?”. Itulah saya mulainya dari kecil.
Setelah tiga bulan, enam bulan saya minta ayah saya, “Sekarang Ayah, kita pindah ya ke paviliun atau garasi itu? Dan seluruh rumah bisa nggak buat salon?”. “Bisa”. Maka itu, ini lah permulaan daripada bisnis saya. Dan ternyata ayah saya selalu mengatakan, “Kamu bisa menguasai dunia”.
 
Strategi Sukses Menembus Pasar Domestik
Untuk menebus pasar Indonesia, memang saya perlu suatu hal yang berbeda dengan pedagang-pedagang jamu lainnya. Maka, pada suatu saat ketika kita pergi diundang oleh duta besar di negeri Belanda, lima puluh tahun kita merdeka, saya pergi ke Leiden dan suami saya pergi ke Reigs Herbarium untuk menekuni apa yang ada di negeri Belanda. Ternyata kekayaan Indonesia semuanya ada di negeri Belanda. Terperinci tulisannya. Maka itu suami saya mengatakan, “Kamu harus mengambil ini kembali dengan mempunyai profersuarial chair di Laiden”. Yaitu dalam ethnobothany dan medical antropology. Jadi, di samping itu supaya kita bisa mengusai lokal yaitu harus mempunyai hal yang berbeda. Scientific Approach itu. Jadi, apa yang kita katakan ada buktinya. Namanya promise and prove. Kalau tidak ada buktinya kita tidak akan masuk ke pasaran Indonesia.
Ini suatu contoh. Saya kumpulin banyak orang yang berjerawat. Saya kasih mereka free treatment, dan setelah sebulan, hilang jerawatnya dengan memakai belerang dan jeruk nipis. Itu saja. Terus dari situ jadi bagus. Terus saya pasang di salon saya. Orang pada bersongah, “Ini bener? Nggak bohong?”. Saya kasih orang yang berjerawat yang jelek jadi cantik-cantik. Jadi, mereka mau. “Oke, aku mau deh”. Karena local wisdom itu memang belum tertulis. Jadi, kalau kita pergi ke dukun-dukun, ahli-ahlinya itu oke saja. Sebab kalu satu dukun meninggal, satu perpustakaan terbakar.
 
Strategi Sukses Mengembangkan Usaha
DJIITU
  • Disiplin
  • Jujur
  • Iman yang Kuat
  • Inovasi Terus Menerus
  • Tekun
  • Ulet
Jadi saya praktikkan hanya jitu itu. Jadilah manusia jitu. Disiplin, jujur, iman kuat, inovatif terus. Jangan merasa sudah seneng, sudah cukup. Jangan. Inovatif terus. Terus tekun dan ulet. Tekun is focus. Jangan ini mau, itu mau, sudah. Nanti bubar. Jadi focus saja. Dan ulet, hardwork and consistent dalam pekerjaan. Jangan ini mau, itu mau, tetapi benar ulet. Pasti Anda bisa.
 
Strategi Menghadapi Krisis
  • Mengubah Krisis Menjadi Peluang dengan Berinovasi Terus
  • Jujur Terhadap Investor
Kearifan budaya itu sangat menjadikan saya suatu inspirasi. Jadi, kunjungan saya misalnya ini kunjungan saya ke Minang. Melihat emak-emak orang tua sedang menenun kainnya. Nah, saya tanya, “Mak, kalau warna yang dominan di Minang itu apa?”. “Hanya dua”, katanya. Yaitu kuning dan merah. Nah, dari omongan itu saya ada inspirasi itu. Membuat kosmetik yang dua warna. Nah itu yang orang lain belum mempunyainya. Jadi, suatu inovasi yang baru. Saya panggil ahlinya insinyur itu untuk membuat cetakan lipstik dua warna. Dan ternyata bisa. Dan dari situ kita menghasilkan satu lipstik yang aneh, tapi keluar pada tahun 1998 di mana kita sedang krisis ekonomi sehingga orang-orang yang biasa membeli produk luar negeri kan sudah empat kali naik, lima kali naik itu susah sekali. Dia bisa melihat lipstik kita yang dibuat oleh pada artis. Satu lipstik menjadi empat bibir. Di situ ternyata berhasil sekali. Banyak sekali perempuan-perempuan pada beli.
Nah itu doa saya terdengar karena saya saat itu banyak di Pulo Gadung ini tutup pabriknya 67,5%. Nah, jadi saya doa semoga kita tidak mem-PHK-kan perempuan-perempuan yang ada di factory kami, di pabrik kami. Dan ternyata terdengar karena 400% berarti 3 shift bukan 2 shift , 3 shift. Nah, itulah luar biasa karena murah dan mereka senang memakainya. Bagus, warnanya gold and red, gold and pink. Bagus sekali. Mereka bener sekali. Dan itu bisa juga mengatasi, inovasi itu bisa mengatasi tidak ada PHK di perusahaan kita.
Bahkan pada tahun 1999, karena kita sudah siap dengan produk-produk yang dibuat secara ilmuan, secara scientific, maka kita bisa survive dan bisa membeli seluruh share daripada Martina Berto untuk  kita semuanya.
Kita pergi ke Singapore, kita dapat loan dari Singapore, tapi pada saat itu orang semua bilang leave out aja, nggak usah bayar. Kamu jangan bayar. Ini kesempatan emas buat kami. Saya bilang, “No, saya utang, saya harus bayar”. Terus saya dihubungi bankers semua pada mendengarkan saya, saya bilang, “I come here to say that I can not pay today”. Ya to? Karena satu miliar jadi lima miliar. Bagaimana? Jadi “I can not pay. But if you want to help us to restucture and help us, don’t worry, I will pay until my last drop of blood”.
Terimakasih atas perhatiannya. Sampai jumpa UC Onliners. Salam Entrepreneur.

Catatan:
Walau krisis, semangat tetap menyala dan pikiran terus mencari inovasi untuk keluar dari krisis.
Ibu Martha Tilaar memanfaatkan begitu banyak hal yang “gratis” yang mengakar dari keragaman dan kekayaan budaya nusantara lalu mengubahnya jadi solusi kreatif bagi perempuan Indonesia dan dengan cara itu beliau mendirikan dan membesarkan usahanya.

Sumber: T100
UCEO - Universitas Ciputra Entrepreneurship Online 

Kamis, 13 Maret 2014

MENGIDENTIFIKASI PELUANG DARI PELANGGAN UNTUK BERTUMBUH (Bag. 2) - Antonius Tanan

Salam jumpa lagi UC Onliner dan Salam Entrepreneur tentunya. Sekarang saya ingin mengajak Anda semua untuk mengikuti sebuah kisah imajiner. Ini sebuah kisah yang tidak sesungguhnya terjadi tetapi sengaja dikarang sedemikian rupa supaya semirip mungkin dengan dunia nyata. Tujuannya apa? Supaya kita belajar tentang sesuatu yang lebih praktis yang kita bisa gunakan di dalam bisnis kita masing-masing. Saya menyebutnya sebagai cerita Mas Joko, atau cerita Joko Mempersiapkan Pertumbuhan Usahanya. Dan kita sekarang bersama-sama akan mendengar apa yang dilakukan Joko dan apa saja yang dipersiapkannya supaya usahanya bertumbuh?

Saya menyebutnya sebagai kisah tentang kios kuliner selera. Bayangkan di sebuah basement gedung tinggi ada foodcourt atau ada pujasera tempat kios-kios makanan disediakan untuk para karyawan. Kalau Anda pergi ke gedung-gedung, di Jakarta biasanya bertemu dengan ini. Dalam satu ruangan bisa ada sepuluh, kadang ada yang dua puluh kios. Harga yang dijual biasanya tidak mahal. Sehingga banyak karyawan gedung yang datang ke sana.

Nah, alkisah ada seseorang yang namanya Joko memiliki sebiah kios di sana.  Di sebuah kantin karyawan yang namanya Seroja. Dan di tempat itu ada sepuluh kios. Ternyata tidak semua laku. Hanya kira-kira dua puluh persen yang laku. Lima puluh persennya ya hanya biasa-biasa saja penghasilannya dan tiga puluh persen termasuk yang sepi. Dan yang sepi adalah salah satunya milik Joko ini.

Joko rupanya ingin maju. Dia sadar tahun depan anaknya akan masuk TK, akan masuk SD. Ada biaya yang harus dikeluarkan. Ada tambahan biaya untuk setiap bulannya. Sehingga dia mengatakan, “Tahun depan penjualanku harus naik dua kali. Tapi bagaimana caranya?”. Nah, rupanya Joko senang belajar dan kemudian dia ikut di UCEO. Dia belajar bagaimana menumbuhkan usahanya. Mari kita ikuti kisahnya dari Joko ini menumbuhkan usahannya. Joko belajar bahwa peluang dari masalah. Lalu peluangnya harus diinovasikan dan kemudian resikonya harus dikelola. Sekarang bagaimana caranya? Praktisnya bagaimana? Dari masalah bisa menemukan peluang.

Nah, inilah yang Joko lakukan. Joko menggunakan rumus ABBA. “A”nya apa? Amati, Bertanya, Berdiskusi, dan Analisa. Siapa yang diaamati? Siapa yang diajak bertanya? Siapa yang diajak berdiskusi? Siapa lagi kalau bukan pelanggan? Nah, Joko rupanya sudah paham bahwa pelanggan adalah sumber informasi, sumber inspirasi, dan sumber inovasi, seperti yang dikatakan oleh Pak Ciputra. Sehingga mereka harus diamati, harus ditanya, diajak diskusi, dan hasilnya kita analisa. Bagaimana mengamati secara praktis? Nah, Joko belajar mengamati dengan menggunakan lima panca indera. Ketika mengamati sesuatu, sang entrepreneur menggunakan seluruh panca inderanya. Menggunakan matanya, menggunakan telinganya, menggunakan hidungnya, menggunakan mulutnya untuk mengecap, dan menggunakan tangannya untuk merasa. Dia meneropong pasar dengan panca inderanya dia. Dan inilah yang dilakukan oleh Joko, dia mengamati kantin, sekarang seluruh panca inderanya digunakan. Ternyata ketika dia menggunakan matanya dengan lebih awas, dia melihat kiosnya dia lebih berantakan. Tidak  rapi, tidak bersih. Sementara yang lain bersih dan rapi. Khususnya yang punya antrian panjang dia lihat, “Wah, yang ini memang lebih bersih dan lebih rapi dari dia”. Dia sekarang pasang telinganya lebih tajam. Dia mendengar komentar-komentar orang. Dia mendengar ada pelanggan yang mengatakan, “Ini ukuran gelas tehnya tanggung. Minum sebanyak ini kurang. Kurang kenyang”. Ada yang mengatakan, “Ini porsi nasinya terlalu sedikit untuk laki-laki, tapi kebanyakan untuk perempuan”.

Joko mulai sadar. Telinganya kurang dipergunakan dengan baik untuk mendengar pelanggan. Bahkan ada pelanggan mengatakan. “Kok nggak ada menu untuk sarapan?”. Dia baru sadar ternyata ada orang yang bermasalah perlu sarapan tapi tidak ada. Bukankah itu peluang? Dia sekarang menggunakan hidungnya untuk mencium lebih baik. Ternyata ada kios yang menebar bau masakan lebih baik. Sehingga orang tertarik untuk datang. Dan ketika dia menggunakan lidahnya, dia datang kepada kios yang paling laku.Rupanya dia suruh orang lain untuk membeli dan membandingkan dengan masakan yang dia miliki. Dia harus akui ada masakan yang lebih enak. Yang lebih enak punya lebih banyak pelanggan. Kemudian dia menggunakan tangannya untuk memeriksa sejauh mana piring-piring yang dicuci bersih. Ternyata dia menemukan di tempat lain ada yang lebih bersih dicucinya.

Nah, rupanya dengan menggunakan seluruh panca inderanya, dia memahami lebih banyak. Menemukan lebih banyak masalah. Dan dengan lebih banyak masalah, lebih banyak peluang untuk memperbaiki bukan. Nah sekarang Joko mencatat itu semua dari pengamatan panca indera Joko menemukan banyak fakta bahwa kios kuliner miliknya memang dibawah standar rata - rata kios yang lain yang ada di kantin Seroja ini. Ia kemudian membuat daftar yang hal mana saja yang ia bisa perbaiki dengan segera namun ketika Joko membuat daftar "Wah kok banyak sekali, kalau dilakukan semua bisa repot." Belum tentu dia bisa melakukan semua lalu dia membuat prioritas dia membuat kategori A,B dan C. Apa itu kategori A,B, dan C, "A" sangat mempengaruhi keputusan pelanggan dalam membeli jadi artinya apa kalau masuk A harus sungguh - sungguh dilakukan. Misalnya apa? Harga air minum yang sama dengan pesaing rupanya harga minumannya dia lebih mahal dia baru sadar ketika dia memperhatikan lalu harga dan besar porsi dari makanan rupanya para pelanggan di kantin Seroja sangat memperhitungkan besarnya porsi, mereka suka makan yang banyak, itu sangat penting sangat diperhitungkan harganya itu kelompok A jadi A harus dilakukan. "B" cukup mempengaruhi pelanggan kalau bisa harus kita lakukan misalnya apa kebersihan, pelayanan yang ramah, dan yang "C" oh kerapihan. Rupanya dia melihat soal kerapihan tidak terlalu penting yang lain masih yang lain - lain juga tidak terlalu rapih tapi tetap laku. Nah sehingga kemudian Joko mulai tahu yang mana yang ia harus lakukan harus dia temukan kalau ingin meningkatkan penjualannya. Mengamati tidak cukup, masih ingat ada ABBA masih ada B dan B yang lain yaitu bertanya dan berdiskusi, Joko sengaja duduk diantara pengunjung seakan seorang karyawan gedung dia ikut makan dan membuka percakapan dan berkenalan akhirnya dan sambil dia berkenalan dia memperhatikan, ini orang - orang yang disekitar sini memilihnya menunya apa saja dan dia membuka diskusi kenapa pilih ini kenapa bukan ini dan lain - lain. Jadi sekarang panca inderanya dibuka bukan dengan mengamati secara pasif tetapi juga dengan bertanya dan berdiskusi. Setelah itu Joko membangun pertemanan dengan mereka dan melanjutkan diskusinya sehingga ia semakin lama dia semakin tahu. Kemudian apa yang dia temukan sangat menarik Joko ini ternyata bertemu dengan sekelompok orang yang sering bertemu bersama -sama disana, ternyata mereka menamakan dirinya sebagai sebuah komunitas sendiri namanya apa komunitas "PanSel" apa itu pansel? pansel adalah pantai selatan mereka berasal dari pantai selatan Jawa Tengah dan semua dari mereka lulusan SMK ada yang dari mesin ada yang dari elektro dan semua mereka atau kebanyakan mereka bekerja di Engineering mereka senang bertemu satu sama lain dan kantin Seroja merupakan adalah salah satu tempat untuk bertemu. Nah sekarang dengan cara bertanya dan bertemu dengan pelanggan Joko bertemu dengan satu pelanggan yang bisa menjadi prospek untuk bisnisnya, sekarang bukankah masalah mulai beralih jadi peluang ketika masalah itu dihadapi dengan cerdik Joko bertemu dengan peluang - peluang baru percakapan dan pertemanan dengan kelompok pansel ini ternyata betul - betul menghasilkan sesuatu Joko bertanya tentang masalah - masalah yang mereka hadapi ketika mereka makan siang atau makan sore ada banyak usulan dari mereka termasuk mereka sepakat kalau setiap hari Jumat Joko bisa menyediakan menu khas pantai selatan yang lebih banyak maka mereka akan undang  teman - temannya untuk makan dari kiosnya Joko masalah dan usulan dari kiosnya Joko telah menciptakan inspirasi dan inovasi namun untuk dapat mengumpulkan lebih banyak gagasan Joko menggunakan sebuah rumus kreatifitas yang namanya TAKUTIRUKO. Kami berharap anda terus mengembangkan usaha anda dan anda menjadi bagian dari perusahaan - perusahaan Indonesia yang menciptakan lapangan pekerjaan dan ikut serta memakmurkan negri.

Terima kasih atas perhatian anda dan Salam Entrepreneur!

Sumber : T100
UCEO - Universitas Ciputra Entrepreneurship Online

PENGELOLAAN KEUANGAN & PERLUASAN USAHA - Yusak Anshori

Salam entrepreneur..
UC Onliner, dalam menjalankan bisnis itu tidak selalu langsung besar. Keuntungan sepuluh juta dimulai dari seribu. Hal yang paling susah adalah pada keuntungan seribu yang pertama. Seribu yang pertama sangat amat sudah untuk mendapatkan sepuluh juta, keuntungan sepuluh juta. Seribu yang kedua sangat susah. Seribu yang ketiga masih susah. Jadi itu akan susah terus sampai pada jutaan yang kedua. Ketika keuntungan dua juta, itu sudah mulai agak mudah. Juta ketiga lebih mudah. Empat, mudah. Demikian seterusnya. Semakin besar itu akan semakin lebih mudah. Karena sebetulnya proses bisnis seperti itu. Sama halnya kita mendorong mobil, awalnya susah. Begitu sudah ngglundung susah untuk berhenti. Sebaliknya juga akan begitu.
Untuk para UMKM yang memiliki usaha kecil, ini juga menjadi tantangan karena namanya usaha mikro itu masih lebih kecil dari usaha kecil. Jadi harus selalu meningkat lebih besar. Yang pertama kita harus memiliki goal atau target. Kapan kita akan menjadi usaha besar. Kita pertama harus punya mimpi. Punya visi bahwa bisnis saya nanti akan menjadi bisnis besar. Itu tidak perlu diomong-omongkan ke orang. Tidak perlu dicuap-cuapkan itu menjadi sombong, tapi kalau Anda dalam hati, dalam pikiran Anda tanamkan bahwa kalau nanti akan menjadi besar itu akan lebih bagus.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Yang pertama adalah memanage keuangan. Jadi kuncinya di keuangan. Kita ini juga tidak bisa terlepas dari budaya. Kenapa kita nggak bisa besar? Karena kita seringkali tidak bisa memilah antara uang untuk perusahaan atau bisnis dan uang untuk pribadi. Yang paling sering terjadi uang bisnis dipakai uang pribadi. Sudah pasti hancur itu. Nggak akan dicatat bisnis akan bagus jika uangnya dipakai urusan pribadi. Nah itu harus kita bisa pilah dulu. Masalah keuangan untuk bisnis pribadi. Kita betul kalau perlu di sini, kalau istilahnya pinjam juga harus pinjam, tapi kalau pinjam harus dikembalikan. Nggak ada itu dipakai untuk di sini.
Nah kemudian yang kedua, ketika sudah bisa memilah antara bisnis sama pribadi tadi. Kita juga harus konsisten mengontrol keuangan kita. Kita menjadi memiliki tantangan yang cukup besar. Ketika bisnis mulai merambah naik, kemudian keuntungan sudah mulai kelihatan, kita lengah untuk melakukan kontrol kontrol keuangan utamanya dan kontrol bisnis. Karena dua ini selalu didapatkan atau profit itu didapatkan dari pendapatan dikurangi biaya itu adalah profit. Dua sumber tadi, entah pendapatan, entah biaya, ini yang harus kita kontrol supaya profitnya tetap. Dalam kondisi ini.
Nah, ketika itu sudah dilakukan, kita harus memikirkan pengembangan. Ada beberapa orang cukup puas. Saya aturannya sudah cukup. Bisa untuk makan, nyekolahkan anak sudah cukup. Tapi dia tidak begitu agresif untuk mengembangkan cabang. Nah, ini perlu ada pengembangan usaha. Entah itu cabang di sebelah mana kerena itu bagus juga untuk branding. Jadi kita harus memiliki supaya brand kita lebih dikenal oleh masyarakat atau pasar, kita harus memiliki cabang yang banyak.
Bagaimana bahwa bisnis kecil ini akan menjadi besar asal ada itu tadi. Perilaku mengenai pemisahan bisnis. Uang bisnis dan uang pribadi, kemudian bisa melakukan kontrol, mengembangkan cabang, dan membranding lebih agresif lagi. Ketika dia di suatu wilayah sudah mulai banyak terus berani untukbuka di tempat lain lagi, memang juga ada resiko di sana. Tapi kita harus bisa menghitung resiko itu. Kalau itu misalnya potensial untuk dikembangkan dan kita masuk di satu daerah yang baru, itu adalah berarti potensi untuk menggunakan merek yang kita punya juga. Oleh karena itu, Anda para UMKM tidak usah ragu untuk mengembangkan usaha ini selama itu masih dilakukan dengan konsisten. Lagi-lagi ini permasalahan konsistensi kita untuk menjaga diri dan mengembangkan usaha ini karena cukup sering terjadi karena bahwa ketika kita sudah mulai besar, sudah mulai malas mengontrol, dan kita serahkan semuanya ke orang lain tanpa ada kontrol dan di situlah kemudian mulai letak penurunan mulai terjadi. Ketika itu mulai terjadi, Anda belum terasah, begitu turun lagi, mulai hancur, Anda baru terasa. Dan itulah penyebabnya kenapa di beberapa UMKM juga tidak bisa menjadi besar karena dia belum bisa melakukan hal-hal yang saya sampaikan tadi secara konsisten. Anda jangan percaya. Tapi Anda coba dulu. Kalau ternyata terjadi, Anda kasih tahu saya.
Itu dari saya, Yusak Anshori. Salam Entrepreneur..

Sumber : T100
UCEO - Universitas Ciputra Entrepreneurship Online

Senin, 10 Maret 2014

EFFECTUAL ENTREPRENEURSHIP (PRINSIP EFEKTUASI) - Nur Agustinus

Halo UC Onlier, salam entrepreneur.
Saya Nur Agustinus. Kali ini saya akan membawakan materi tentang teori efektuasi. Apa itu efektuasi? Saya akan bawakan berdasarkan buku yang saya bawa ini, berjudul Effectual Entrepreneurhip. Teori efektuasi ini diperkenalkan oleh Saras. D. Sarasvathy, seorang peneliti entrepreneurhip dari Amerika Serikat.
Apa itu berpiki efektual? Lawan dari berpikir efektual adalah berpikir kausal. Jadi begini, kalo saya terangkan, misalnya suatu contoh, ketika seorang ibu ditanya, “Hendak memasak apa hari ini?”, kemudian ibu itu bepikir, “Saya ingin memasak soto ayam”. Lalu setelah punya ide soto ayam itu, ibu itu akan mecari bahan-bahan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat soto ayam. Jadi dia lihat ke lemari esnya, dia lihat ke dapurnya, dilihatnya lemari, ternyata, “Wah, daging ayamnya belum ada, garamnya habis”, maka ibu itu harus beli. Ini berpikir secara kausal.
Berpikir secara efektual itu berbeda. Berpikir secara efektual secara sederhana digambarkan sebagai seseorang yang melihat di lemari esnya tersedia apa, di dapurnya ada apa, di lemarinya ada apa, dari sana kemudian dikumpulkan bahan-bahan yang dimiliki, lalu bisa membuat masakan apa. Tentunya ada banyak masakan yang bisa dikerjakan atau dihasilkan dari bumbu-bumbu atau bahan-bahan yang sudah dimiliki oleh ibu tersebut. Ini berpikir efektual.

Dengan demikian kalau kita kembali ke pertanyaan dasar yang sering diajukan oleh orang yang ingin membuka usaha, “Saya ini cocoknya usaha apa ya?”. Sebetulnya yang paling tahu adalah dirinya sendiri karena kalau misalnya kemudian dia diberi tahu oleh orang lain, “Kamu itu cocoknya bisnis dibidang ini, misalnya, atau di bidang itu”, maka dia akan berusaha mencari, melengkapi apa yang kurang. Padahal kalau dia misalnya tahu apa yang dia punya, apa yang dia sudah bisa, maka dia sudah langsung bisa mengerjakan bisnis itu tanpa harus menunda-nunda. Ini prinsip efektual yang paling basic, paling prinsip. Jadi artinya, berpikir dengan dari diri sendiri. Bukan dari yang di luar kita. Selanjutnya akan kita bahas satu per satu mengenai prinsip-prinsip dalam berpikir secara efektual ini.

Ada lima prinsip dalam teori efektuasi. Prinsip yang pertama adalah Bird In Hand. Bird In Hand adalah ungkapan dalam lingkungan di Amerika yang berarti tentang apa saja yang dimiliki oleh kita. Apa saja yang ada di tangan kita sebetulnya. Ini bicara tentang tiga hal, yaitu siapa diri kita, yang kedua adalah apa yang bisa kita lakukan, dan yang ketiga adalah siapa saja yang kita kenal. Kalau kita kembali pada hakikat Bird In Hand ini, siapa diri kita itu bicara tentang misalnya passion saya itu apa? Hobi saya apa? Saya ini lulusan apa? Saya itu bisa apa? Kemudian juga bisa, mungkin saya dari keluarga apa? Itu adalah apa-apa saja, atau siapa saya.

Kemudian kita bicara juga dengan apa yang bisa kita lakukan. Yang bisa saya lakukan misalnya, mungkin saya pernah ikut kursus tertentu, saya pernah belajar ini, belajar itu, saya pernah misalnya sekolah sehingga saya punya keterampilan tertentu, ini adalah apa yang bisa saya lakukan. Katakanlah saya bisa menggunakan solder untuk elektronika, saya bisa misalnya berbahasa inggris, saya bisa mungkin katakanlah menggambar, atau saya bisa memasak misalnya, semua ini adalah apa yang bisa kita lakukan.

Yang ketiga tadi, ini masih dalam satu prinsip yang pertama, yang ketiga adalah siapa saja yang kita kenal, yang saya kenal. Yang saya kenal ini akan menunjang saya sebagai modal yang bisa saya miliki. Misalnya saja saya kenal dengan teman-teman saya, saya kenal dengan keluarga saya tentunya dalah orang-orang dekat saya. Ini adalah modal awal dalam berusaha. Jadi jangan kita itu kalau misalnya ingin membuka usaha, “Wah, saya tidak punya modal”, jangan. Karena modal awal itu adalah siapa kita? Apa yang bisa kita lakukan? Dan siapa yang kita kenal. Mungkin ada banyak usaha yang didirikan karena orang tuanya yang bisa memasak, atau istri yang bisa membuat kue misalnya. Atau mungkin katakanlah adik yang bisa punya keahlian tertentu sehingga membuat usaha itu menjadi berjalan dengan lancar. Jadi semua ini merupakan bagian dari modal.

Prinsip yang kedua adalah affordable loss. Affordable loss artinya sejauh mana entrepreneur itu siap menanggung kerugian. Setiap usaha pasti ada resiko. Resiko itu beraneka ragam. Bisa resiko uang, resiko waktu, bisa resiko tenaga, dan sebagainya. Ketika seseorang mau melakukan sebuah usaha, mau mengembangkan bisnisnya lebih besar lagi, tentunya juga menghadapi resiko yang sama. Kalau kita mempertaruhkan seluruhnya dan kemudian kita rugi, dan kemudian kita tidak bisa bangkit kembali, itu bukan seorang entrepreneur yang sukses tentunya, tapi seorang entrepreneur yang pintar itu dia bisa mempunyai prinsip affordable loss. Misalnya begini, kalau misalnya saja satu juta rupiah ini saya gunakan untuk modal dan satu juta rupiah ini hilang/habis, itu saya rela. Maka itu adalah affordable loss saya. Tapi affordable loss tiap orang bisa berbeda-beda. Bagi orang lain mungkin satu miliar. Bagi orang lain mungkin hanya satu juta. Bagi orang lain mungkin sepuluh juta. Ketika seseorang menanamkan uangnya untuk investasi, untuk modal, baik itu tidak hanya uang, tenaga juga, pikiran, waktu, maka perhitungkan affordable loss. Artinya apa? Siap rugi. Karena kita tahu bahwa usaha itu mengahadapi situasi yang tidak pasti. Jadi, tetap punyalah mental siap rugi dan kerugian yang bisa diterima. Ini pentingnya supaya kalaupun terjadi kerugian, kita masih bisa bangkit karena menganggap kerugian itu masih affordable buat kita.

Prinsip yang ketiga adalah lemonade principle. Lemonade principle itu juga merupakan ungkapan yang ada di Amerika, yaitu ketika hidup terasa seperti lemon, lemon berarti kecut, yang rasanya kecut, buatlah menjadi lemonade. Lemonade itu limun. Seorang entrepreneur harus bisa punya kreatifitas, harus punya mental yang tahan uji. Kalau pun ada situasi yang tidak pasti, yang tidak enak, bisa membuatnya menjadi sesuatu yang berguna, berpeluang bagi dia. Jadi artinya dia tetap punya cara untuk mengatasi problem-problem yang dihadapi. Ini adalah prinsip yang ketiga. Tampaknya mungkin sederhana, tapi ini adalah kunci yang penting. Kita tahu banyak orang mengatakan,”Di setiap masalah ada peluang”. Tidak semua orang bisa melihat, berpikir bahwa sebuah masalah itu adalah peluang. Entrepreneur harus bisa mengubah sesuatu yang tidak enak ini, situasi yang tidak pasti, dia harus mengontrolnya supaya ia bisa menghasilkan sesuatu peluang yang menguntungkan bagi dirinya. Ini adalah prinsip yang ketiga.

Kalau kita lihat prinsip yang keempat, prinsip yang keempat adalah crazy quilt. Crazy quilt yaitu kumpulan dari perca-perca kain yang dijahit sehingga menghasilkan sebuah selimut yang indah. Apa maksud dari crazy quilt ini? Crazy quilt ini adalah kemampuan seorang entrepreneur membangun network dari pihak-pihak yang lain, jadi banyak-banyak pihak seperti pecahan-pecahan perca-perca kain ini dia kumpulkan, dia jadikan satu sehingga berguna buat dia. Jadi kalau misalnya, saya misalnya punya banyak teman, punya setumpuk atau sekotak kartu nama orang-orang yang pernah saya kenal, tapi tidak pernah saya ajak bekerja sama, sebenarnya itu percuma. Seorang entrepreneur harus bisa menjalin komitmen yang saling menguntungkan dengan orang lain sehingga dia bisa menghubungkan salah satu orang dengan orang lain melalui dirinya terjadi ikatan dan dia bisa mendapatkan keuntungan dari sana. Ini adalah prinsip crazy quilt.

Yang terakhir, prinsip yang kelima adalah Pilot In The Plane. Apa maksudnya? Kita menganggap bahwa hidup kita ini adalah sebuah pesawat dimana kita adalah pilotnya. Maka, kita lah yang menentukan pesawat kita ini mau ke mana. Kita harus bisa mengontrol kemana kita mau menuju. Seorang entrepreneur harus tahu. Dia harus punya determinasi, “O, saya harus ke sana”. Maka saya harus mencapai hal itu. Jangan sampai misalnya ada halangan, mundur. Semua ini sebetulnya membutuhkan sebuah keterampilan. Cara berpikir yang efektual dimana kita bisa membuat diri kita itu bertindak bukan hanya sekedar misalnya saja mengantisipasi masa depan, karena secara prinsip kita tidak bisa meramalkan masa depan. Siapa yang tahu tentang masa depan? Tapi yang penting adalah kita bisa mengatur diri kita untuk siap menghadapi situasi apa saja karena situasi yang tidak menentu ini akan kita bisa atasi kalu kita pertama siap dengan diri kita. Kita bercaya bahwa kita punya yang menjadi modal buat diri kita sendiri. Jadi, misalnya tadi bird in hand, siapa kita, apa yang bisa kita lakukan, dan siapa saja yang kita kenal. Ingat, jangan hanya cukup kenal, tapi cobalah menjalin kerja sama dengan orang yang kita kenal. Untuk itu adalah baik dari hari ke hari teruslah menimba keterampilan-keterampilan supaya kita makin banyak yang bisa kita ketahui atau bisa kita lakukan. Demikian juga jangan lewatkan ketika bertemu dengan orang lain, berkenalan dengan orang lain, sebab dalam pertemuan-pertemuan itu bisa saja terjadi sebuah pertemuan yang menghasilkan peluang. Artinya apa? Saya kenal dengan si A, saya kenal dengan si B. O, ternyata dengan si A, dengan si B ini saya bisa mendapatkan peluang. Nah, semua ini lakukanlah dengan prinsip affordable loss karena jangan karena sangking yakinnya, kita mempertaruhkan semuanya, akibatnya kalau gagal maka semuanya bisa hancur.

Prinsip ini bisa di baca dalam sebuah buku yang telah saya sebutkan tadi, Effectual Entrepreneurship. Kemuan ada juga buku yang berjudul Effectuation yang ditulis Saras D. Sarasvathy. Teori ini memang masih relatif baru dan teori ini berangkat dari penelitian mewawancarai sejumlah entrepreneurs yang sukses. Bahwa prinsip-prinsip ini diambil karena mereka cara berpikirnya bukan seperti manajer yang harus ditarget, tapi mereka bisa menghasilkan sesuatu karena mereka mempunyai modal dari dalam dirinya.

Ini adalah prinsip-prinsip efektuasi dimana kita harusnya bisa mengelola sumber daya yang kita miliki untuk menumbuhkan usaha yang ada. Semoga yang saya sampaikan bisa bermanfaat. Saya Nur Agustinus. Salam entrepreneur.

Sumber : T100
UCEO - Universitas Ciputra Entrepreneurship Online