Selasa, 25 Februari 2014

I HAVE A DREAM

"Saya memimpikan 25 tahun lagi akan lahir setidaknya empat juta entrepreneur baru di Indonesia. Dari Sabang sampai Merauke, dari pesisir sampai pegunungan, dari desa sampai kota-kota besar. Anak petani, anak nelayan, anak guru, anak buruh anak pegawai negeri, anak polisi, anak tentara menjadi entrepreneur."

(Ir. Ciputra)

 
Salah satu impian saya yang ingin saya wujudkan adalah membantu agar negara Indonesia menjadi negara entrepreneur. Untuk bisa mencapainya saya memutuskan untuk menuangkan visi dan misi saya tersebut dalam buku Ciputra Quantum Leap Entrepreneurship Mengubah Bangsa dan Anda.

Sebagaimana kita tahu, bangsa Indonesia yang memiliki kekayaan alam begitu melimpah ruah ternyata sebagian besar rakyatnya belum bisa keluar dari masalah pengangguran yang membawa mereka pada kemiskinan. Berdasarkan pengalaman hidup saya sendiri dalam mendirikan dan mengembangkan tiga grup pengembang: Jaya Group, Metropolitan Group dan Ciputra Group, saya melihat entrepreneurship adalah faktor yang hilang yang dulu pernah dimiliki oleh bangsa kita yang besar namun saat ini tidak dimiliki oleh sebagian besar rakyat kita. Anda dapat melihat riwayat hidup saya tentang entrepreneurship dalam buku Ciputra Way.

Di sisi lain, seorang ahli yang bernama Landes mengatakan bahwa sebuah bangsa bisa maju jika memiliki 2% penduduknya yang menjadi entrepreneur. Itu berarti dengan jumlah penduduk Indonesia saat ini maka kita memerlukan sebanyak 4,4 juta entrepreneur. Namun demikian data menunjukkan bahwa saat ini kita hanya memiliki 400 ribu entrepreneur saja yang berarti hanya 0,18% dari jumlah penduduk Indonesia. Sementara itu sesuai dengan pendataan Global Entrepreneurship Monitor (GEM) Singapura memiliki 7% dan Amerika memiliki 11%.

Lalu siapakah entrepreneur itu Bagi saya seorang entrepreneur adalah seorang yang dapat mengubah kotoran dan rongsokan menjadi emas. Dia adalah seorang yang mampu menciptakan perubahan kreatif yang berarti dari sesuatu yang tidak bernilai menjadi bernilai, menghasilkan sebuah produk akhir yang memiliki nilai pasar, dan mampu memulai perubahan tersebut dari nol atau dari kotoran dan rongsokan yang dianggap tidak berharga.

Proses entrepreneurship inilah yang telah saya lakukan selama ini pada setiap proyek pengembangan properti. Sebuah daerah yang tadinya tidak berharga dirubah menjadi kawasan perumahan terpadu yang mengangkat nilai dan harkat setiap orang yang menghuninya. Bukan saja itu, masyarakat sekeliling kawasan yang telah terbangun bisa menikmati keuntungan dengan fasilitas yang dibangun dan terbentuknya bisnis-bisnis baru akibat pertumbuhan ekonomi yang diakibatkan pengembangan kawasan tadi.

Dari sekian banyak ciri yang mungkin dimiliki seorang entrepreneur, saya melihat ada tiga ciri yang harus dimiliki seorang entrepreneur. Yang pertama dia adalah seorang yang mencipta peluang. Kedua, dia adalah seorang inovator, dan ketiga dia adalah seorang yang berani mengambil resiko yang terukur.

Seorang pencipta peluang berarti melalui imaginasi kreatifnya, ia sanggup melihat kebutuhan-kebutuhan di masyarakat baik yang belum terpenuhi maupun yang belum terpuaskan. Ini adalah kunci penting dari terciptanya sebuah bisnis baru di kemudian hari.

Contoh konkret dari hal ini adalah ketika saya menghadap Bapak Ali Sadikin, Gubernur DKI wilayah Ancol menjadi tempat rekreasi terbesar saat itu. Saya melihat kebutuhan tempat rekreasi yang diinginkan oleh masyarakat namun belum tersedia. Sehingga ketika usul pengembangan wilayah tersebut diajukan, pemerintah DKI menyetujuinya yang memang sesuai dengan rencana Bung Karno. Peluang Ancol telah tercipta.

Ciri kedua dari seorang entrepreneur adalah dia seorang innovator. Banyak orang kurang komplit mengerti kata ini. Inovator adalah seorang yang sanggup memperkenalkan hal baru kepada masyarakat dan masyarakat menerimanya. Sebuah hal yang baru namun belum diterima oleh masyarakat luas baru bisa disebut sebagai temuan atau invention. Seorang entrepreneur sanggup membuat produk yang tidak bisa ditolak oleh pasar.

Ciri ketiga dari seorang entrepreneur adalah dia seorang pengambil resiko yang terukur tidak berdasarkan emosi. Seorang entrepreneur sanggup menghitung resiko yang dihadapinya. Bukan itu saja, ia sanggup meminimalkan resiko tersebut. Sehingga sebelum pengambilan keputusan dilakukan ia telah membuat resiko sekecil mungkin dan peluang untuk berhasil sebesar mungkin.

Dari ketiga ciri diatas saya ingin menyoroti inovasi. Mengapa inovasi begitu penting dan relevan untuk diketahui oleh setiap pegawai Ciputra Group Inovasi harus terus dilakukan dalam berbagai aspek baik produk, sistem pengelolaan usaha, pemasaran dan lain-lain. Tujuannya adalah agar Ciputra Group selalu memiliki produk baru yang diterima oleh pasar. Karena hanya dengan inovasilah Ciputra Group akan menjadi kelompok yang terdepan dalam pengembangan dunia properti.

Itulah sebabnya sangat penting bagi setiap pegawai Ciputra Group untuk terus melakukan inovasi di wilayah kerja masing-masing. Selama ini, semangat inovasi inilah yang sebenarnya mendorong terciptanya bisnis-bisnis baru setiap tahunnya. Namun demikian inovasi tersebut bukan semata hasil pemikiran satu orang saja dalam sebuah perusahaan. Inovasi malah akan terwujud dengan mengaturnya dalam proses management of innovation and entrepreneurship.

Melalui pengalaman saya sendiri dalam pengembangan usaha dan akhir-akhir ini melalui Universitas Ciputra Entrepreneurship Center (UCEC), saya yakin bahwa semangat, jiwa dan keterampilan entrepreneurship bisa diajarkan dan ditularkan. Itulah sebabnya setiap pegawai Ciputra Group harus belajar dan itu diawali dengan membaca buku Ciputra Quantum Leap. Tentu saja ini baru awal. Saya berharap dengan terciptanya budaya entrepreneurship dan inovasi di Ciputra Group, perusahaan ini sendiri menjadi tempat untuk belajar langsung mengenai keduanya.

Akhirnya, saya sangat berharap agar setelah membaca buku tersebut, setiap pegawai bisa teryakinkan untuk memulai belajar dan mempraktikan proses entrepreneurship di perusahaan ini. Saya yakin ini akan membuat selalu membuat Ciputra Group menjadi pemimpin di bidang pengembangan properti.

Saudara bisa bayangkan, andaikata sebagian besar masyarakat Indonesia mengerti tentang entrepreneurship dan sanggup melakukannya, banyak orang akan bisa menciptakan lapangan kerja bagi diri sendiri dan orang lain. Setiap perusahaan bisa semakin maju dengan entrepreneurship akibatnya Indonesia akan semakin cepat mencapai kemakmuran yang bisa dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat dari Sabang sampai Merauke, dari pesisir sampai ke gunung-gunung. Inilah yang saya maksudkan sebagai Quantum Leap, lompatan yang membawa Anda dan saya dan bangsa Indonesia lepas dari kemiskinan dan melaju menuju kemakmuran dan kesejajaran dengan bangsa maju lainnya. Dan saya sudah bisa melihatnya melalui visi saya ke depan.

Pada waktu tulisan ini dibuat, apa yang tertulis dalam buku Ciputra Quantum Leap sedang dilaksanakan dengan penuh semangat antara lain seperti Training of Trainers bagi 1.600 dosen dari seluruh Indonesia sampai bulan Juli 2009, pengiriman 5 dosen Indonesia untuk belajar di Kauffman Foundation, Kansas City, AS, mendirikan D3 dan S2 khusus dibidang entrepreneurship dalam waktu dekat. Kerjasama dengan Yayasan Damandiri dan PT Puspita Martha untuk pelatihan entrepreneurship bagi sekolah mereka. UCEC menciptakan sebuah sistem pembelajaran entrepreneurship untuk pendidikan dasar menengah yang disebut sebagai Ciputra Entrepreneurship School (CES).

Cita-cita saya yang diawali dengan mendirikan UCEC saya harap bisa mendorong terciptanya Indonesia menjadi negara entrepreneur dalam waktu 25 tahun.

Kiranya Tuhan memberkati kita semua. 

(UCEO - Universitas Ciputra Entrepreneurship Online)