Salam Entrepreneur.
Apa kabar UC Onliners?
Perkenalkan nama saya Toni Antonio dari Universitas Ciputra. Pada hari ini kita
akan bersama-sama membahas tentang tujuh spirit dari Entrepreneur. Seperti yang terpampang
di bagian belakang, tujuh spirit dari entrepreneur ini menjadi jiwa, menjadi napas,
menjadi mindset dari Entrepreneur. Beberapa dari bagian-bagian spirit ini. Pernah
dibahas, sudah dibahas pada minggu-minggu yang terdahulu. Kita mengulang kembali
ketujuh spirit ini kemudian dua di antara tujuh spirit itu akan kita bahas bersama-sama.
Mengapa perlu tujuh spirit? Karena pada dasarnya entrepreneur terdiri dari tiga
bagian yaitu pemahaman, keterampilan, dan jiwa. Jadi ada knowledge, ada skill, ada
mindset. Nah, tujuh mindset ini, tujuh spirit ini perlu kita miliki karena bukan
hanya pengetahuan, bukan hanya keterampilan yang kita perlukan, tapi kita harus mempunyai
jiwa yang mendorong kita. Kita pernah membahas tentang passion di salam entrepreneurship.
Kita hari ini akan membahas tentang persistence. Kemudian kita juga akan membahas
tentang independence, bagaimana kita bisa bekerja tidak bergantung pada orang lain.
Kita juga pernah membahas pada minggu-minggu yang lalu tentang opportunity atau market
sensitivity, kreativitas dan inovasi, berani mengambil resiko atau calculated risk
taker, dan high etical standart atau etika seorang entrepreneur.
Dari ketujuh hal ini dua yang akan kita bahas pada hari ini. Sebelum saya membahas
satu per satu, mungkin juga timbul dari pemikiran bapak ibu sekalian teman-teman
semua UC Onliners semua, mengapa kita mengambil tujuh hal ini? Sesungguhnya penelitian-penelitian
yang mendalam sudah dilakukan terhadap para entrepreneur. Apa saja yang menjadi ciri-ciri
para entrepreneur? Jiwa apa saja yang terdapat dalam seorang entrepreneur? Lalu kita
mengadakan pengkajian, kita melakukan riset, kemudian kita membuat matriks dari sekian
banyak jiwa, mindset, karakter, spirit entrepreneur, dan kita mengambil tujuh yang
dipakai dalam pendidikan di Universitas Ciputra ini. Jadi, ketujuh spirit ini kita
peroleh dari pengkajian-pengkajian, kemudian seluruhnya kita terapkan dalam pembelajaran
di Universitas Ciputra ini. Baik bagi para mahasiswa, baik bagi para pasca sarjana,
maupun dalam latihan-latihan yang kita lakukan di dalam masyarakat. Kami percaya
bahwa jika kita mempunyai ketujuh spirit ini maka perjuangan kita untuk menjadi entrepreneur
akan mencapai akhir yang baik.
UC Onliners, dari ketujuh hal tadi, kita akan bahas dua, yaitu persistence. Persistence
itu artinya mampu tahan uji sampai mencapai garis akhir. Bagaimana kita bisa berjalan,
bagaimana kita bisa tahan menghadapi cobaan, bagaimana kita bisa tahan menghadapi
banyak rintangan-rintangan supaya kita bisa mencapai tujan akhir dari perjalanan
entrepreneurship. Tahun ini di Universitas Ciputra kita mengambil tema Entrepreneurship
Journey. Perjalanan seorang Entrepreneur. Karena sebetulnya ketika kita memulai melangakah,
kita berharap kita bisa mencapai garis akhir itu. Nah, masalahnya banyak sekali hal-hal
yang mengahalangi kita, banyak sekali hal-hal yang merintangi kita, banyak sekali
hal-hal yang membuat kita jatuh dan menyerah. sebab itu saya mengusulkan bahwa untuk
menjaga persistence ini, untuk menjaga kemampuan kita mencapai sampai akhir ini kita
harus bisa mengelola diri kita sendiri. Kita harus belajar mengelola diri kita, managing
self, kelemahan-kelemahan kita kita ketahui, kekuatan-kekuatan kita kita ketahui
kalau kita memang lemah dalam sesuatu jangan kita coba-coba masuk ke dalam pencobaan
seperti itu.
Jadi, self management. bagaimana kita mengatur diri kita. Di antara self management
ini adalah pengaturan waktu. Yang menarik sekali bahwa setiap orang mempunyai kesegaran
yang berbeda-beda. Atau prime time yang berbeda. Ada orang yang disebut orang malam
yang hanya pada malam hari lah dia menjadi sangat segar dan sangat efisien. Ada orang
yang disebut orang subuh, karena pada subuh, pada dini hari dia sangat fresh dan
mampu belajar. Kalau kita belajar satu jam pada prime time kita, maka itu akan mempunyai
hasil yang sama dengan beberapa jam pada waktu-watu yang lain. Jadi kita kenali prime
time kita, kita coba atur time management kita, pengaturan waktu kita, dan yang ketiga,
yang perlu kita aminkan, yang perlu kita taruh dalam hidup kita adalah goal setting.
Kita mau mencapai sasaran apa. Sasaran itu kita tulis, sasaran itu kita coba raih
supaya kita bisa mencapainya dengan baik itu. jadi, dengan menuliskan prime time
kita, dengan memilih prime time kita, mengenal prime time kita, kemudian dengan mengatur
waktu kita, maka kita bisa membuat diri kita persistence mencapai garis akhir dengan
baik.
Hal yang ketiga, hal yang ketiga adalah tentang independence. Jadi sesudah passion,
persistence, independence. Passion, persistence, independence. Independence adalah
kemampuan kita untuk bekerja tidak bergantung kepada orang lain. Apa maksudnya? Jadi,
kadang-kadang ketika kita mengerjakan tugas kita sangat bergantung kepada orang.
Kita tidak bisa bekerja karena kita masih menunggu pekerjaan mereka. Nah ini sedapat
mungkin kita hindari karena kalau bisa kita bekerja hanya bergantung kepada kita.
Kecepatannya kita atur sendiri, tidak bisa bergantung kepada orang lain sehingga
pekerjaan kita terhambat karena menunggu pekerjaan orang lain. Harus diatur. Task
Management. Kemudian juga hal yang kedua adalah bagaimana independence dalam diri
kita adalah kita bisa mengembangkan diri kita.
Di tayangan ini kita melihat ada beberapa hal tentang pola pendidikan abad 21. Pola
pendidikan abad 21 dimana kita dituntut mau tidak mau harus belajar sendiri. Kita
tidak bisa bergantung kepada sekolah, kita tidak bisa bergantung kepada training.
Sekolah dan training akan memperlengkapi kita dengan sangat baik. Tetapi terlalu
banyak hal yang harus kita pelajari sendiri. Sebab itu, usul saya, ketika kita memikirkan
pengambangan diri, coba kita belajar. Pertama adalah bagaimana self study, bagaimana
mengembangkan kemampuan kita untuk belajar. Bagaimana mengembangkan kemampuan kita
belajar tidak bergantung pada sekolah, tidak bergantung pada lembaga-lembaga training,
tapi tergantung kepada resource, sumber-sumber yang tersedia di masyarakat. Misalkan,
internet. Misalkan, buku-buku. Misalkan, koran. Misalkan, tivi. Dan juga seperti
kita semua sedang balajar ini UC Online ini menjadi sumber bagi kia untuk balajar
sehingga kita bisa mengembangkan diri kita tidak bergantung pada orang lain.
Jadi, independence di dalam penyelesaian tugas, independence dalam pengembangan
diri, independence dalam mengelola resource-resource yang ada di sekeliling kita
akan membuat diri kita semakin kaya sehingga kita bisa mengantisipasi perubahan-perubahan
yang terjadi.
Kembali pada tayangan ini. Di sini ada tayangan pola pendidikan abad 21. Kalau kita
melihat pola pendidikan abad 21 ini, maka pada bagian tengah disebut Core. Jadi pendidikan
abad 21 memang masih memberikan inti, isi, core daripada keilmuan itu. Tetapi kalau
kita lihat pada sisi kanan dan sisi kiri, ada beberapa hal yang bisa kita pelajari.
Pertama, pada pendidikan abad 21 sangat bergantung kepada ICT. Tanpa mengenal ICT,
kemampuan mengelola internet, kemampuan mengelola komputer, kita akan sangat ketinggalan.
Jadi untuk mencapai pendidikan abad 21, agar pendidikan abad 21 maksimal, kita harus
mengerti tentang komputer. Tentang ICT, tentang jaringan. Hal yang kedua ialah life
skill.
Bagaimana kita mengembangkan life skill? Tadi kita sudah mengatakan bagaimana kita
perlu mengembangkan belajar kita, kemampuan membaca kita, kemampuan menulis kita,
kemampuan berkomunikasi. sejak kecil kita belajar membaca, tapi sampai dewasa pun
kita harus terus menerus mengembangkan kemampuan membaca kita. Sejak kecil kita belajar
menulis, tapi sampai dewasa pun kita harus terus menerus belajar menulis. Bagainama
menulis yang baik, mengkomunikasikan ide-ide kita secara tertulis. Sejak kacil kita
belajar berbicara, tapi sampai dewasa kita terus harus mengambangkan kemampuan kita
berbicara. Bagaimana berbicara efektif, bagaimana berbicara tepat waktu, bagaimana
berbicara memotivasi orang, bagaimana berbicara untuk menjual ide-ide kita.
Jadi, life skill itu harus kita kembangkan. Jadi sesudah core, ICT, life skill,
maka yang keempat adalah kita harus melihat pada abad 21 ini berbeda dengan abad-abad
sebelumnya. Kita mesti paham yang disebut 21 century content. Apa yang sedang terjadi
dalam masyarakat? Tren-tren apa yang sedang terjadi di masyarakat? Perubahan-perubahan
apa? Misalkan dalam teknologi, handphone berubah begitu cepat sehingga itu bisa kita
pakai. Banyak hal bisa berubah. Kondisi masyarakat, budaya masyarakat, politik, kehidupan,
perdagangan, dan lain-lain. Dan kita harus memahami. Tanpa memahami itu kita tidak
bisa menjadi seorang yang independen. Kita perlu memahami konten dari ada ke-21 ini.
Dan yang terakhir kita juga sebagai seorang yang independen harus mengembangkan
kemampuan berpikir. Pada ujungnya kemampuan berpikir kita lah yang akan kita uji.
Pada ujungnya kemampuan berpikir kita menentukan langkah kita ke mana. Jadi, bapak
ibu sekalian, persistence, dan independence, dua dari tujuh spirit yang harus kita
kuasai disamping tujuh hal yang lainnya yaitu passion, persistence, independence,
opportunity, kreatif, berani mngambil resiko, dan etika. Maka hari ini kita membahas
tentang persistence dan independence.
Saran saya, secara terus menerus marilah kita raih, pahami, taruh dalah hidup kita
ketujuh spirit itu. Lalu kita terapkan dalam kehidupan kita terutama dalam pencapaian
kita untuk menjadi entrepreneur. Saya Toni Antonio, selamat berentrepreneurship spirit.
Salam Entrepreneur..
Sumber : Entrepreneurship Ciputra Way (Batch 2)
UCEO - Universitas Ciputra Entrepreneurship Online
UCEO - Universitas Ciputra Entrepreneurship Online