Salam Entrepreneur UC Onliners...
Saya ingin mengajak anda semua memahami lebih jauh apa yang dimaksud oleh Pak Ciputra
dari puisinya dia, juga dari apa yang dia ceritakan tentang IPE. Apa yang akan saya
bagikan kepada anda semua, berdasarkan pengalaman saya bekerja di Ciputra Group selama
25 tahun ini.
Bapak ibu sekalian UC Onliners, saya akan memulai dengan IPE. Sekitar 2
tahun yang lalu ketika Pak Ciputra berusia sekitar 80 tahun, beliau memikirkan dengan
sangat serius, kalo beliau menyarikan semua kesuksesan beliau, kata apa yang bisa
mewakili? Apa saja yang menjadi intisari rahasia keberhasilannya? Kemudian setelah
memulai perenungan yang dalam untuk beliau, Pak Ciputra menyampaikan, ada 3 kata.
Itulah yang beliau katakan sebagai IPE atau Integritas, Profesionalisme dan Entrepreneurship.
Dan sejak 2 tahun yang lalu itu, IPE menjadi budaya kerja dari Ciputra Group. Pak
Ciputra ingin IPE menjadi bekal bagi kami semua di Ciputra Group untuk terus menumbuhkan
usaha lebih besar lagi, memberikan manfaat lebih besar lagi untuk masyarakat.
Baik Ibu Bapak sekalian. Itu tadi sedikit tentang IPE. Sekarang saya akan memulai
dengan puisi yang beliau sampaikan. Ijinkan saya untuk mengucapkan kembali kalimat-kalimatnya
dari puisi ini. Puisi ini judulnya Sang Entrepreneur. Yang menurut Pak Ciputra inilah
hasil dari pemikiran dan perenungan beliau tentang proses yang terjadi dalam diri
beliau dan sudah terjadi puluhan tahun, dan dia coba sarikan dalam sebuah puisi yang
beliau karang sendiri, dan beliau sampaikan di publik, dan menjadi sebuah pembelajaran
bagi yang lain. Bunyi puisinya seperti ini:
Sang Entrepreneur
Ada yang melihat, namun tidak berpikir
Ada yang berpikir, namun tidak mengerti
Ada yang mengerti, namun tidak berkesan
Ada yang berkesan, namun tidak beraksi
Ada yang beraksi, namun tidak berentrepreneur
Ada yang berentrepreneur, namun tidak berhasil
Entrepreneur sejati, gagal 10 kali, bangkit 11 kali.
Puisi berisi kata-kata penuh makna yang singkat dan padat. Perlu direnungkan untuk
memahami lebih jauh. Dan barangkali perlu dijelaskan Dan tentu saya ingin berbagi
kepada anda semua berdasarkan pengalaman saya bersama beliau, bersama Pak Ciputra
selama 25 tahun terakhir ini. Saya menjadi saksi mata dari sepak terjang beliau.
Bagaimana dia mengembangkan usaha Ciputra Group, dari dulu kecil, sekarang besar.
Beliau berhasil melipatgandakan usahanya dengan kemampuan Entrepreneurshipnya. Bapak
Ibu sekalian, memang beliau ini seorang yang unik, pandai, kreatif, dan sangat entrepreneurial.
Barangkali puisi ini pun tidak mampu secara seluruhnya menjelaskan apa yang ada di
kepalanya. Terlalu banyak hal yang ada di kepalanya. Namun demikian, saya mencoba
menyampaikanny kepada anda berdasarkan pengalaman selama saya bekerja bersama beliau
juga dari kata-kata kunci yang dia ungkapkan di dalam kalimat-kalimat yang baru saja
disampaikan kepada anda semua.
Baik, mari kita mulai dengan larik yang pertama yang mengatakan, Ada yang melihat,
namun tidak berpikir”. Apa artinya ini? UC Onliners, membaca larik
pertama dari puisi ini, saya teringat kepada sebuah pengalaman ketika beliau memberikan
sebuah ceramah di sebuah seminar. Beluai mengajak peserta untuk memikirkan seekor
ayam. Beliau bertanya seperti ini: “Kalau anda melihat gambar ayam, atau kalau
anda melihat ayam, apa yang terpikir di kepala?”. Sambil bercanda beliau mengatakan
“Ya, paling tidak ada tiga kemungkinan. Pertama ketika orang melihat ayam,
dia berpikir, ini bisa dmasak apa? Yang kedua berpikir, Wah, ayam ini, kalo dibisniskan,
bisa jadi bisnis apa? Bagaimana dilipat gandakan? Atau yang ketiga (sembari beliau
tertawa, tentu ini lelucon) ada yang berpikir kalau lihat ayam bagaimana cara mencurinya?”
Nah, Bapak Ibu UC Onliners, yang ingin disampaikan oleh Pak Ciputra bahwa
kita barangkali memiliki pengalaman kehidupan yang sama. Tetapi apa yang ada di kepala
kita bisa berbeda-beda. Dan Entrepreneur memiliki sebuah cara pandang tertentu sebuah mindset tertentu
terhadap kehiduan. Mereka melihatnya dari kaca mata peluang.
UC Onliners, sekarang kita berpikir, kalau ingin memiliki pola piker atau mindsetnya
Entrepreneur, apa saja yang harus ada dalam diri kita? Dari pengalaman saya bersama
dengan beliau, saya ingin menyimpulkan ada tiga hal. Yang pertama adalah Passion atau
Hasrat. Yang kedua, Vision atau Visi. Dan yang ketiga adalah Wawasan yang
luas.
Baik, saya akan mulai dengan yang pertama. Passion atau Hasrat. Hasrat yang
besar untuk jadi Entrepreneur. Saya ingin mendefinisikan hasrat adalah sebuah keinginan
yang begitu besar. Dan ketika kita melakukannya, kita tidak bisa membedakan lagi
apakan ini pekerjaan? Apakah ini bermain? Apakah ini sebuah karya sosial? Semua berbaur.
Batas-batasnya seakan hilang karena kita begitu senang. Begitu semangat melakukannya.
Saya ingin jelaskan dengan sebuah pengalaman saya bersama dengan beliau, dengan Pak
Ciputra. Dalam sebuah semnar, beliau pernah mengatakan seperti ini: Kalo kalian ingin
sukses, kalian harus punya kinginan tiga kali. Tidak cukup satu kali.
UC Onliners, saya akan coba jelaskan. Apa yang dimaksud dengan ingin tiga
kali. Bukan ingin satu kali, bukan ingin dua kali. Seandainya anda suatu kali ingin
nonton film. Anda mau berangkat, eh, hujan. Kalo keinginan anda hanya satu kali,
anda tidak jadi berangkat. Tapi kalau keinginan anda dua kali, anda mungkin cari
payung. Anda berupaya untuk tetap bisa berangkat ke bioskop. Bayangkan anda
sudah keinginannya dua kali. Sampai di bioskop, karcisnya habis. Kalo keinginan anda
hanya dua kali, anda akan pulang. Tapi, kalo keinginan anda tiga kali, anda akan
berusaha, akan tunggu sampai pertunjukan barikutnya. Jika perlu, barangkali anda
melakukan negosiasi kepada orang yang sudah memiliki tiket sebelumnya dengan mengatakan,
“Dek, Adek bisa beli tiket lagi nanti malam, bagaimana kalau tiket anda saya
beli dengan harga yang lebih baik?”. Kita akan melakukan berbagai hal kalau
keinginannya tiga kali. Nah, Pak Ciputra mengatakan “Ingin menjadi Entrepreneur
yang sukses. Anda harus memiliki keinginan tiga kali. Begitu kuat. Untuk jadi Entrepreneur
yang sukses”.
UC Onliners, sekarang yang kedua. Vision atau visi. Apa itu visi?
Menurut kami, visi adalah impian masa depan. Gambaran masa depan yang ingin kita
capai. Yang sangat kita inginkan. Yang menggelora jiwa kita. Yang membuat kita sangat
termotivasi karena kita ingin mencapainya. Gambaran itu harus cukup jelas supaya
memotivasi kita semua. Saya akan ceritakan kembali pengalaman saya dengan Pak Ciputra.
Suatu kali saya menemani beliau untuk berbicara di depan karyawan. Dan beliau mengatakan
kalimat ini di depan karyawan-karyawannya. “Kita sebagai developer, kita tidak
membangun perumahan tetapi membangun kehidupan”. Beliau menempatkan visi yang
jauh lebih besar daripada sekedar bangunan rumah. Tapi ingin melihat kehidupan yang
menjadi lebih baik. Oleh karena itu kami di perusahaan Ciputra Group kami berusaha
membangun tidak hanya sekedar rumah tapi membangun suasana, membangun fasilitas,
hospital, rumah sakit, pendidikan, dan berbagai hal, supaya kehidupan yang kaan dibangun,
bukan sekedar rumah. Membangun kehidupan bukankah lebih menantang daripada membangun
sekedar rumah?
Saya juga teringat suatu kali saya menemani beliau membuka salah satu sekolah kami.
Kami sengaja mengembangkan sekolah-sekolah bertemakan Entrepreneurship di kompleks-kompleks
perumahan kami. Pak Ciputra memberikan sambutan dengan memberikan kalimat ini. “Saya
membangun sekolah ini, perumahan ini untuk mereka”. Siapa yang dimaksud mereka?
Yaitu anak-anak itu. Anak-anak yang masih muda. Saya menyimpulkan begini: Beliau
memiliki pandangan yang jauh kedepan. Tidak sekedar rumah, tetapi bahkan generasi
yang berikutnya dia pikirkan. Itu menjadi visi. Dan dari visi yang besar itulah berbagai
hal yang baru, hl-hal yang inovasi itu dipikirkan supaya kehidupan menjadi lebih
baik. Saya memberikan contoh yang lain. Ketika beliau sekitar tujuh tahun yang lalu
hendak memulai gerakan entrepreneurship di Indonesia, yaitu ingin menyebarkan semangat
dan kecakapan Entrepreneurship ke Indonesia, beliau berkeliling ke berbagai tempat
di Indonesia, bertemu dengan berbagai pihak untuk meyakinkan masyarakat, meyakinkan
pemerintah betapa pentingnya Entrepreneurship. Suatu kali ketika dalam sebuah pertemuan
dengan pada penyidik di kota Medan, beliau meyampaikan visinya. Kembali dalam bentuk
puisi. Judulnya “I Have A Dream”. Dalam puisi ini terkandung visi beliau.
Sebuah impian yang indah untuk masa depan bagaimana nanti Entrepreneurship bisa membuat
kita semua, Indonesia menjadi lebih baik.
Saya ingin sampaikan kepada anda puisinya seperti ini: Judulnya I Have A Dream.
Saya memimpikan, dua puluh lima tahun lagi, akan lahir empat juta Entrepreneur baru
di Indonesia.
Dari Sabang sampai Merauke. Dari Pesisir samai pegunungan.
Dari desa sampai kota-kota besar.
Anak petani, anak nelayan, anak guru, anak buruh, anak pagawai negeri, anak polisi,
anak tentara, menjadi Entrepreneur
Itu visi yang akhirnya menjadi dasar daripada Yayasan Ciputra Entrepreneur atau
Universitas Ciputra Entrepreneurship Center di dalam upaya kami menyebarkan Entrepreneurship
ke seluruh pelosok tanah air. Ke berbagai macam kelompok masyarakat, supaya pada
masa yang akan datang lebih banyak Entrepreneur akan ikut serta membangun Indonesia.
Contoh yang berikutnya. Sejak tiga tahun yang lalu kami memulai pelatihan pemberdayaan
Entrepreneurship untuk TKI di Hongkong, di Singapore, kami juga pernah ke Malaysia
dan kami juga pernah ke Korea. Ketika kami bertanya kepada beliau, apa visi Pak Ciputra
dengan memberdayakan TKI, Tenaga Migran kita untuk mampu beretrepreneur? Beliau berkata
kalimat ini. “Saya mendambakan, suatu kali salah satu dari mereka, beberapa
dari mereka, atau sekelompok dari mereka akan menjadi pengusaha nasional di Indonesia.
Mereka bisa membuka usaha. Melipatgandakan sehingga pantas disebut sebagai pengusaha
nasional”. Itulah visi. Bukankan visi seperti itu membuat kita bersemangat
dalam bekerja. Menggelorakan jiwa kita memotivasi diri kita di dalam bekerja karena
kita tahu sedang malakukan visi yang sangat bernilai dan bermanfaat.
UC Onliners, sekarang kita masuk ke factor yang ketiga yang beliau sebut
sebagai wawasan. Pak Ciputra mengatakan, tidak cukup bahwa kita memiliki hanya wawasan
bisnis. Kita juga harus tahu apa yang terjadi di industri. Harus paham apa yang terjadi
di perekonomian kita. Harus paham apa yang terjadi secara sosial dan politik. Itu
semua yang membuat wawasan kita makin luas dan makin dalam. Apa gunanya? Beliau mengatakan
supaya kita bisa memahami tren. Karena Entrepreneur bisa memanfaatkan tren yang akan
terjadi untuk menciptakan peluang yang baru. Atau bahasa kami sebagai pengembang,
kami berpikir bagaimana kita bisa membeli produk yang akan datang, barang yang akan
datang dengan harga sekarang. Untuk bisa memahami itu, harus punya wawasan yang luas,
wawasan yang dalam sedemikian rupa sehingga kita paham tren apa yang kan terjadi
di masa yang kan datang.
UC Onliners, kita bersama kembali melihat larik yang pertama dari sajaknya
Pak Ciputra yang mengatakan melihat, tapi tidak berpikir. Tentu sekarang kita ingin
melihat dengan berpikir. Apa yang dipikirkan? Pak Ciputra sendiri mengatakan, seorang
Entrepreneur berpikir bagaimana cara mengubah kotoran dan rongsokan menjadi emas.
Jadi, pola pikir Entrepreneur adalah yang haus akan peluang. Selalu mencari atau
bahkan menciptakan peluang yang baru untuk mengubah yang tidak berharga menjadi berharga.
Yang dibuang menjadi sangat bernilai. Atau dalam bahasa Pak Ciputra, mengubah kotoran
dan rongsokan menjadi emas. Nah untuk kita bisa selalu memiliki pikiran seperti itu,
apa yang harus dimiliki? Ada tiga hal. Yang pertama adalah hasrat yang besar, keinginan
yang besar untuk jadi Entrepreneur yang berinovasi. Yang kedua, mengembangkan visi
yang besar. Pak Ciputra memberikan contoh bukan sekedar membangun perumahan, tapi
ingin membangun kehidupan. Dia berpikir bahwa perusahaannya bukan sekedar berguna
untuk pelanggannya, tapi juga berguna untuk masyarakat. Yaitu dengn mengembangkan
Entrepreneurship. Ada visi yang besar yang menggelorakan dan membangun semangat.
Dan yang ketiga yang dia katakan sesuatu yang sulit, yaitu memiliki wawasan yang
luas. Nah, untuk itu kita harus belajar terus menerus. Saya ulangi kembali UC Onliners.
Haus akan peluang untuk mengubah kotoran dan rongsokan menjadi emas dan itu semua
di dukung oleh hasrat yang besar menjadi Entrepreneur, visi yang besar, dan wawasan
yang luas.
Demikian penjelasan saya UC Onliners tentang sebuah larik dari puisinya Pak
Ciputra dengan judun Sang Entrepreneur. Dan larik yang baru kita bahas tadi
adalah ada yang melihat namun tidak berpikir. Semoga bermanfaat untuk UC Onliners.
Saya Antonius Tanan.
Salam Entrepreneur…
Sumber : Entrepreneurship Ciputra Way (Batch 2)
UCEO - Universitas Ciputra Entrepreneurship Online