Salam Entrepreneur UC Onlines. Hari ini kita akan membahas mengenai Self Determination
bersama saya Nur Agustinus dari UCEO. Kita bahas mengenai apa itu determinasi diri.
Seorang entreprneur harus mempunyai sifat determinan. Kita tahu determinan itu artinya
menentukan. Sesuatu di mana dia itu mempunyai keinginan, dia mempunyai tujuan. Entrepreneur
itu akan berusaha selalu mencapai tujuannya. Nah, teori tentang determinasi
diri ini telah diselidiki dan dipelajari oleh seorang pakar psikologi yang bernama
Deci & Ryan. Apa tentang teori ini, mari kita akan bahas bersama-sama.
Mengapa seseorang mempunyai sebuah kemauan yang keras di mana dia berusaha untuk
menentukan bahwa tujuannya itu harus tercapai. Ini memang ada beberapa faktor. Menurut
penelitian Deci & Ryan ada tiga hal yang perlu ada dalam diri seorang yang memiliki
determinasi diri yang bagus. Ketiga hal ini adalah sebagai berikut.
Kalau kita lihat di sini adalah determinasi diri, pertama adalah dia harus mempunyai
yang namanya otonomi. Otonomi ini adalah bagaimana dia mempunyai kekuasaan atas dirinya.
Banyak orang yang, misalnya, hidupnya itu tergantung dari orang lain. Ketika dia
mau melangkah dia harus menunggu, katakanlah, persetujuan pihak lain. Ini akan membuat
otonominya berkuarang. Tapi kalau dia memiliki otonomi yang besar, ini akan mempengaruhi
determinasi dirinya.
Yang kedua. Jadi kalau kita lihat yang kedua, kedua adalah kompetensi. Kita tahu
setiap orang punya kompetensi yang berbeda-beda. Semakin orang memiliki kemampuan,
atau dia semakin kompeten dalam bidangnya, dia akan memiliki determinasi yang lebih
kuat. Jadi, jika anda para UC Onliners saat ini masih berusaha untuk menjadi entrepreneur,
salah satu langkah bagaimana meningkatkan determinasi diri adalah dengan meningkatkan
kompetensi ini. Walaupun saat ini kita sedang bekerja di perusahaan atau di kantor
atau di lembaga lain, kita sebaiknya selalu meningkatkan kompetensi. Ini adalah hal
yang penting karena kompetensi yang bagus, semakin kuat, akan meningkatkan determinasi
diri. Jadi kita sudah ketahui dua hal. Pertama adalah otonomi, sejauh mana UC Onliners
bisa membuat diri menjadi seorang yang otonom, dan bagaimana meningkatkan kompetensi.
Apa yang ketiga? Yang ketiga adalah relasi. Relasi atau hubungan. Hubungan ini,
kita bisa lihat, kalau kita memiliki hubungan dengan orang lain, semakin kita punya network,
semakin kita punya relasi yang baik, ini akan membantu keyakinan diri kita untuk
berusaha mencapai apa yang kita inginkan. Jadi, kita tidak mau atau kita tidak mudah
untuk menyerah. Dengan adanya relasi ini, ini akan membantu. Membantu kekuatan dari
detrminasi diri.
Sebetulnya kalau kita kembali pada teori-teori entrepreneurship, dan kita
selalu tahu bahwa seorang entrepreneur itu tidak mungkin lepas dari network.
Teori Efektuasi juga menjelaskan bahwa ada yang namanya Crazy Quilt. Jadi, Crazy Quilt,
kalau saya tuliskan di sini, ini adalah potongan-potongan perca. Jadi misalnya kita
tahu bahwa di penjahit itu biasanya banyak sisa-sisa kain misalnya kain ini, ada
kain ini, ada kain lagi, sisa-sisa potongan kain. Kalau kita gabung-gabungkan, kita
pernah melihat selimut yang berupa tempelan-tempelan, gabungan-gabungan dari potongan-potongan
kain ini, ini akan menjadi sebuah kain atau selimut yang indah, yang artistik. Nah,
dalam teori efektuasi, salah satu teori entrepreneurship yang sangat populer saat
ini, kemampuan entrepreneur yang baik adalah dia bisa menemukan orang-orang yang
dia kenal dan menggabungkannya menjadi sebuah katakanlah resource atau sumber
daya yang bisa untuk mencapai tujuannya. Jadi, tiga hal ini yang diteliti oleh Deci
dan Ryan itu menentukan determinasi diri.
Pertanyaannya adalah bgaimana kita melatih determinasi diri? Apakah memang ada orang
yang sudah dari dasarnya memiliki determinasi yang kuat atau hal itu memang bisa
dilatih? Kita tahu entrepreneur itu ada tiga. Petama kemungkinan dia dari lahir,
dari pendidikannya dan dari lingkungannya. Nah, kita juga yakin bahwa detrminasi
ini juga bisa dilatih. Artinya apa? Kita tahu bahwa ada orang-orang tertentu yang
ketika menghadapi sebuah masalah itu dia kemudia melakukan reaksi. Jadi misalnya
begini, katakanlah ini seseorang yang ingin mencapai sebuah goal atau tujuan. Tentunya
dia akan berjalan di sini. Tetapi, bagaimana kalau di tengah-tengah ini ada sebuah
halangan? Katakanlah kita mau menuju suatu tempat, ternyata ada tembok yang menghalangi.
Jadi, tentunya kita akan berjalan ke sini, kemudian berhenti. Ada tembok. Ada beberapa
hal yang sering terjadi, misalnya ada orang yang berjalan ke sini, padahal tujuannya
di sana, dia kemudian kembali. Ada juga yang di sini, ada hambatan, dia berhenti
di sini. Dia menjadikan ini sebagai tempatnya yang terakhir yang dia bisa capai.
Ada juga orang yang tidak menyerah. Dia berusaha mencari akal, mencari jalan, melingkar
mungkin, dan dia mencapai tujuannya. Ini sudah membuktikan dia sudah ada usaha yang
keras. Apa pun yang terjadi ada halangan apa pun dia akan berusaha mencapai tujuan.
Tetapi ada juga yang mungkin karena faktor-faktor yang lain tadi, entah itu otonomi,
entah itu kompetensi, dan juga relasi, dia bisa membuat terobosan, di mana dia menghancurkan
tembok ini atau menghilangkan tembok ini. Atau katakanlah dia membuat terobosan dan
dia tetap bisa menuju ke sana.
Jadi ini adalah bagaimana orang mencapai tujuan. Orang yang memiliki determinasi
yang kuat, dia tetap selalu ingin mencapai tujuan. Jadi, saat pertama dia harus punya
tujuan. Banyak orang yang sebetulnya tidak mempunyai tujuan. Nah itu adalah problemnya.
Kalau dia tidak mempunyai tujuan, dia tidak tahu kapan dia harus mencapainya atau
ke mana dia harus mencapainya. Dan kalau pun ada hambatan dan dia berhenti, dia bisa
merasakan ini cukup menjadi tujuan saya. Jadi seorang entrepreneur harus mempunyai
visi. Dia harus punya tujuan. Dia harus tahu mau jadi apa. Kalau dia tidak punya
visi, maka apa yang dia tuju juga tidak jelas. Jadi, langkah awal, punyalah visi.
Punyalah mimpi. Mimpi yang besar. Kemudian bergeraklah menuju mimpi itu. Punyalah
misi-misi untuk mencapai visi itu. Jadi, seseorang harus punya tujuan yang penting
yang pertama. Kemudian dia harus mencapai tujuan itu. Itulah yang namanya determinasi.
Kalau determinasinya lemah, atau dia tidak punya determinasi, dia akan mudah sekali
untuk kembali atau berhenti sehingga dia tidak berusaha untuk mencapai tujuannya.
Berhubungan dengan karakter seseorang, atau sifat, ada satu hal lagi yang sangat
penting yang menunjang determinasi seseorang yaitu yang namanya efikasi diri atau self efficacy.
Apa itu efikasi diri? Efikasi diri adalah sebuah keyakinan dari dalam diri orang
tersebut, ada keyakinan bahwa dia mampu untuk melakukannya. Jadi ini berbeda dengan
kepercayaan diri. Jadi, sebuah keyakinan bahwa orang itu atau misalnya kalau saya,
bahwa saya yakin bahwa saya mampu melakukannya. Misalnya, saya harus pergi ke luar
negeri. Saya kalau tidak yakin, maka saya akan menjadi ragu-ragu. Ini terlepas dari
kepercayaan diri. Tapi kalau saya yakin, maka saya akan berusaha untuk bisa. Jadi self efikasi
ini merupakan sebuah keyakinan bahwa saya mampu melakukannya. Jadi ini berkaitan
dengan kompetensi sebetulnya. Ketika saya yakin, misalnya mampu membuka usaha sendiri,
mampu membuat bisnis, maka saya akan bisa melakukannya dan kalau pun ada hambatan,
saya akan tetap berjuang, saya akan tetap berusaha, saya tidak akan mudah menyerah.
Kenapa? Karena saya mampu. Saya yakin bahwa saya mampu melakukannya. Nah, inilah
suatu hal yang penting mengenai efikasi diri.
Selain itu, ada juga teori dalam psikologi yang namanya Adversity Quotient. Adversity Quotient ini
adalah semacam kemampuan seseorang ketika mengahadapi masalah. Quotient di
sini artinya sebetulnya mirip IQ, Intelligence Quotient, jadi tingkat keyakinan
dia untuk mengatasi masalah, jadi daya tahannya. Ada orang yang ketika mengahadapi
masalah seperti ilustrasi yang tadi, ada tembok dia mundur. Dalam teori Adversity Quotient ini
ada beberapa tipe orang. Ada yang disebut dengan campers misalnya. Jadi ketika
dia sampai pada suatu. Jadi ilustrasinya adalah dia menaiki sebuah bukit atau gunung.
Ketika orang ini dia berjalan tentunya jalannya penuh terjal. Penuh kesulitan karena
tidak ada yang mudah dan hidup selalu dalam keadaan tidak pasti. Dia melihat, kemudian
menyerah. Dia berhenti di sini. Ini campers. Dia berkemah. Tapi ada juga
yang kemudian dia turun lagi itu ada juga seperti ilustrasi tadi, ada yang berhenti,
ada yang kembali. Tapi ada orang yang dia berusaha bisa tetap mempunyai daya juang,
daya tahan, sehingga dia akhirnya sampai pada puncaknya.
Determinasi adalah kemampuan, adalah sifat, adalah dorongan di mana dia bisa yakin
dan harus sampai ke puncak tujuan yang ingin di capai. Dia tidak akan berhenti di
tengah-tengah. Kita sering kali misalnya begini. Kita punya ide mau buka usaha. Tapi
orang tua mungkin bilang, “Ah, jangan. Kalau kamu buka usaha gina nanti kalau
rugi? Gimana kalau misalnya ada orang beli barangmu itu tidak bayar? Bagaimana kalau
misalnya krisis ekonomi terus berlanjut sehingga akhirnya modal yang kamu punya itu
akhirnya habis?”. Orang yang memiliki determinasi yang tinggi, dia tidak akan
peduli. Artinya apa? Kalu dia memiliki otonomi, dia yakin bahwa dirinya lah yang
menentukan di mana ini sama juga dengan teori dalam efektuasi yang nanti akan kita
jelaskan lebih lanjut dalam sesi-sesi yang lain, yaitu yang disebut dengan prinsip Pilot In The Plane. Kalau
kita adalah pilot di pesawat kita, kita lah yang menentukan kita mau mendarat di
mana, kita mau pergi ke mana. Jadi, determinasi adalah sebuah keyakinan, sebuah mindset, sebuah
sikap, di mana kita harus sampai pada tujuan. Ada halangan, kita akan gunakan otak
kita, untuk berpikir, untuk kreatif, untik inovatif, supaya bisa mengatasi hambatan
tersebut. Jadi, kalau pun ada hambatan, kita tidak akan menyerah. Kalau pun ada masalah,
kita akan berusaha untuk mengatasinya. Inilah kunci seseorang entrepreneur itu untuk
bisa berhasil. Kalau pun gagal dia akan bangkit. Kalau pun gagal sepuluh kali, dia
akan bangkit sebelas kali. Itulah determinasi.
Itu adalah prinsip yang sangat penting yang harus UC Onliners pegang. Jangan sampai
ada masalah, ada halangan, ada hambatan, atau mungkin misalnya hambatan itu bisa
saja hambatan dari keluarga, dari budaya, bahwa, “O, kamu itu lebih baik jadi
pegawai, lebih enak, tiap bulan dapat gaji, hidup pasti aman, nyaman”. Tapi
kita tahu bahwa entrepreneurship itu yang mengubah dunia, entrepreneurship itu yang
bisa mengubah bangsa, entreprenurship itu yang dapat mengubah diri kita. Itulah,
kalau kita punya keyakinan, kita yakin bahwa kita bisa, kita punya otonomi atas diri
kita, kita punya kompetensi yang selalu kita perbaiki, yang selalu kita tingkatkan,
dan kita jangan lupa, membina hubungan dengan orang lain, relasi, network,
dan membangun kerja sama semua itu butuh trust, kepercayaan, kejujuran, etika,
semua itu akan sampai. Dengan keyakinan, dengan kemampuan, dengan sebuah tekad, saya
pasti bisa, anda pasti bisa, UC Onliners juga pasti bisa. Salam Entrepreneur. Semoga
bermanfaat.
Sumber : Entrepreneurship Ciputra Way (Batch 2)
UCEO - Universitas Ciputra Entrepreneurship Online