Selasa, 25 Februari 2014

CREATIVITY & INNOVATION - Dharma Kusuma

Salam UC Onliners..
Salam jumpa. Nama saya Dharma Kusuma. Kali ini saya akan membawakan hubungan antara Kreativitas, Inovasi, dan Entrepreneurship. Seperti kita ketahui bersama, definisi Entrepreneurship menurut Ciputra Way adalah mengubah kotoran dan rongsokan menjadi emas. Kotoran dan rongsokan mau berubah menjadi emas membutuhkan suatu usaha yang tidak sedikit. Suatu usaha yang kreatif dan dramatis. Oleh karena itu dari definisi ini kita bisa lihat kuncinya adalah kreativitas dan inovasi.
Oke, sekarang kita akan lihat bagaimana hubungannya. Apakah itu kreativitas? Kreativitas itu sendiri adalah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide yang baru dalam bidang apa pun juga. Nah, bagaimana dengan hubungannya? Kita lihat berikut ini. Bahwa inovasi menurut definisi Ciputra Way adalah kreativitas yang diterima pasar. Inovasi sama dengan kreativitas plus penerimaan pasar. Kita lihat di sini. Apakah ada bisnis atau benda-benda atau hal-hal yg kreatif tapi tidak diterima pasar? Tentu saja banyak. Kita bisa lihat contohnya di sini. Ada beberapa contoh ide kreatif, tapi apakah Anda mau membelinya? Apakah Anda mau menggunakannya? Secara gampang kita lihat, apakah ada yang menjualnya di pasar? Kalau tidak ada, artinya tidak ada penerimaan pasar.
Oke, sebaliknya kita akan lihat, bagaimana dengan bisnis yang diterima pasar? Yang dicari oleh pasar. Yang dibutuhkan setiap orang. Semua orang membutuhkannya. Misalnya, seperti bisnis sembako. Sembilan bahan pokok, air galonan, menjual pulsa, itu semua orang membutuhkannya. Orang cari setiap hari. Tetapi, kalau tidak ada kreativitasnya, kita tidak bisa bilang itu inovasi. Apakah salah kita menjual hal-hal seperti itu? Berbisnis hal-hal seperti itu tentu tidak ada salahnya. Yang menjadi masalah adalah, ketika tidak ada kreativitas, di mana artinya bukan inovasi. Bisnis akan menjadi sangat ringkih. Sangat rentan terhadap kompetisi. Begitu tidak ada kreativitasnya, Anda masuk ke dalam dunia yang sangat kompetitif. Oleh karena itu dibutuhkan inovasi.
Baik, selanjutnya kita akan lihat. Dua gambar ini. Gambar yang A sebelah kiri. Dan gambar B yang sebelah kanan. Kalau kita perhatikan, tidak ada perbedaannya dalam hal isinya. Kontennya sama. Ada sate di dua-duanya, ada nasi di keduanya, ada ayam di keduanya, ada sayur di keduanya. Tapi kalau Anda mau lihat, Anda mau memilih, Anda lebih suka yang mana? Yang mana yang harganya lebih tinggi? Tentu banyak orang memilih yang B. Harganya lebih tinggi, bentuknya lebih menarik hati. Coba kita lihat. Kreativitas mampu mengubah, mampu me- leverage, mampu memultiplikasikan nilai, dari yang kiri menjadi yang kanan, dari A menjadi B. Sesederhana itu.
Baik, contoh satu lagi adalah seperti ini. Kalau kita lihat di sini ada 25 bentuk sepatu-sepatu yang modern, kreatif, karya-karya desainer terkenal. Nah, kalau saya mau kasih tugas kepada Anda, coba Anda pilih, Anda perhatikan baik-baik. Dari 25 gambar model sepatu ini, atau alas kaki ini, yang mana yang menurut Anda kreatif? Nomor 1, 2, 3 sampai 25 Anda pilih satu. Sudah Anda tentukan jawaban Anda? Baik, tentu jawaban Anda beragam. Tentu Anda bebas mengespkresikan pilihan Anda yang mana. Tapi pertanyaan kedua tolong dijawab. Jika model sepatu ini adalah karya desainer, dan harganya sangat mahal, dan Anda harus membelinya untuk Anda pakai sehari-hari, atau Anda berikan kepada orang yang Anda cintai. Pertanyaannya adalah, yang mana yang sekarang Anda pilih untuk Anda beli? Nah, tentukan. Sudah tentukan? Kita lihat sekarang perbedaannya. Pada pertanyaan yang pertama, jawaban Anda bisa sedemikian bebasnya Anda mengekspresikan, betapa Anda mengapresiasi karya-karya kreatif. Tetapi, begitu Anda harus menjawab pertanyaan yang kedua. Orang cenderung menjadi menyempit. Anda cenderung menjadi konservatif. Anda nggak berani lagi menggunakan sepatu-sepatu yang sangat kreatif dan modelnya luar biasa. Oke, kita lihat di situ. Nah, begitulah produk-produk kreatif. Yang menurut kita kreatif, produk-produk kreatif belum tentu diterima dengan baik oleh pasar. Kita buktikan barusan.

Untuk mengumpulkan ide-ide kreatif, kita bisa menggunakan cara yang sederhana ini. Misalnya, gunakanlah kata “dan”. Coba kita bermain. “Iya, dan”, “Iya, dan”, “Iya, dan”. Saya orang pertama, Anda menjadi orang yang berikutnya. Kalau saya bilang, hari minggu besok saya akan main sepeda. Anda akan menjawab “iya, dan”? Anda mungkin bisa menjawab. “iya, dan saya akan bersenang-senang”. Temannya yang lain akan menjawab “iya, dan saya akan mengajak teman”. Teman yang lain bisa menjawab “iya, dan kita akan berfoto-foto”. Nah, dengan menggunakan kata “iya-dan”, kita meng-generate banyak sekali, menghasilkan banyak sekali ide-ide. Sebaliknya, kalau kita gunakan kata “tapi”, contoh, “Saya berencana minggu besok kita akan berlibur ke Bali”. “Tapi”. Silakan Anda menjawab. “Tapi”. Ya teman yang lain mungkin, “Ya, tapi saya nggak punya uang. Ya, tapi di sana sedang ada hujan. Ya, tapi di sana pesawatnya mahal. Ya, tapi saya nggak punya waktu libur. Kalau kita gunakan “tapi”, yang kita dapatkan bukan ide-ide yang banyak. Tapi memotong, memangkas ide-ide, sehingga ide-ide itu semakin sedikit. Pertanyaannya, yang mana yang lebih baik? Kata “dan”, atau kata “tapi”?

UC Onliners, kata “dan” dan kata “tapi” bisa sama-sama kita gunakan. Hanya fungsinya memang berbeda. Kata “dan” biasa kita gunakan untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya ide. Sedangkan kata “tapi” kita gunakan untuk Critical Thinking. Untuk mengevaluasi apakah ide-ide itu bermanfaat, berguna, mudah dilaksanakan, atau berdampak bagi customer kita.

Baik, selanjutnya alat yang satu lagi yang saya ingin kenalkan kepada UC Onliners semua adalah penggunakan kata “TA’KU TIRU KO”. Mari sama-sama kita baca sama-sama di sini. “TA’KU TIRU KO” berarti  Tambah, Kurang, Tiru, Ubah & Kombinasikan.  Baik, kita ambil contoh sebuah payung yang sederhana ini. Kalau kita mau memancing kreativitas menggunakan alat “TA’KU TIRU KO”, apa yang kita mau tambahkan pada payung yang sederhana ini. Teman mungkin akan mengatakan, “Kamu tambah ukurannya, saya mau tambah besarnya, saya mau tambah harganya”. Kalau kita mau kurangi, apa yang kita kurangi? “Saya mau kurangi beratnya, saya mau kurangi lingkarannya, saya mau hilangkan warnanya. Atau kita mau ubah? Apa yang saya mau ubah? “Saya mau ubah bentuknya menjadi segi tiga, mengubah fungsinya bahkan”. Atau kalau kita mau tiru, “O, saya mau meniru telinga dari Mickey Mouse untuk diletakkan di atasnya”. Sekarang kalau kita mau kombinasikan, berbagai tambah, kurang, tiru dan ubah ini kita jadikan satu, kita kombinasikan. “O, saya akan membuat sebuah payung yang bisa menjadi alat untuk bertahan hidup di hutan, di laut, atau bahkan di kota besar. Saya mau tambahkan berbagai perlengkapan elektronik di dalamnya. Saya mau hilangkan beberapa hal di dalamnya sehingga mampu menjadi alat bantu hidup di tempat-tempat yang sulit”.

Sahabat UC Onliners, demikian penjelasan dari saya, mengenai kreativitas. Di sebelah sini Anda bisa lihat untuk terakhir kalinya ada satu slide. Satu tabel bagaimana menggunakan “Tambah, Kurang, Tiru, Ubah, dan Kombinasikan” untuk hal-hal sehari-hari. Anda lihat di atasnya ada Tambah, Kurang, Tiru, Rubah, dan Kombinasi”. Dari atas ke bawah Anda bisa lihat di situ ada promosi, kemasan, service, dan keuangan. Itu hanya sebagai contoh saja. Anda bisa isi apa yang ada mau tambah dari bagian promosi? Apa yang mau Anda tiru dari bagian kemasan? Atau ada yang Anda mau kurangi dari bagian keuangan? Demikian selanjutnya.

Baik, sampai di sini penjelasan saya.

Saya Dharma Kusuma.

Salam untuk sahabat semua UC Onliners..

Sumber : Entrepreneurship Ciputra Way (Batch 2)
UCEO - Universitas Ciputra Entrepreneurship Online