Selasa, 25 Februari 2014

ALL START IS DIFFICULT - Sudhamek AWS

Membesarkan usaha di awal itu lebih sulit daripada mengembangkannya. Bagaimana menurut Pak Sudhamek?
Ya kalau peribahasa sih mengatakan all start is difficult, segala awal itu memang sulit. Seperti kita mendorong mobil, kalau pertama kali kita dorong itu pasti berat, tapi begitu mobil itu sudah mulai bergulir karena dibantu dua-tiga teman habis itu mungkin tidak perlu empat orang, dua orang itu mungkin sudah kuat. Dalam konteks itu memang betul start up bisnis itu resikonya lebih tinggi, makanya bank juga nggak begitu suka dengan start up bisnis . Greenfields itu nggak terlalu, karena resikonya terlalu tinggi. Tapi jangan salah mengerti bahwa pada saat perusahaan tambah besar itu itu berarti lebih mudah, sama sekali tidak. Tantangannya sudah berubah berganti. Kompleksitas di sana jadi ujung-ujungnya bahwa hidup itu memang penuh dengan tantangan. Saya tidak mengatakan mana lebih sulit mana lebih mudah, tapi saya mengatakan masing-masih ada tantangannya sendiri-sendiri, dan oleh sebab itu sebagai seorang entrepreneur kita tidak boleh merasa berpuas diri. Orang tidak berpuas diri itu bukan berarti orang yang tidak pernah mensyukuri. Lain lho ya. Berpuas diri itu dikhawatirkan kita menjadi completion, mapan, lengah jadi tahu-tahu kita menjadi kodok rebus. Itu yang tidak boleh. Tetapi saya ingatkan tidak boleh kemudian ditafsirkan sebagai  tidak pernah bersyukur. Itu konteksnya memang relevan karena memang dalam hidup, sekali lagi supaya kita lebih bahagia memang dalam hidup kita perlu sekali-kali pause, berhenti sebentar, menoleh apa yang sudah kita capai kita syukuri. Jadi ini sampai itu bukan yang hanya diri kita. Termasuk kita bisa memberikan lapangan pekerjaan yang lebih baik bagi karyawan kita itu kebahagiaan tersendiri.
 
Bagaimana Pak Sudhamek mengembangkan usahanya hingga berkembang 100 kali lipat?
Ya, perusahaan itu pada saat masih kecil atau sedang dirintis sebagai sebuah start up bisnis tentu masalah operation sangat perlu diperhatikan sangat ini heavy operation, artinya memang entrepreneur itu dia akan sangat terlibat sangat intensif sekali kepada hal-hal yang sifatnya operasional. Berbicara bisnis, operasional itu tentu yang menentukan sebuah bisnis untuk bisa mulai berjalan itu adalah bisa jualan atau tidak. Jadi ini buat sales manajemen sebetulnya di awal ya. Tentu sales itu yang dijual adalah barang, kalau perusahaannya merchandising company, tentu dia beli lalu dijual, kalau dia manufacturing company kemudian sales itu baru bisa berhasil kalau di back up dengan manufacturingnya yang handal. Tetapi kalau saya cenderung melihatnya di awalnya yang nomor satu yang kita dekati adalah soal sales dulu. Kenapa sales? Karena dari sales lah kita menghasilkan uang sebetulnya. Dengan kita jualan laku, uang itu boleh masuk. Kalu uang sudah mulai masuk dengan asumsi itu dikelola dengan baik, maka di situ akan menghasilkan keuntungan. Bisnis itu baru bisa tumbuh dengan baik kalau dia untung. Jadi keuntungan itu memang diperlukan seperti sebuah nutrisi diperlukan tubuh ini supaya bisa tumbuh. Namun balik lagi kalau ditarik ke belakang keuntungan itu bisa terjadi kalau sudah ada penjualan. Sehingga lalu fokusnya adalah bagaimana kita bisa memastikan supaya penjualan itu bisa terjadi. Nah, ini yang di level-level pertama.
Tentu kalau kita masuk lebih dalam lagi, jualan itu bisa laku kalau, kita memang mempunyai produk atau servis yang berbeda dengan kompetitor. Simple aja sebenarnya bisnis itu filosofinya adalah about differentiation perbedaan saja. Tapi perbedaan bukan saja asal berbeda, tapi juga perbedaan yang memberikan nilai tambah bagi konsumennya. Dan nilai tambah ini adalah nilai tambah yang diperlukan dan dianggap penting oleh konsumen. Nah, lalu differentiation itu bisa differentiation pada produknya, bisa differentiation pada cara mendistribusiannya, bisa differentiation itu pada cara mengkomunikasikannya. Bisa differentiation itu sampai pada hal-hal yang sifatnya intangible yang sudah dalam bentuk brand value itu bagaimana kemudian membangun persepsi benak konsumen kita.
Apapun yang kita lakukan, pastikan kita membangun differensiasi yang dipersepsi itu penting bagi konsumen. Dengan konsumen melihat produk kita berbeda dan memberikan nilai tambah yang dia perlukan di situ dia akan membeli. Jadi kalau kita gunakan konsep yang simple dan klasik, AIDA. Attention, Desire, Intention sama Action itu bagaimana orang bisa dimulai bisa terjadi Attention ya karena dia melihat ada sesuatu yang perlu diperhatikan. Dan yang perlu diperhatikan dalam konteks ini adalah nilai tambah tadi. Nah di situlah kemudian dia akan membeli. Dia membeli lalu akan terjadi penjualan. Lalu penjualan ini harus ditata cara penjualannya, distribusinya dan sebagainya sehingga barang tersebut bisa mengalir dengan smooth dari satu titik kepada titik yang berikutnya. Dari situ kemudian perusahaan pelan-pelan akan tumbuh. Nah, tentu saat semakin tumbuh ya kompleksitas permasalahannya juga semakin tumbuh.
Sampai jumpa UC Onliners..

Sumber : T100
UCEO - Universitas Ciputra Entrepreneurship Online