Salam entrepreneur..
Halo UC Onliner, kita sudah membahas pada bagian pertama adalah mengenai resiko.
Pada bagian pertama saya sudah menjelaskan apa itu sebuah resiko, bagaimana resiko
itu selalu ada dalam kehidupan kita, dalam kehidupan keseharian kita, apa lagi dalam
bisnis kita. Resiko itu selalu ada. Sebagai entreprenur tindakan menghindari resiko
bukan pilihan. Atau mengahadapi resiko tersebut tanpa persiapan, itu lebih konyol
lagi. Bagaimana anda sebagi entrepreneur menghadapi resiko ini? Anda harus mengenali
resiko tersebut agar Anda dapat memeperhitungkan resiko tersebut untuk kemudian Anda
menghadapai resiko tersebut. Dan hasilnya Anda harus mampu untuk mengubah resiko
yang Anda hadapi menjadi sebuh peluang bisnis.
Pada bagian kedua ini, saya akan memberikan materi mengenai jenis-jenis resiko sehingga
kita dapat mengenali resiko ini lebih sistematis lagi. Ada enam jenis resiko. Satu,
resiko murni. Dua, resiko spekulatif. Tiga, resiko subjektif. Empat, resiko objektif.
Lima, resiko statis. Dan enam, resiko dinamis. Kita bahas satu-satu.
Resiko murni. Apa itu yang disebut resiko murni? Resiko murni adalah suatu resiko
dimana kemungkinan kerugian itu pasti ada. Namanya juga resiko. Tetapi kemungkinan
keuntungan dibalik resiko tersebut tidak ada. Jadi resiko kerugian ini pasti ada.
Keuntungan dibalik resiko ini tidak ada. Contohnya, kebakaran. Apabila bangunan gudang
Anda yang Anda miliki saat ini kebakaran, tidak ada potensi keuntungan di dalamnya
bukan? Apabila Anda mengalami kecelakaan, tidak ada potensi keuntungannya. Terjadi
banjir atau bencana alam, tidak ada satu pun potensi keuntungan di belakangnya. Nah,
ini yang disebut sebagai resiko murni. Biasanya resiko murni ini menjadi objek perlindungan
asuransi.
Kita lanjut. Yang kedua adalah resiko spekulatif. Tadi sudah resiko murni, yang
kedua sekarang adalah resiko spekulatif. Apa itu resiko spekulatif? Resiko spekulatif
adalah kemungkinan terjadi kerugian ada. Namanya juga resiko, tetapi dibalik resiko
kerugiannya tersebut, dibalik kemungkinan kerugian tersebut, ada tersembunyi keuntungan.
Jadi kemungkinan terjadinya keuntungan juga ada. Potensi dari kerugian dan keuntungan
yang akan terjadi bersamaan tersebut akan menajadi bahan analisis kita. Contohnya,
resiko usaha dalam bisnis Anda. Itu yang disebut resiko spekulatif. Apabila Anda
memulai suatu bisnis, anda akan bertanya-tanya, “O, ini laku apa nggak di bisnis?”.
Bisa laku, bisa nggak. Kalau nggak laku, Anda akan menghadapi apa yang namanya resiko,
tetapi dibalik resiko tersebut jangan-jangan usaha Anda bisa laku. Contohnya seperti
itu. Jadi dibalik resiko tersebut ada satu keuntungan. Ini yang bisa dianalisis.
Sekarang yang nomor tiga adalah resiko statis. Resiko statis adalah resiko yang
muncul dari kondisi keseimbangan tertentu. Contohnya, resiko terkena petir pada saat
kondisi alam tertentu. Misalnya, hujan begitu besar, menyambar-nyambar, Anda keluar,
dari situ Anda tahu di situ petir menyambar-nyambar Anda tersambat. Itu resiko statis.
Dimana resiko itu muncul karena suatu kondisi alam tertentu. Kondisi yang tertentu
yang Anda sudah tahu bahwa dalam kondisi hujan, penuh dengan petir, apabila Anda
keluar Anda akan tersambar petir. Itu namanya diisebut resiko statis.
Yang keempat adalah resiko dinamis. Resiko yang muncul dari perubahan kondisi tertentu.
Contohnya, apabila ada perubaha kondisi ekonomi masyarakat, atau perkembangan teknologi
yang belakangan ini semakin berkembang, berkembang, berkembang, itu akan memunculkan
resiko baru sebenarnya. Jadi, ada perubahan dari suatu kondisi ekonomi contohnya,
atau perubahan dari perkembangan teknologi yang belakangan ini sangat demikian cepat.
Itu memunculkan suatu resiko.
Yang kelima adalah resiko objektif. Apa itu resiko objektif? Resiko yang didasarkan
pada observasi yang objektif. Resiko ini muncul, resiko ini Anda nilai berdasarkan
penilaian Anda yang objektif dengan, penelitian dengan observasi, dengan observasi
yang lengkap. Anda akan mengenali, “O, Ini resiko saya”. Itu resiko yang
objektif.
Sedangkan yang terakhir, yang keenam adalah resiko yang subjektif. Apa itu resiko
subjektif? Resiko subjektif adalah resiko yang Anda kenali itu berdasarkan penilaian
yang subjekitf yang artinya Anda tidak melakukan penelitian, tidak melakukan observasi,
tapi Anda juga mempertimbangkan bahwa suatu kejadian adalah resiko berdasarkan penilaian
Anda semata.
Kita akan bahas contoh-contoh resiko murni. Saya akan balik dari pertama tadi itu.
Resiko murni adalah resiko yang kemungkinan kerugiannya ada, tetapi kemungkinan keuntungannya
tidak ada. Ini yang disebut resiko murni. Contoh, di dalam bisnis ada tiga. Yaitu,
resiko aset fisik, resiko karyawan, atau resiko legal. Apa itu resiko aset fisik?
Contohnya, resiko aset fisik adalah yang tadi saya berikan contoh pada Anda yaitu
kebakaran pada aset Anda, kebakaran pada bangunan Anda, kebakaran pada kantor Anda,
atau banjir yang melanda pabrik Anda. Itu semua resiko yang berkaitan dengan resiko
aset fisik. Itu resiko murni. Tidak ada potensi keuntungan dibalik resiko tersebut.
Yang kedua adalah resiko karyawan. Resiko karena karyawan dalam organisasi Anda mengalami
peristiwa yang merugikan. Saya ambil contoh misalkan, karyawan dalam organisasi kita
mengalami kecelakaan kerja. Sehingga dengan kecelakaan kerja yang dialami karyawan
kita, maka kegiatan operasional perusahaan akan terganggu. Demikian contohnya. Itu
disebut sebagai resiko karyawan. Yang ketiga adalah resiko legal. Apa itu resiko
legal? Contohnya adalah resiko kontrak yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Ini biasanya muncul dari suatu pendokumentasian yang tidak benar. Misalkan Anda sebagai
suatu perusahaan berselisih dengan perusahaan lain dimana perusahaan lain ini menuntut
ganti rugi kepada Anda karena Anda menyalahi suatu kontrak yang Anda tidak mengerti
atau sebagainya. Ini disebut sebagai resiko legal.
Berikutnya adalah resiko spkulatif seperti saya katakan tadi bahwa resiko spekulatif
ini adalah salah satu resiko bisnis yang akan Anda hadapi. Contoh-contoh resiko spekulatif
apa itu? Ada empat. Satu adalah resiko pasar. Resiko pasar adalah resiko yang terjadi
dari pergerakan harga atau kualitas harga pasar. Resiko yang terjadi dari pergerakan
harga pasar. Misalkan contohnya, apabila dalam bisnis Anda menjual suatu produk,
ketika terjadi kondisi ekonomi tertentu maka harga dari produk yang Anda jual ini
turun. Misalkan contohnya seperti itu. Anda tidak bisa berbuat apa-apa karena pasar
yang menentukan harganya turun, Anda akan mengalami kerugian. Kedua adalah resiko
kredit. Apa itu resiko kredit? Resiko kredit adalah resiko karena counter party atau
pihak ketiga gagal memenuhi kewajibannya pada perusahaan Anda. Contohnya, ini sangat-sangat
sering terjadi. Contohnya Anda menghasilkan suatu produk, kemudian produk konsumsi,
produk consumer goods, Anda menawarkan menjualnya ke konsumer Anda melalui toko-toko,
kemudian Anda memberikan piutang ke toko tersebut. Taruh barang di situ. Kemudian
sebulan kemudian Anda datang ke toko tersebut Anda menagih. Tenyata toko tersebut
tidak membayarnya kepada Anda. Bahkan suatu saat ternyata toko tersebut tutup atau
bangkrut. Ini resiko kredit. Nah, yang ketiga adalah resiko likuiditas. Apa itu resiko
likuiditas? Resiko likuiditas adalah resiko tidak bisa memenuhi kebutuhan kas. Uang
kas Anda habis. Resiko tidak bisa menjual dengan cepat karena ketidaklikuiditasan
atau gangguan pasar. Pada posisi tertentu misalkan Anda menjual suatu produk, kemudian
perubahan ekonomi berjalan di luar sebagai faktor-faktor yang ekternal bisnis Anda,
ekonomi jatuh, daya beli masyarakat turun. Anda tidak bisa menjual barang Anda sedangkan
produk-produk Anda di gudang ini cukup banyak. Anda tidak bisa menjualnya. Itu resiko
likuiditas. Dengan demikian kalau Anda tidak bisa menjual tentu akhirnya Anda tidak
dapat memperoleh kas untuk menjalankan bukan? Ini disebut resiko likuiditas. Yang
keempat adalah resiko operasional. Apa itu resiko operasional? Resiko operasional
adalah resiko kegiatan operasional yang tidak dapat berjalan dengan lancar dan mengakibatkan
kerugian. Kegagalan sistem, human eror, pengendalian dan prosedur yang kurang. Misalkan
contohnya, dalam perusahaan Anda, Anda sudah menggunakan komputerisasi yang sangat-sangat
canggih, suatu hari komputer Anda terserang virus. Dengan adanya komputer Anda ini
terserang virus kegiatan operasional Anda tidak dapat berjalan pada hari itu. Mengakibatkan
kerugian pada perusahaan Anda. Ini yang disebut dengan resiko operasional. Saya memberikan
contoh dua, yaitu resiko murni dan resiko spekulatif. Dua jenis resiko ini sangat-sangat
Anda perlu ketahui, Anda perlu kenali di dalam bisnis terutama bagi Anda yang sudah
mempunyai perusahaan dan akan menumbuhkan perusahaan Anda seratus kali lebih besar
daripada saat ini. Sekian bagian kedua. Salam entrepreneur..
Sumber: T100
UCEO - Universitas Ciputra Entrepreneurship Online