Kamis, 10 April 2014

RISK MANAGEMENT (Bag. 2) - Teddy Saputra

Salam entrepreneur..
Halo UC Onliner, kita sudah membahas pada bagian pertama adalah mengenai resiko. Pada bagian pertama saya sudah menjelaskan apa itu sebuah resiko, bagaimana resiko itu selalu ada dalam kehidupan kita, dalam kehidupan keseharian kita, apa lagi dalam bisnis kita. Resiko itu selalu ada. Sebagai entreprenur tindakan menghindari resiko bukan pilihan. Atau mengahadapi resiko tersebut tanpa persiapan, itu lebih konyol lagi. Bagaimana anda sebagi entrepreneur menghadapi resiko ini? Anda harus mengenali resiko tersebut agar Anda dapat memeperhitungkan resiko tersebut untuk kemudian Anda menghadapai resiko tersebut. Dan hasilnya Anda harus mampu untuk mengubah resiko yang Anda hadapi menjadi sebuh peluang bisnis.
Pada bagian kedua ini, saya akan memberikan materi mengenai jenis-jenis resiko sehingga kita dapat mengenali resiko ini lebih sistematis lagi. Ada enam jenis resiko. Satu, resiko murni. Dua, resiko spekulatif. Tiga, resiko subjektif. Empat, resiko objektif. Lima, resiko statis. Dan enam, resiko dinamis. Kita bahas satu-satu.
Resiko murni. Apa itu yang disebut resiko murni? Resiko murni adalah suatu resiko dimana kemungkinan kerugian itu pasti ada. Namanya juga resiko. Tetapi kemungkinan keuntungan dibalik resiko tersebut tidak ada. Jadi resiko kerugian ini pasti ada. Keuntungan dibalik resiko ini tidak ada. Contohnya, kebakaran. Apabila bangunan gudang Anda yang Anda miliki saat ini kebakaran, tidak ada potensi keuntungan di dalamnya bukan? Apabila Anda mengalami kecelakaan, tidak ada potensi keuntungannya. Terjadi banjir atau bencana alam, tidak ada satu pun potensi keuntungan di belakangnya. Nah, ini yang disebut sebagai resiko murni. Biasanya resiko murni ini menjadi objek perlindungan asuransi.
Kita lanjut. Yang kedua adalah resiko spekulatif. Tadi sudah resiko murni, yang kedua sekarang adalah resiko spekulatif. Apa itu resiko spekulatif? Resiko spekulatif adalah kemungkinan terjadi kerugian ada. Namanya juga resiko, tetapi dibalik resiko kerugiannya tersebut, dibalik kemungkinan kerugian tersebut, ada tersembunyi keuntungan. Jadi kemungkinan terjadinya keuntungan juga ada. Potensi dari kerugian dan keuntungan yang akan terjadi bersamaan tersebut akan menajadi bahan analisis kita. Contohnya, resiko usaha dalam bisnis Anda. Itu yang disebut resiko spekulatif. Apabila Anda memulai suatu bisnis, anda akan bertanya-tanya, “O, ini laku apa nggak di bisnis?”. Bisa laku, bisa nggak. Kalau nggak laku, Anda akan menghadapi apa yang namanya resiko, tetapi dibalik resiko tersebut jangan-jangan usaha Anda bisa laku. Contohnya seperti itu. Jadi dibalik resiko tersebut ada satu keuntungan. Ini yang bisa dianalisis.
Sekarang yang nomor tiga adalah resiko statis. Resiko statis adalah resiko yang muncul dari kondisi keseimbangan tertentu. Contohnya, resiko terkena petir pada saat kondisi alam tertentu. Misalnya, hujan begitu besar, menyambar-nyambar, Anda keluar, dari situ Anda tahu di situ petir menyambar-nyambar Anda tersambat. Itu resiko statis. Dimana resiko itu muncul  karena suatu kondisi alam tertentu. Kondisi yang tertentu yang Anda sudah tahu bahwa dalam kondisi hujan, penuh dengan petir, apabila Anda keluar Anda akan tersambar petir. Itu namanya diisebut resiko statis.
Yang keempat adalah resiko dinamis. Resiko yang muncul dari perubahan kondisi tertentu. Contohnya, apabila ada perubaha kondisi ekonomi masyarakat, atau perkembangan teknologi yang belakangan ini semakin berkembang, berkembang, berkembang, itu akan memunculkan resiko baru sebenarnya. Jadi, ada perubahan dari suatu kondisi ekonomi contohnya, atau perubahan dari perkembangan teknologi yang belakangan ini sangat demikian cepat. Itu memunculkan suatu resiko.
Yang kelima adalah resiko objektif. Apa itu resiko objektif? Resiko yang didasarkan pada observasi yang objektif. Resiko ini muncul, resiko ini Anda nilai berdasarkan penilaian Anda yang objektif dengan, penelitian dengan observasi, dengan observasi yang lengkap. Anda akan mengenali, “O, Ini resiko saya”. Itu resiko yang objektif.
Sedangkan yang terakhir, yang keenam adalah resiko yang subjektif. Apa itu resiko subjektif? Resiko subjektif adalah resiko yang Anda kenali itu berdasarkan penilaian yang subjekitf yang artinya Anda tidak melakukan penelitian, tidak melakukan observasi, tapi Anda juga mempertimbangkan bahwa suatu kejadian adalah resiko berdasarkan penilaian Anda semata.
Kita akan bahas contoh-contoh resiko murni. Saya akan balik dari pertama tadi itu. Resiko murni adalah resiko yang kemungkinan kerugiannya ada, tetapi kemungkinan keuntungannya tidak ada. Ini yang disebut resiko murni. Contoh, di dalam bisnis ada tiga. Yaitu, resiko aset fisik, resiko karyawan, atau resiko legal. Apa itu resiko aset fisik? Contohnya, resiko aset fisik adalah yang tadi saya berikan contoh pada Anda yaitu kebakaran pada aset Anda, kebakaran pada bangunan Anda, kebakaran pada kantor Anda, atau banjir yang melanda pabrik Anda. Itu semua resiko yang berkaitan dengan resiko aset fisik. Itu resiko murni. Tidak ada potensi keuntungan dibalik resiko tersebut. Yang kedua adalah resiko karyawan. Resiko karena karyawan dalam organisasi Anda mengalami peristiwa yang merugikan. Saya ambil contoh misalkan, karyawan dalam organisasi kita mengalami kecelakaan kerja. Sehingga dengan kecelakaan kerja yang dialami karyawan kita, maka kegiatan operasional perusahaan akan terganggu. Demikian contohnya. Itu disebut sebagai resiko karyawan. Yang ketiga adalah resiko legal. Apa itu resiko legal? Contohnya adalah resiko kontrak yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Ini biasanya muncul dari suatu pendokumentasian yang tidak benar. Misalkan Anda sebagai suatu perusahaan berselisih dengan perusahaan lain dimana perusahaan lain ini menuntut ganti rugi kepada Anda karena Anda menyalahi suatu kontrak yang Anda tidak mengerti atau sebagainya. Ini disebut sebagai resiko legal.
Berikutnya adalah resiko spkulatif seperti saya katakan tadi bahwa resiko spekulatif ini adalah salah satu resiko bisnis yang akan Anda hadapi. Contoh-contoh resiko spekulatif apa itu? Ada empat. Satu adalah resiko pasar. Resiko pasar adalah resiko yang terjadi dari pergerakan harga atau kualitas harga pasar. Resiko yang terjadi dari pergerakan harga pasar. Misalkan contohnya, apabila dalam bisnis Anda menjual suatu produk, ketika terjadi kondisi ekonomi tertentu maka harga dari produk yang Anda jual ini turun. Misalkan contohnya seperti itu. Anda tidak bisa berbuat apa-apa karena pasar yang menentukan harganya turun, Anda akan mengalami kerugian. Kedua adalah resiko kredit. Apa itu resiko kredit? Resiko kredit adalah resiko karena counter party atau pihak ketiga gagal memenuhi kewajibannya pada perusahaan Anda. Contohnya, ini sangat-sangat sering terjadi. Contohnya Anda menghasilkan suatu produk, kemudian produk konsumsi, produk consumer goods, Anda menawarkan menjualnya ke konsumer Anda melalui toko-toko, kemudian Anda memberikan piutang ke toko tersebut. Taruh barang di situ. Kemudian sebulan kemudian Anda datang ke toko tersebut Anda menagih. Tenyata toko tersebut tidak membayarnya kepada Anda. Bahkan suatu saat ternyata toko tersebut tutup atau bangkrut. Ini resiko kredit. Nah, yang ketiga adalah resiko likuiditas. Apa itu resiko likuiditas? Resiko likuiditas adalah resiko tidak bisa memenuhi kebutuhan kas. Uang kas Anda habis. Resiko tidak bisa menjual dengan cepat karena ketidaklikuiditasan atau gangguan pasar. Pada posisi tertentu misalkan Anda menjual suatu produk, kemudian perubahan ekonomi berjalan di luar sebagai faktor-faktor yang ekternal bisnis Anda, ekonomi jatuh, daya beli masyarakat turun. Anda tidak bisa menjual barang Anda sedangkan produk-produk Anda di gudang ini cukup banyak. Anda tidak bisa menjualnya. Itu resiko likuiditas. Dengan demikian kalau Anda tidak bisa menjual tentu akhirnya Anda tidak dapat memperoleh kas untuk menjalankan bukan? Ini disebut resiko likuiditas. Yang keempat adalah resiko operasional. Apa itu resiko operasional? Resiko operasional adalah resiko kegiatan operasional yang tidak dapat berjalan dengan lancar dan mengakibatkan kerugian. Kegagalan sistem, human eror, pengendalian dan prosedur yang kurang. Misalkan contohnya, dalam perusahaan Anda, Anda sudah menggunakan komputerisasi yang sangat-sangat canggih, suatu hari komputer Anda terserang virus. Dengan adanya komputer Anda ini terserang virus kegiatan operasional Anda tidak dapat berjalan pada hari itu. Mengakibatkan kerugian pada perusahaan Anda. Ini yang disebut dengan resiko operasional. Saya memberikan contoh dua, yaitu resiko murni dan resiko spekulatif. Dua jenis resiko ini sangat-sangat Anda perlu ketahui, Anda perlu kenali di dalam bisnis terutama bagi Anda yang sudah mempunyai perusahaan dan akan menumbuhkan perusahaan Anda seratus kali lebih besar daripada saat ini. Sekian bagian kedua. Salam entrepreneur..

Sumber: T100
UCEO - Universitas Ciputra Entrepreneurship Online