Senin, 17 Maret 2014

MEMANFAATKAN KEKAYAAN & ALAM NUSANTARA - Martha Tilaar

Anggota UC Onliner yang saya hormati. Saya sangat berbahagia untuk bertemu dengan Anda semuanya. Saya memperkenalkan diri, saya adalah Martha Tilaar, pengusaha kosmetik di Indonesia.
 
Modal Awal
Impiannya adalah mempercantik wanita Indonesia dan Asia melalui 3 hal, yaitu:
  • Tanaman Obat
  • Kosmetika
  • Aromatherapy

Saya mulai berusaha kecil sekali. Karena saya mempunyai mimpi besar. Waktu sepulang saya dari Amerika, saya ingin sekali untuk mempercantik perempuan Indonesia dan Asia, dan dunia. Dengan kekayaan alam Indonesia, yaitu tiga kekayaan alam, yaitu tanaman obat, kosmetik, dan aromatik.
Tapi pada saat itu saya mengatakan mimpi saya kepada almarhum bapak saya dan beliau mengatakan, ”O, bagus sekali”. Dia bilang, “Kamu punya uang nggak?”. “Nggak punya”. Terus maka itu saya juga dia bilang, “Ah, kamu itu mimpinya terlalu gede gitu lho”. Tapi, ayah saya luar biasa. Dia memotivasi saya, dan memanggil adik-adik saya yang kebetulan lawyer dan dokter untuk berkumpul untuk menjadikan suatu family company. Jadi, ada yang 30%, 10%, ayah saya 30%, dan saya 30%. Jadi family company, tapi kecil sekali karena uangnya memang terbatas.
 
Semua Usaha Besar Dulunya Kecil atau Mikro
Jadi, salon saya, saya mulai dengan salon karena pendidikan saya adalah kecantikan dan itu mulai 4x6 meter salon saya dengan satu karyawati Si Pon, dari Gunung Kidul. Nah, itulah saya mulai di garasi orang tua saya dan itu saya mulai kecil sekali. Tetapi ternyata kalau kita ingin terus berinovasi, ingin tekun menekuni, tahu-tahu saya juga ingin pergi ke, ditaruh di koran untuk advertise, tapi uangnya nggak ada. Jadi apa saya lakukan? Saya hanya tulis di ketikan aja brosur dan saya mengatakan American Licensed Beautician Would Like to Serve You dalam bidang kecantikan. Terus saya panggil tukang koran, “Pak, Aku boleh titip ini brosur saya di koran karena saya nggak bisa advertise di koran. Jadi, “Oh ya, boleh Bu. Boleh”. Akibatnya karena saya dekat di Jalan Diponegoro, tempat saya di belakangnya, Jalan Kesuma Atmaja, maka yang datang adalah ambassador-ambassador. Istri ambassador. “Wow, banyak amat?”. Itulah saya mulainya dari kecil.
Setelah tiga bulan, enam bulan saya minta ayah saya, “Sekarang Ayah, kita pindah ya ke paviliun atau garasi itu? Dan seluruh rumah bisa nggak buat salon?”. “Bisa”. Maka itu, ini lah permulaan daripada bisnis saya. Dan ternyata ayah saya selalu mengatakan, “Kamu bisa menguasai dunia”.
 
Strategi Sukses Menembus Pasar Domestik
Untuk menebus pasar Indonesia, memang saya perlu suatu hal yang berbeda dengan pedagang-pedagang jamu lainnya. Maka, pada suatu saat ketika kita pergi diundang oleh duta besar di negeri Belanda, lima puluh tahun kita merdeka, saya pergi ke Leiden dan suami saya pergi ke Reigs Herbarium untuk menekuni apa yang ada di negeri Belanda. Ternyata kekayaan Indonesia semuanya ada di negeri Belanda. Terperinci tulisannya. Maka itu suami saya mengatakan, “Kamu harus mengambil ini kembali dengan mempunyai profersuarial chair di Laiden”. Yaitu dalam ethnobothany dan medical antropology. Jadi, di samping itu supaya kita bisa mengusai lokal yaitu harus mempunyai hal yang berbeda. Scientific Approach itu. Jadi, apa yang kita katakan ada buktinya. Namanya promise and prove. Kalau tidak ada buktinya kita tidak akan masuk ke pasaran Indonesia.
Ini suatu contoh. Saya kumpulin banyak orang yang berjerawat. Saya kasih mereka free treatment, dan setelah sebulan, hilang jerawatnya dengan memakai belerang dan jeruk nipis. Itu saja. Terus dari situ jadi bagus. Terus saya pasang di salon saya. Orang pada bersongah, “Ini bener? Nggak bohong?”. Saya kasih orang yang berjerawat yang jelek jadi cantik-cantik. Jadi, mereka mau. “Oke, aku mau deh”. Karena local wisdom itu memang belum tertulis. Jadi, kalau kita pergi ke dukun-dukun, ahli-ahlinya itu oke saja. Sebab kalu satu dukun meninggal, satu perpustakaan terbakar.
 
Strategi Sukses Mengembangkan Usaha
DJIITU
  • Disiplin
  • Jujur
  • Iman yang Kuat
  • Inovasi Terus Menerus
  • Tekun
  • Ulet
Jadi saya praktikkan hanya jitu itu. Jadilah manusia jitu. Disiplin, jujur, iman kuat, inovatif terus. Jangan merasa sudah seneng, sudah cukup. Jangan. Inovatif terus. Terus tekun dan ulet. Tekun is focus. Jangan ini mau, itu mau, sudah. Nanti bubar. Jadi focus saja. Dan ulet, hardwork and consistent dalam pekerjaan. Jangan ini mau, itu mau, tetapi benar ulet. Pasti Anda bisa.
 
Strategi Menghadapi Krisis
  • Mengubah Krisis Menjadi Peluang dengan Berinovasi Terus
  • Jujur Terhadap Investor
Kearifan budaya itu sangat menjadikan saya suatu inspirasi. Jadi, kunjungan saya misalnya ini kunjungan saya ke Minang. Melihat emak-emak orang tua sedang menenun kainnya. Nah, saya tanya, “Mak, kalau warna yang dominan di Minang itu apa?”. “Hanya dua”, katanya. Yaitu kuning dan merah. Nah, dari omongan itu saya ada inspirasi itu. Membuat kosmetik yang dua warna. Nah itu yang orang lain belum mempunyainya. Jadi, suatu inovasi yang baru. Saya panggil ahlinya insinyur itu untuk membuat cetakan lipstik dua warna. Dan ternyata bisa. Dan dari situ kita menghasilkan satu lipstik yang aneh, tapi keluar pada tahun 1998 di mana kita sedang krisis ekonomi sehingga orang-orang yang biasa membeli produk luar negeri kan sudah empat kali naik, lima kali naik itu susah sekali. Dia bisa melihat lipstik kita yang dibuat oleh pada artis. Satu lipstik menjadi empat bibir. Di situ ternyata berhasil sekali. Banyak sekali perempuan-perempuan pada beli.
Nah itu doa saya terdengar karena saya saat itu banyak di Pulo Gadung ini tutup pabriknya 67,5%. Nah, jadi saya doa semoga kita tidak mem-PHK-kan perempuan-perempuan yang ada di factory kami, di pabrik kami. Dan ternyata terdengar karena 400% berarti 3 shift bukan 2 shift , 3 shift. Nah, itulah luar biasa karena murah dan mereka senang memakainya. Bagus, warnanya gold and red, gold and pink. Bagus sekali. Mereka bener sekali. Dan itu bisa juga mengatasi, inovasi itu bisa mengatasi tidak ada PHK di perusahaan kita.
Bahkan pada tahun 1999, karena kita sudah siap dengan produk-produk yang dibuat secara ilmuan, secara scientific, maka kita bisa survive dan bisa membeli seluruh share daripada Martina Berto untuk  kita semuanya.
Kita pergi ke Singapore, kita dapat loan dari Singapore, tapi pada saat itu orang semua bilang leave out aja, nggak usah bayar. Kamu jangan bayar. Ini kesempatan emas buat kami. Saya bilang, “No, saya utang, saya harus bayar”. Terus saya dihubungi bankers semua pada mendengarkan saya, saya bilang, “I come here to say that I can not pay today”. Ya to? Karena satu miliar jadi lima miliar. Bagaimana? Jadi “I can not pay. But if you want to help us to restucture and help us, don’t worry, I will pay until my last drop of blood”.
Terimakasih atas perhatiannya. Sampai jumpa UC Onliners. Salam Entrepreneur.

Catatan:
Walau krisis, semangat tetap menyala dan pikiran terus mencari inovasi untuk keluar dari krisis.
Ibu Martha Tilaar memanfaatkan begitu banyak hal yang “gratis” yang mengakar dari keragaman dan kekayaan budaya nusantara lalu mengubahnya jadi solusi kreatif bagi perempuan Indonesia dan dengan cara itu beliau mendirikan dan membesarkan usahanya.

Sumber: T100
UCEO - Universitas Ciputra Entrepreneurship Online